Campak pada Bayi, Kenali Tandanya Sejak Dini

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   05 Maret 2020
Campak pada Bayi, Kenali Tandanya Sejak DiniCampak pada Bayi, Kenali Tandanya Sejak Dini

Halodoc, Jakarta - Sudah enggak asing kan dengan penyakit campak? Penyakit ini disebabkan oleh virus nakal yang sangat mudah menular. Virus ini disebarkan lewat udara dan menginfeksi saluran pernapasan, lalu menyebar ke seluruh tubuh. 

Virus campak ini ada di dalam percikan cairan yang dikeluarkan ketika pengidapnya bersin atau batuk. Nah, virus ini bisa menulari siapa pun yang menghirup percikan cairan tersebut. 

Penularan virus campak juga bisa terjadi ketika seseorang menyentuh hidung atau mulut, setelah memegang benda yang telah terpercik air liur pengidapnya. Pertanyaannya, seperti apa sih gejala campak pada bayi? Jangan salah, ternyata gejala campak pada bayi tak hanya membuat dirinya rewel dan demam saja. Nah, berikut ulasan lengkapnya.

Baca juga: Campak dan Rubella, Serupa tetapi Tidak Sama

Banyak Keluhan pada Bayi

Gejala campak pada bayi atau anak-anak sebenarnya tak berbeda jauh dengan orang dewasa. Pada bayi atau anak-anak, awal gejalanya biasanya berupa  batuk, pilek, demam tinggi, dan mata merah. Selain itu, Si Kecil juga mungkin memiliki bintik-bintik koplik (bintik-bintik merah kecil dengan bagian tengah biru-putih) di dalam mulut sebelum munculnya ruam.

Ruam kemerahan ini bisa timbul di bagian wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti leher, dada, lengan, dan kaki. Selain hal-hal diatas, gejala campak pada bayi juga bisa ditandai dengan demam tinggi hingga 40 derajat Celsius. Demam dan ruam kemerahan perlahan akan hilang setelah beberapa hari.

Gejala campak pada bayi atau anak-anak dan orang dewasa bisa dibilang hampir mirip. Nah, berikut gejala campak secara keseluruhan. 

  • Mata merah dan jadi sensitif terhadap cahaya.

  • Gejala menyerupai pilek seperti sakit tenggorokan, batuk kering dan hidung beringus.

  • Mengalami demam tinggi.

  • Bercak kecil berwarna putih keabu-abuan di mulut dan tenggorokan.

  • Diare dan muntah-muntah.

  • Badan terasa lemas dan letih.

  • Sakit dan nyeri.

  • Tak bersemangat dan selera makan menurun.

  • Batuk kering.

  • Kelopak mata bengkak.

Baca juga: 5 Penanganan Pertama saat Anak Alami Campak

Ingat, segeralah ke dokter bila Si Kecil mengalami gejala-gejala di atas. Tak cuma itu, penanganan campak harus segera ditangani bila bayi atau anak-anak mengalami gejala seperti: 

  • Sesak napas.

  • Batuk darah.

  • Linglung.

  • Kejang.

  • Nyeri dada.

Cegah Campak Lewat Vaksin

Ibu perlu ingat, campak merupakan penyakit yang sangat menular. Menurut ahli dalam National Institutes of Health - MedlinePlus, 90 persen orang yang melakukan kontak dengan pengidap campak akan tertular campak. 

Namun, tingkat risiko ini bisa diperkecil bila mereka telah divaksinasi. Nah, dengan kata lain, vaksin merupakan cara terampuh untuk mencegah vaksin.

Kapan pemberiannya? Vaksin campak biasanya diberikan ketika bayi berusia 9 bulan, dan dilanjutkan dengan vaksin MMR ketika bayi berusia 15 bulan dan 5 tahun. Hal yang perlu digarisbawahi, jangan termakan hoaks kesehatan yang mengatakan imunisasi atau vaksin bisa menyebabkan anak autis.

Hoaks inilah yang pernah menimbulkan masalah di Amerika Serikat (AS). Pada tahun 2000, campak telah dieliminasi di AS. Namun, orang yang tidak divaksinasi dan bepergian ke negara lain (yang banyak terdapat kasus campak), kembali ke AS dengan virus ini. Hal inilah yang menyebabkan wabah campak kembali muncul. 

Sayangnya, beberapa orangtua di AS, tidak membiarkan anak-anak mereka divaksinasi. Alasannya, kekhawatiran yang tidak berdasar pada vaksin MMR yang melindungi tubuh dari campak, gondong, dan rubella. Katanya vaksin ini bisa menyebabkan autisme pada anak. 

Baca Juga: Hindari Tertular Campak dengan Vaksin

Padahal, menurut ahli dalam National Institutes of Health, penelitian besar terhadap ribuan anak tidak menemukan hubungan antara vaksin apa pun dan autisme. Singkat kata, organisasi kesehatan utama di Amerika Serikat, Inggris, dan di tempat lain mengatakan tak ada hubungan antara vaksin MMR dan autisme.  

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau Si Kecil memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur chat dan voice/video call,  kamu bisa kapan dan di mana saja mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
Kids Health. Diakses pada Januari 2020. For Parents. Measles. 
Mayo Clinic. Diakses pada Januari 2020. Measles.
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada Januari 2020. Measles.
National Health Service UK. Diakses pada Januari 2020. Health A-Z. Measles.