Cari Tahu Metode untuk Mendiagnosis Candidiasis
Halodoc, Jakarta - Faktanya, ada banyak jenis bakteri dan jamur yang hidup pada kulit tubuh, sebagian besar tidak menyebabkan bahaya serius. Pasalnya, tubuh memerlukan peranan jamur dan bakteri ini untuk membantu proses-proses alamiah. Beberapa jenis dari bakteri dan jamur menyebabkan terjadinya infeksi ketika pertumbuhannya tidak terkendali.
Jamur jenis Candida adalah salah satu dari organisme yang berpotensi menimbulkan ancaman pada tubuh. Pertumbuhan jamur berlebih bisa menyebabkan terjadinya infeksi pada kulit. Kondisi ini dikenal sebagai gangguan kulit candidiasis.
Penyakit ini sering menimbulkan rasa gatal dan ruam merah pada kulit, seringnya terjadi pada lipatan kulit. Ruam ini juga mampu menyebar luas ke bagian tubuh lainnya. Meski gejala yang muncul sering kali mengganggu aktivitas, pemberian krim antijamur mampu mengatasi permasalahan kesehatan ini.
Baca juga: Inilah 4 Hal yang Meningkatkan Risiko Candidiasis
Jamur Candida hidup secara alami pada kulit, tetapi dalam jumlah yang terbilang kecil. Ketika terjadi perkembang biakan yang tidak dapat dikendalikan, jamur ini bisa menyebabkan infeksi. Meski begitu candidiasis bisa terjadi karena cuaca hangat, pakaian yang terlalu ketat, kebersihan yang tidak terjaga dengan baik, kelembapan tinggi, kegemukan, dan frekuensi penggantian pakaian dalam yang jarang.
Candida suka tempat yang lembap, inilah mengapa ia lebih sering dijumpai pada area lipatan kulit. Bayi juga rentan mengalami gangguan kulit ini, terutama pada bagian pantat. Pasalnya, popok menjadi lingkungan hidup yang sangat ideal untuk jamur ini berkembang biak.
Meski tidak menular, orang yang memiliki imunitas lemah dapat turut terserang candidiasis jika bersentuhan langsung dengan kulit orang yang terinfeksi. Tidak hanya itu, terganggunya sistem imunitas tubuh memungkinkan terjadi infeksi yang cukup parah.
Orang-orang dengan daya tahan tubuh yang rendah (immunocompermise) seperti DM atau HIV-AIDS juga bisa tertular penyakit ini. Termasuk penyakit yang sifatnya opportunistik. Biasanya, dokter akan memberikan obat salep antijamur dengan lama penggunaan minimal 2 (dua) minggu.
Baca juga: Begini 4 Tips Sederhana Cegah Infeksi Candidiasis
Metode Diagnosis Candidiasis
Sebelum memutuskan diagnosis candidiasis, dokter akan menanyakan tentang riwayat kesehatan. Tidak hanya itu, dokter akan bertanya tentang diet yang sedang kamu jalani, obat-obatan tertentu yang mungkin kamu konsumsi, dan aktivitas yang kamu lakukan sehari-hari.
Jika dokter mencurigai adanya candidiasis kulit atau infeksi jamur pada vagina, akan dilakukan pemeriksaan fisik. Tetapi, jika diagnosis candidiasis ini masih diragukan, dokter akan mengambil sampel dari bagian kulit yang mengalami infeksi untuk diperiksa di bawah mikroskop sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat.
Apabila dokter memiliki anggapan bahwa kamu memiliki riwayat penyakit lain yang tidak terdiagnosis tetapi meningkatkan risiko terjadinya candidiasis, misalnya diabetes atau kanker usus, prosedur pemeriksaan lainnya mungkin diperlukan.
Baca juga: Ini 4 Jenis Candidiasis yang Perlu Diketahui
Cara untuk mendapatkan diagnosis candidiasis yang terjadi pada bagian esofagus, dokter akan merujuk kepada ahli spesialis yang dapat memeriksa bagian kerongkongan dengan endoskopi untuk diambil sampel dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Sementara untuk diagnosis candidiasis bagian dalam, pengambilan sampel darah mungkin diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan jamur Candida atau agen infeksi lainnya.
Itu tadi ulasan singkat mengenai bagaimana cara atau metode untuk diagnosis candidiasis. Jika kamu mengalami ruam dan gatal yang tidak biasa, segera tanyakan pada dokter, bisa jadi kamu telah terinfeksi jamur atau bakteri yang berbahaya. Kamu bisa bertanya pada dokter langsung melalui aplikasi Halodoc. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc di ponsel kamu melalui layanan Play Store atau App Store.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan