Bolehkah Minum Pereda Nyeri Jika Alami Dismenore?
Halodoc, Jakarta – Tiap wanita memang bisa mengalami gejala yang berbeda-beda saat menstruasi. Sebagian wanita beruntung tidak mengalami gejala apapun, termasuk nyeri perut saat menstruasi. Namun, kebanyakan wanita biasanya mengalami nyeri haid sebelum atau selama masa menstruasi. Kondisi ini dinamakan dismenore.
Dismenore pun bisa muncul dengan tingkat keparahan yang bervariasi, mulai dari yang ringan hingga sangat parah sampai bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Nah, bila rasa sakit dismenore sudah tidak tertahankan lagi, bolehkah minum obat pereda nyeri? Cari tahu jawabannya di sini.
Baca juga: Datang Bulan Tanpa Alami Dismenore, Wajarkah?
Ketahui Gejala Dismenore
Dismenore atau nyeri haid biasanya muncul 1–2 hari sebelum menstruasi atau pada hari-hari pertama menstruasi. Kondisi ini ditandai dengan gejala berupa kram di bagian bawah perut. Nyeri haid sebenarnya normal terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan, karena itu merupakan proses yang terjadi secara alami di rahim wanita. Seiring bertambahnya usia, dismenore juga akan menghilang secara bertahap, apalagi setelah memiliki anak.
Namun, pada beberapa orang, dismenore bisa terjadi secara berlebihan. Rasa nyerinya bisa berlangsung lebih lama dibandingkan nyeri haid normal, yaitu mulai dari awal haid dan tidak hilang meskipun haid sudah berakhir. Bahkan, rasa nyeri ini terasa lebih buruk selama menstruasi berlangsung. Rasa nyeri yang seharusnya mulai menghilang seiring bertambahnya usia, malah tetap muncul di usia 30–45 tahun. Selain itu, nyeri haid yang berlebihan ini biasanya juga disertai dengan gejala lain, seperti:
-
Menstruasi tidak lancar;
-
Perdarahan dari Miss V meski sedang tidak haid;
-
Keputihan; dan
Kamu dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter bila nyeri haid terasa berlebihan sampai mengganggu aktivitas. Kamu juga perlu waspada dan segera menemui dokter kandungan bila mengalami kondisi berikut:
-
Nyeri disertai muntal, muntah, atau diare;
-
Nyeri haid berlebihan terjadi selama tiga siklus menstruasi berturut-turut;
-
Keluar gumpalan darah dari Miss V; dan
-
Nyeri di panggul meski tidak sedang menstruasi.
Pasalnya, gejala-gejala di atas bisa menjadi pertanda adanya penyakit serius pada organ reproduksi kamu, seperti radang panggul dan endometriosis.
Baca juga: Hati-Hati, Ini Penyakit yang Sebabkan Nyeri Haid
Cara Mengobati Dismenore
Dismenore yang masih ringan, bisa diatasi sendiri di rumah tanpa bantuan dokter. Berikut ini beberapa perawatan yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi nyeri haid:
-
Mengompres perut dengan air hangat sambil memijatnya secara perlahan;
-
Mandi dengan air hangat;
-
Melakukan olahraga ringan, seperti berjalan santai atau bersepeda;
-
Melakukan kegiatan yang menenangkan, seperti yoga dan pilates; dan
-
Mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin E, vitamin B6, omega 3, dan magnesium.
Namun, bila nyeri tidak kunjung mereda atau tidak tertahankan, mengonsumsi obat pereda nyeri untuk mengatasi dismenore diperbolehkan. Contoh obat pereda nyeri yang bisa digunakan adalah paracetamol yang sudah bisa didapatkan tanpa resep. Selain itu, dokter juga bisa meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti asam mefenamat, untuk meredakan nyeri haid.
Pil KB juga bisa digunakan untuk mengurangi ketebalan lapisan dalam dinding rahim, sehingga otot rahim tidak berkontraksi secara berlebihan. Dengan demikian, rasa nyeri pun bisa berkurang.
Meski demikian, bila kamu sering mengalami nyeri haid berlebihan, sebaiknya bicarakan dengan dokter. Dokter bisa mencari tahu apakah terdapat penyakit di balik nyeri haid yang kamu alami, kemudian memberikan pengobatan sesuai dengan penyebabnya.
Baca juga: 4 Hal yang Dilakukan untuk Meringankan Dismenore
Untuk membeli suplemen atau obat-obatan yang kamu butuhkan, gunakan saja aplikasi Halodoc saja. Enggak usah repot-repot keluar rumah, tinggal order melalui aplikasi dan obat pesanan kamu akan diantarkan dalam waktu satu jam. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan