Buang Air Kecil di Kolam Punya Dampak Negatif Bagi Kesehatan?
Halodoc, Jakarta - Entah sengaja atau tidak, kebelet atau malas beranjak dari kolam, tak sedikit orang yang buang air kecil di dalam kolam ketika berenang. Pertanyaannya, apa kamu juga melakukannya? Enggak perlu malu, Michael Phelps, peraih 23 medali emas Olimpiade juga kerap melakukannya, kok! Faktanya, meski terbilang sebagai kebiasaan “jorok”, tetapi banyak orang masih sering pipis di kolam ketika berenang.
Banyak yang mengira kalau urin yang dikeluarkan itu akan “dibunuh” oleh senyawa di dalam kolam, yang fungsinya untuk menetralisir air di kolam renang dari berbagai mikroorganisme. Senyawa tersebut disebut sebagai klorin. Nah, klorin sendiri amat reaktif, makanya senyawa ini selalu digunakan dalam kolam untuk menyingkirkan bakteri yang tak diinginkan. Masalahnya, apa benar klorin bisa membasmi urin sehingga tak masalah untuk buang air kecil di dalam kolam renang?
Baca juga: Berbagai Macam Gaya Renang dan Manfaatnya
Kalau beranggapan seperti itu, maka kamu salah besar. Peringatan yang dibuat di sekitar kolam renang untuk menjaga kebersihan kolam (termasuk tak boleh berkemih), bukannya dibuat tanpa alasan. Melansir Time, kata ahli dari Purdue University, AS, masih banyak pemahamam keliru bahwa pipis di kolam renang bisa diterima dan tak berbahaya. Padahal, hal itu bisa menimbulkan masalah yang tak bisa disepelekan.
Urin - Klorin, Sama dengan Senyawa Beracun
Ingat, klorin amat reaktif. Senyawa ini bisa bereaksi dengan apa pun materi organik yang kamu beserta pengunjung lainnya bawa ke dalam kolam, termasuk urin. Melansir Time, ketika asam dalam urin bergabung dengan klorin maka akan timbul produk sampingan yang disebut cyanogen chloride (CNCI) dan trichloramine (NCl3). Kamu mesti harap-harap cemas, sebab keduanya merupakan senyawa beracun yang bisa menimbulkan efek samping.
Cyanogen sendiri bisa membahayakan jantung, paru-paru, dan sistem saraf pusat. Sementara itu trichloramine dikaitkan dengan cedera paru-paru akut dan penyebab asma pada anak-anak.
Enggak cuma itu, urin yang kamu keluarkan juga bisa bereaksi dengan disinfektan di dalam kolam dan menghasilkan senyawa bernama DPS. Senyawa inilah yang jadi biang keladi dari iritasi mata dan sistem pernapasan. Tuh, bikin resah kan?
Masih Relatif Aman
Penasaran enggak sih dengan berapa banyaknya urin di dalam kolam renang? Kata ahli, setidaknya satu orang bisa mengeluarkan urin sebanyak 30-80 milimeter setiap berenang. Nah, coba kamu bayangkan berapa banyak urin di kolam renang umum saat sedang ramai?
Baca juga: Ketahui Teknik Bernapas yang Benar Saat Berenang
Hmm, sebenarnya sih masalah kesehatan di atas belum “seberapa”. pasalnya, kata ahli dalam dosis tinggi dampak paparan cyanogen chloride bisa menyebabkan muntah-muntah, kejang-kejang, kehilangan kesadaran, kelumpuhan, hingga kematian.
Eits, tetapi jangan panik dulu. Ingat, efek yang ditimbulkan di atas hanya terjadi bila cyanogen chloride berada level yang tinggi. Setidaknya terdapat 12 mikrogram per liter cyanogen klorida di setiap kolam renang umum. Angka itu masih jauh dari batas yang dinyatakan tidak aman oleh World Health Organization (WHO).
Yang perlu kamu ingat, dampak buang air kecil di kolam renang memang tidak baik, tetapi kecil kemungkinannya bisa menimbulkan masalah kesehatan yang “mengerikan”. Pasalnya, dibutuhkan sekitar 25.000ppm (per juta bagian) cyanogen klorida yang terproduksi untuk menyatakan kalau air di kolam renang mematikan. Nah, kata ahli, untungnya hal itu enggak mungkin terjadi di kolam renang umum. Meski begitu, jangan buang air kecil di kolam renang demi kesehatan kita bersama, ya!
Baca juga: 8 Manfaat Positif dari Rutin Berenang
So, kesimpulannya anggapan urin dapat “dibubuh” oleh klorin di dalam kolam sangat tidak tepat. Justru gabungan keduanya menghasilkan senyawa yang dapat menimbulkan sederet masalah kesehatan.
Punya keluhan kesehatan setelah berenang? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!