Cara Mencegah Trauma Kepala Ringan yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta – Kepala adalah bagian tubuh yang sangat penting yang perlu kamu lindungi sebaik-baiknya. Pasalnya, bila kepala sampai terbentur sesuatu yang keras, misalnya karena kecelakaan atau jatuh, maka bisa menyebabkan kamu mengalami trauma kepala ringan. Walaupun sebutannya trauma kepala ringan, nyatanya kondisi ini bisa memicu terjadinya komplikasi yang serius lho. Misalnya, seperti gegar otak. Itulah sebabnya kamu perlu tahu cara mencegah trauma kepala ringan berikut ini.
Trauma kepala ringan adalah kondisi ketika seseorang mengalami cedera ringan di kepala. Cedera tersebut bisa disebabkan karena kecelakaan, tertimpa benda yang jatuh, dipukul, atau kepala terbentur sesuatu saat terjatuh. Ringan atau beratnya kondisi cedera kepala yang dialami seseorang ditentukan dari nilai Glasgow Coma Scale (GCS).
GCS merupakan nilai yang menunjukkan tingkat kesadaran pengidap berdasarkan respon-respon yang diberikannya. Pengidap yang mengalami cedera kepala akan diminta untuk membuka mata, bergerak, dan berbicara untuk mengukur seberapa parah cederanya. Nilai tertinggi adalah 15 yang berarti pengidap memiliki kesadaran penuh. Sementara nilai terendah adalah 3 yang berarti pengidap mengalami kondisi koma.
Trauma kepala ringan sebaiknya tidak disepelekan, karena benturan yang keras ke kepala bisa memicu terjadinya gegar otak. Gegar otak bisa memengaruhi fungsi otak seseorang, tapi jarang menyebabkan kerusakan permanen. Namun sayangnya, gegar otak seringkali tidak disadari karena sebagian besar orang yang mengalami cedera kepala masih tetap sadar. Seiring berjalannya waktu, orang yang mengalami gegar otak akan mulai merasakan gejala-gejala berupa kehilangan keseimbangan, perubahan emosi, migrain, sampai amnesia. Sebaiknya, segera periksakan diri ke dokter bila kamu mengalami gejala gegar otak tersebut.
Jadi, trauma kepala ringan jangan dibiarkan begitu saja. Selain gegar otak, berikut komplikasi lainnya yang bisa terjadi akibat trauma kepala ringan:
-
Epilepsi.
-
Sindrom cedera otak kedua. Komplikasi pembengkakan otak yang berkembang sangat cepat dan bersifat fatal, biasanya terjadi pada cedera otak kedua. Cedera ini terjadi tidak lama setelah gegar otak pertama, di mana pengidap gegar otak belum sepenuhnya pulih.
-
Penumpukan efek akibat cedera otak. Cedera otak yang terjadi berulang kali dapat menyebabkan penumpukan gangguan fungsi otak yang bersifat permanen pada pengidapnya.
-
Vertigo dan sakit kepala. Komplikasi ini bisa dialami oleh pengidap selama satu minggu hingga beberapa bulan setelah mengalami cedera otak.
Mengingat trauma kepala ringan bisa menimbulkan dampak yang serius, maka kamu dianjurkan untuk melindungi kepala dengan sebaik-baiknya. Berikut hal-hal yang bisa kamu lakukan untuk mencegah trauma kepala ringan:
-
Kenakan alat pelindung diri saat bekerja di lingkungan yang berisiko terjadi kecelakaan.
-
Selalu kenakan helm saat berkendara dengan motor atau sepeda.
-
Kenakan juga alat pelindung kepala saat melakukan olahraga yang berisiko membahayakan kepala, seperti bersepeda, hoki, dan judo.
-
Jangan meletakkan barang-barang berat di atas lemari atau tempat tinggi lainnya agar tidak menimpa kepala.
-
Hindari perkelahian.
Bila kamu baru saja mengalami cedera kepala dan jadi sering merasa pusing setelahnya, sebaiknya segera kunjungi dokter untuk mendapatkan pengobatan sedini mungkin sebelum kondisi cedera kepala semakin parah. Kamu bisa membeli obat sakit kepala yang kamu butuhkan di Halodoc lho. Enggak perlu repot-repot keluar rumah, tinggal order saja lewat fitur Apotik Antar, dan pesananmu akan diantar dalam waktu satu jam. Jadi, tunggu apa lagi? Download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan