Cedera Kepala karena Kecelakaan, Haruskah Gunakan MRI?
Halodoc, Jakarta – Benturan di kepala akibat kecelakaan bisa jadi sesuatu yang menakutkan. Biasanya, cederanya tidak parah. Tapi, kadang-kadang bisa ada gegar otak, pendarahan di otak, atau retak pada tengkorak.
Sangat mungkin bagi dokter untuk meminta kamu melakukan pemindaian otak melalui tes MRI, guna memastikan kamu tidak memiliki tengkorak yang retak atau cedera otak yang serius. Pukulan ke kepala bisa menakutkan. Biasanya cederanya tidak parah. Tapi, kadang-kadang bisa ada gegar otak, pendarahan di otak, atau retak pada tengkorak.
Tapi, pemindaian ini biasanya tidak diperlukan. Misalnya, MRI yang dilakukan menciptakan gambar jaringan otak yang jelas. Tapi, pemindaian ini tidak dapat ditampilkan jika kamu mengalami gegar otak. Gegar otak berbeda dari patah tulang atau pendarahan. Gegar otak memengaruhi cara kerja otak dan sebagian besar orang pulih dalam beberapa minggu.
Baca juga: Cara Mencegah Trauma Kepala Ringan yang Perlu Diketahui
Hanya dokter yang dapat mendiagnosis gegar otak. Dokter akan:
-
Tanyakan tentang kecelakaan.
-
Melakukan pemeriksaan memori, ucapan, keseimbangan, dan koordinasi
-
Memeriksa kepala, mata, telinga, dan leher
-
Mencari gejala gegar otak, yaitu sakit kepala, muntah, mual, pusing, masalah keseimbangan, penglihatan kabur, denging di telinga, kebingungan, kehilangan memori, konsentrasi buruk, sensitivitas terhadap cahaya atau kebisingan, dan kehilangan kesadaran singkat
Pemindaian memiliki risiko. CT scan menggunakan radiasi yang dapat meningkatkan risiko kanker. Anak-anak, terutama bayi memiliki risiko lebih besar karena otak mereka berkembang. Anak kecil mungkin membutuhkan obat penenang, sehingga mereka berbaring diam untuk pemindaian.
Obat-obatan ini memiliki risiko. Dan hasil tes pencitraan terkadang tidak jelas. Ini dapat menyebabkan lebih banyak tes dan kunjungan ke spesialis.
Pemindaian otak menghabiskan banyak biaya. Bahkan, pemindaian MRI jauh lebih mahal ketimbang CT scan. Jika hasilnya tidak jelas, kamu mungkin harus membayar untuk tes tambahan dan kunjungan ke dokter.
CT scan biasanya merupakan tes pertama yang terbaik untuk digunakan jika dokter berpikir kamu memiliki patah tulang tengkorak atau pendarahan di otak. Dokter harus mencari gejalanya dan bertanya tentang kecelakaan itu.
Baca juga: Waspada Epilepsi yang Bisa Disebabkan oleh Trauma Kepala Ringan
Kemungkinan gejala fraktur dan pendarahan tengkorak jika kamu mengalami Kelemahan di satu sisi wajah atau tubuh, kesulitan berbicara, mendengar, atau menelan, visi berkurang, kejang, muntah berulang-ulang, sakit kepala parah, satu pupil mata lebih besar dari yang lain, keluar cairan atau darah dari telinga atau hidung, dan tengkorak melembut.
Pemindaian tidak asal dilakukan, dokter dapat melakukan CT scan jika kamu kehilangan kesadaran, mengalami kecelakaan mobil, jatuh dari ketinggian. MRI dapat membantu jika gejala berlanjut selama 48 jam atau lebih setelah cedera ataupun jika gejala memburuk.
Cedera otak traumatis (TBI) mengacu pada kerusakan atau kehancuran jaringan otak karena pukulan ke kepala yang disebabkan oleh serangan, kecelakaan mobil, luka tembak, jatuh, atau sejenisnya.
Dalam cedera kepala tertutup, kerusakan terjadi karena orang tersebut menerima pukulan ke kepala yang mencambuk ke depan dan belakang atau dari sisi ke sisi (seperti dalam kecelakaan mobil), menyebabkan otak bertabrakan dengan kecepatan tinggi di mana tengkorak bertulang di mana itu ditempatkan.
Baca juga: Alasan Trauma Kepala Berat Harus Ditangani Segera
Kondisi ini mengakibatkan memar jaringan otak dan merobek pembuluh darah, terutama di mana permukaan bagian dalam tengkorak itu kasar dan tidak rata. Dengan demikian, area spesifik otak paling sering lobus frontal dan temporal mengalami kerusakan. Kerusakan fokus ini sering dapat dideteksi melalui pemindaian MRI dan CT Scan.
Mengetahui kronologis terjadinya kecelakaan dapat menjadi upaya untuk mengambil tindakan medis paling tepat yang bisa dilakukan. Kalau ingin mengetahui penanganan cedera kepala akibat kecelakaan, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan