Bukan Karena Putus Cinta, Apa Itu Gagal Hati?
Halodoc, Jakarta - Hati adalah organ yang berfungsi memproses makanan dan minuman, kemudian diubah menjadi energi dan nutrisi untuk tubuh. Hati juga menyaring zat berbahaya, seperti alkohol, limbah dalam pembuluh darah, dan membantu tubuh melawan infeksi.
Terdapat tiga jenis gagal hati berdasarkan waktu perkembangan gejalanya, yaitu gagal hati akut, gagal hati sub-akut, dan gagal hati kronis. Gagal hati akut terjadi saat hati tidak berfungsi selama 8 jam setelah faktor penyebab menimbulkan kerusakan. Gagal hati sub-akut terjadi saat hati gagal berfungsi selama 8 - 26 minggu. Sedangkan gagal hati kronis terjadi secara perlahan, bahkan hingga beberapa tahun.
Baca Juga: 8 Orang Ini Berpotensi Terkena Gagal Hati
Penyebab Gagal Hati
Paparan virus atau bahan kimia berbahaya bisa mengganggu fungsi hati. Ketika hati telah rusak, kamu berisiko mengidap gagal hati. Penyakit ini perlu mendapatkan penanganan medis karena berpotensi mengancam nyawa.
Terdapat beberapa jenis penyakit dan faktor risiko gagal hati kronis. Antara lain:
-
Hepatitis B.
-
Hepatitis C.
-
Konsumsi alkohol dalam jangka panjang.
-
Sirosis.
-
Hemokromatosis, kelainan bawaan yang menyebabkan tubuh menyerap dan menyimpan terlalu banyak zat besi.
-
Malnutrisi atau kekurangan gizi.
Ada pula penyebab gagal hati akut yang prosesnya berlangsung dengan cepat, antara lain:
-
Overdosis obat acetaminophen.
-
Infeksi virus seperti hepatitis A, B, dan C (terutama pada anak-anak).
-
Reaksi terhadap resep dan obat herbal tertentu.
-
Tertelan jamur liar beracun.
Gejala Gagal Hati
Gejala awal gagal hati seringkali disebabkan oleh berbagai macam kondisi, sehingga sulit didiagnosis. Gejala awal yang menandakan gagal hati di antaranya mual, selera makan berkurang, mudah lelah, dan diare. Gejala ini nantinya berkembang dan menimbulkan penyakit kuning, perut membengkak, tubuh mudah berdarah, kebingungan mental (ensefalopati hepatik), mudah mengantuk, hingga koma.
Baca Juga: Tindakan Medis Ini Harus Dilakukan untuk Atasi Gagal Hati
Pengobatan Gagal Hati
Pengobatan yang dilakukan tergantung pada stadium penyakit gagal hati. Dokter mungkin akan meresepkan obat jika hanya sebagian hati yang mengalami kerusakan. Sebelumnya, diagnosis ditetapkan lewat scanning hati untuk mencari kerusakan. Hati yang belum sepenuhnya rusak masih dapat diobati dan akan tumbuh kembali. Namun jika kerusakannya terlalu parah, diperlukan transplantasi hati.
Pencegahan Gagal Hati
Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan hati:
-
Menerapkan pola makan dan hidup sehat.
-
Menggunakan obat parasetamol sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter.
-
Membatasi konsumsi alkohol harian.
-
Tidak berbagi peralatan pribadi dengan orang lain, misalnya sikat gigi dan pisau cukur.
-
Menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan sebelum makan atau setelah dari kamar mandi.
-
Mendapatkan vaksin hepatitis atau immunoglobulin untuk mencegah hepatitis A atau B.
-
Tidak berbagi alat suntik untuk menghindari penularan hepatitis B dan hepatitis C.
Baca Juga: Orang yang Tak Minum Alkohol Bisa Terkena Perlemakan Hati, Benarkah?
Jika ada pertanyaan lain seputar gagal hati, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Gunakan fitur Contact Doctor yang ada di Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan