Bukan Cuma Infeksi Virus, Ini 3 Penyebab Sariawan pada Bayi
Halodoc, Jakarta – Sariawan bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada bayi. Umumnya, sariawan terjadi karena adanya infeksi virus, tetapi pada bayi ternyata ada hal-hal lain yang bisa menjadi penyebab munculnya sariawan. Bayi yang tiba-tiba menjadi rewel dan menolak saat disusui bisa menjadi salah satu tanda munculnya sariawan. Coba perhatikan apakah ada ditemukan luka atau bulatan berwarna putih dan kuning pada area mulut.
Sariawan pada bayi bisa ditandai dengan munculnya bulatan putih atau luka pada gusi, bagian dalam bibir, atau di pipi. Kondisi ini bisa sangat mengganggu dan menyebabkan Si Kecil merasa tidak nyaman, bahkan nyeri. Hal itu yang kemudian membuat bayi menjadi lebih rewel dan sulit untuk menelan makanan atau susu yang diberikan. Selain infeksi virus, ada beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan sariawan pada bayi.
Baca juga: Stomatitis pada Anak, Lakukan Hal ini untuk Menanganinya
Penyebab Sariawan pada Bayi yang Perlu Diketahui
Pada dasarnya, sariawan jarang terjadi pada bayi namun bukan berarti tidak mungkin. Kondisi ini seringnya ditemui pada bayi yang sudah berusia di atas 10 bulan, tetapi bisa juga menyerang di usia berapapun. Belum diketahui secara pasti apa penyebab sariawan pada bayi, tetapi secara umum kondisi ini sering muncul karena infeksi virus.
Sariawan bisa terjadi karena adanya infeksi virus, bakteri, atau jamur. Selain itu, ada 3 hal lain yang diduga bisa menjadi penyebab bayi mengalami sariawan.
1. Luka pada Mulut
Sariawan bisa terjadi karena adanya luka pada mulut Si Kecil. Luka di mulut bayi bisa terjadi saat ia tidak sengaja menggigit lidah atau bagian dalam bibirnya. Bekas gigitan itu yang kemudian menjadi luka dan berkembang membentuk sariawan.
2. Makanan Tertentu
Bayi juga bisa saja mengalami sariawan karena mengonsumsi makanan tertentu. Jenis makanan yang bisa membuat anak-anak mengalami sariawan adalah buah yang memiliki rasa asam, seperti buah jeruk dan stroberi.
Baca juga: Cari Tahu 5 Penyebab Sariawan dan Cara Mengatasinya
3. Kurang Vitamin
Bukan tidak mungkin bayi mengalami kekurangan vitamin dan mineral. Risiko sariawan meningkat pada bayi yang kekurangan asam folat, zinc, zat besi, dan vitamin B12.
Sariawan pada bayi sebenarnya bisa menghilang dengan sendirinya. Umumnya, kondisi ini akan membaik setelah 7–10 hari. Namun, sariawan bisa membuat anak menjadi lebih rewel dan sulit makan serta menyusu, terutama karena rasa sakit yang masih terasa. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi sariawan pada bayi, agar tidak menjadi lebih parah.
-
Kompres area sariawan. Ibu bisa mengompres dengan es batu, sensasi dingin dari kompres ini bisa membuat sariawan mati rasa, sehingga nyeri tidak terlalu terasa. Namun pastikan bayi tidak kedinginan atau terganggu karena kompresan es batu
-
Sesuaikan jenis makanan yang dikonsumsi anak. Sariawan bisa membuat Si Kecil kesulitan untuk mengunyah makanan. Cobalah untuk memberi makanan bertekstur lembut saat anak mengalami sariawan.
-
Sering minum, hal ini bisa membantu menghindari bayi mengalami dehidrasi. Jika sulit, cobalah untuk memberi minum sedikit demi sedikit, tetapi sering.
Baca juga: Ini Trik untuk Sembuhkan Sariawan Saat Hamil
Sariawan yang tidak kunjung membaik sebaiknya segera diperiksakan ke dokter. Ibu bisa memanfaatkan aplikasi Halodoc untuk berbicara kepada dokter di mana saja dan kapan saja. Sampaikan gejala yang dialami Si Kecil melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!
Referensi:
Raising Children Australia. Diakses pada 2019. Mouth Ulcer.
Healthline. Diakses pada 2019. What Causes Mouth Ulcers?
WebMD. Diakses pada 2019. Dental Health and Canker Sores.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan