Bolehkah Ibu Menyusui Menjalani Tes Mammografi?
Halodoc, Jakarta – Kanker payudara bisa menimpa wanita kapan saja, bahkan ketika sedang menyusui. Bila ibu menyusui mengalami gejala seperti benjolan pada payudara yang tidak biasa, biasanya dokter akan menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendeteksi adanya kemungkinan kanker payudara.
Nah, salah satu cara yang cukup efektif untuk mendiagnosis kanker payudara adalah tes mammografi. Tapi, bolehkah ibu menyusui menjalani tes mammografi? Yuk, cari tahu jawabannya di sini.
Sebetulnya, kehamilan dan menyusui justru bisa mengurangi risiko terjadinya kanker payudara. Salah satu pemicu kanker payudara adalah meningkatnya hormon estrogen yang berlebihan. Sedangkan seorang ibu hamil atau menyusui, hormon prolaktinnya lebih berkembang, sehingga menekan pertumbuhan hormon estrogen. Jadi, kanker payudara yang terdeteksi saat menyusui, kemungkinan besar justru terjadi sebelum kehamilan.
Karena itu, penting bagi kamu untuk memeriksa payudara sendiri (SADARI) sebelum merencanakan kehamilan. Ketika kamu belum hamil, pemeriksaan payudara justru bisa dilakukan lebih mudah karena payudara lebih lunak, sehingga memudahkan kamu untuk merasakan jika ada benjolan.
Baca juga: Kenali 6 Ciri Kanker Payudara
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya kanker payudara sendiri pun bermacam-macam, antara lain:
- USG payudara
- Biopsi langsung bila memang terdapat benjolan
- Pemeriksaan tumor marker kanker payudara dari darah
- MRI
Tapi, bila kamu sedang dalam masa merencanakan kehamilan, hamil, atau menyusui, maka tidak disarankan untuk melakukan tes mammografi karena tetap ada pengaruh radiasi walaupun kadarnya rendah. Biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan USG payudara bila ingin mendiagnosis kanker payudara. USG payudara lebih aman untuk dilakukan selama masa kehamilan dan menyusui.
Bagi kamu yang belum pernah melakukan mammografi sebelumnya, berikut beberapa hal yang perlu kamu tahu tentang syarat dan prosedur pemeriksaan mammografi:
- Mammografi tidak disarankan bagi wanita yang dalam keadaan berencana hamil ataupun hamil.
- Waktu yang tepat untuk melakukan mammografi adalah seminggu setelah menstruasi.
- Tidak menggunakan deodoran, bedak, ataupun losion pada payudara saat ingin melakukan tes mammografi.
- Saat prosedur dilakukan, kamu perlu telanjang setengah badan.
- Payudara akan “digencet”, sehingga menimbulkan rasa nyeri walaupun sebentar.
Baca juga: 7 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Lakukan Mammografi
Waktu yang Tepat untuk Tes Mammografi
Jadi, untuk menghindari terdeteksinya kanker payudara selama masa kehamilan sampai menyusui, kamu dianjurkan untuk rutin melakukan pemeriksaan payudara jauh-jauh hari sebelum merencanakan kehamilan. Apalagi bila kamu adalah wanita yang berisiko tinggi mengalami kanker payudara, maka dianjurkan untuk melakukan tes mammografi setiap tahun disertai dengan pemeriksaan lainnya, seperti tumor marker.
Selain itu, tes mammografi juga dianjurkan bagi wanita berusia 40 tahun ke atas minimal setahun sekali. Sedangkan bagi wanita yang berisiko tinggi terkena kanker payudara, mammografi skrining bisa dilakukan sebelum usia 40 tahun.
Mammografi juga sebaiknya dilakukan bila muncul tanda-tanda kelainan berikut pada payudara:
- Payudara terasa nyeri
- Muncul benjolan pada payudara
- Puting mengalami penebalan
- Keluar cairan dari puting
- Perubahan warna pada kulit payudara.
Baca juga: Payudara Terasa Nyeri? Awas Tanda Mastalgia
Jadi, bila kamu masih menyusui, sebaiknya tundalah tes mamografi sampai masa menyusui berakhir. Ini karena payudara kamu lebih padat selama menyusui. Prosedur tes mammografi yang harus menekan payudara juga dikhawatirkan dapat merusak jaringan payudara, sehingga dapat berpengaruh ke produksi air susu ibu atau ASI.
Kamu juga bisa bertanya seputar kesehatan payudara ke dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.