Bukan Hanya Sulit Menelan, Disfagia Juga Sebabkan Kekurangan Nutrisi

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   07 Maret 2019
Bukan Hanya Sulit Menelan, Disfagia Juga Sebabkan Kekurangan NutrisiBukan Hanya Sulit Menelan, Disfagia Juga Sebabkan Kekurangan Nutrisi

Halodoc, Jakarta - Masalah pada organ kerongkongan sebenarnya enggak hanya menyoal radang tenggorokan saja. Sebab, ada masalah lainnya yang boleh dibilang cukup serius. Misalnya, disfagia yang bisa membuat pengidapnya mengalami gangguan menelan.  

Jangan sepelekan kondisi ini, sebab bila terjadi berkepanjangan, ia bisa mengindikasikan kondisi medis serius yang memerlukan perawatan.

Orang yang mengidap disfagia akan mengalami proses menelan yang sulit. Mereka membutuhkan usaha ekstra dan waktu lebih lama dalam proses penyaluran makanan atau minuman dari mulut ke dalam lambung. Kondisi ini bisa membuat nafsu makan seseorang menurun, bahkan malas untuk mengonsumsi makanan. Alhasil, tubuhnya tak mendapatkan nutrisi yang cukup.

Baca juga: Sulit Menelan Akibat Disfagia, Bisakah Disembuhkan?

Gangguan menelan yang satu ini berkaitan erat dengan kerongkongan. Organ tubuh ini memiliki panjang sekitar 20 sentimeter yang dilapisi dengan jaringan lembap berwarna merah muda, sebutannya mukosa. Nah, disfagia ini biasanya menjadi pertanda dari masalah tenggorokan. Ini bisa terjadi ketika seseorang makan terlalu cepat atau enggak mengunyah dengan cukup.

Banyak Faktor Penyebabnya

Meski bisa terjadi pada siapa saja, namun dalam kebanyakan kasus disfagia paling sering terjadi pada lansia, bayi, dan pengidap gangguan pada otak atau sistem saraf. Lalu, apa sih penyebab dari masalah yang satu ini?

Faktanya, gangguan menelan ini bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti:

  • Asam lambung (GERD) yang menyebabkan luka-luka dan penyempitan pada kerongkongan.

  • Otot pada kerongkongan tiba-tiba berkontraksi atau kejang pada kerongkongan.

  • Gangguan sistem saraf, seperti post-polio syndrome, multiple sclerosis, muscular dystrophy, atau penyakit Parkinson.

  • Gangguan sistem imun yang menyebabkan pembengkakan, peradangan, dan kelemahan, seperti polymyositis atau dermatomyositis.

  • Scleroderma atau pengerasan dan penyempitan jaringan pada kerongkongan serta kelemahan otot bawah kerongkongan.

  • Esofagitis atau peradangan pada kerongkongan yang disebabkan oleh asam lambung atau infeksi pada kerongkongan.

  • Tumor kerongkongan, baik jinak maupun ganas.

  • Benjolan di luar kerongkongan, seperti kelenjar limfa, tumor, atau bone spurs pada tulang belakang yang menekan kerongkongan.

  • Cedera otak, cedera saraf tulang belakang serta penyakit stroke.

  • Divertikula atau kantung-kantung kecil pada dinding kerongkongan atau tenggorokan.

Baca juga: Sulit Menelan? Kenali Gejala Disfagia

Awasi Komplikasinya

Meski tak terlalu mengkhawatirkan, namun bila tak ditangani dengan tepat disfagia bisa menimbulkan komplikasi. Contohnya:

  • Malnutrisi, dehidrasi, dan penurunan berat badan akibat kekurangan asupan nutrisi dan cairan.

  • Gangguan pernapasan, seperti infeksi saluran pernafasan atas dan pneumonia akibat makanan atau minuman yang masuk ke dalam saluran pernapasan saat menelan.

Penanganan Kasus Disfagia

Bila seseorang mengidap disfagia orofaring (mulut dan tenggorokan), perawatannya bisa melalui terapi menelan. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan otot, respon gerak mulut, dan merangsang saraf yang akan memicu refleks menelan.

Selain itu, ada juga pilihan lainnya seperti menemui ahli gizi untuk mendapatkan saraf mengenai pola makan yang tepat dan diet sehat serta seimbang. Biasanya, dokter akan menyarankan untuk memperbanyak asupan makanan lunak dan cairan untuk memudahkan proses menelan.

Baca juga: 9 Penyebab Disfagia yang Perlu Diketahui

Andaikan cara-cara di atas tak berhasil, dokter bisa menyarankan memasang tabung makanan untuk memasukkan nutrisi ke dalam tubuh selama seseorang sedang dalam proses pemulihan penyakit.

Tindakan ini biasanya dilakukan untuk orang-orang yang sudah mengalami komplikasi disfagia, seperti pneumonia, malnutrisi, dehidrasi, atau kasus parah lainnya yang berisiko mengalami kurang gizi.

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!