Bolehkah Ibu Menyusui Melakukan Diet?
Halodoc, Jakarta – Sudah bukan rahasia lagi jika air susu ibu mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan Si Kecil. Apalagi jika ASI diberikan hingga Si Kecil mencapai usia dua tahun. Selain kaya nutrisi, memberikan ASI juga meningkatkan ikatan ibu dengan bayi. Namun, pasca melahirkan ibu mungkin punya masalah kepercayaan diri dengan bentuk tubuh.
Alhasil, ibu ingin melakukan diet untuk mengembalikan bentuk tubuh seperti semula. Ibu mungkin merasa bingung dan khawatir. Pasalnya, diet disebut-sebut dapat memengaruhi produksi ASI. Lantas, apakah ibu yang sedang menyusui tetap boleh melakukan diet?
Baca Juga: Batuk Saat Menyusui? Atasi dengan 6 Obat Alami Ini
Bolehkah Ibu Menyusui Melakukan Diet?
Sebagian besar dokter mengatakan tidak apa-apa untuk memulai diet setelah melahirkan asalkan bukan diet ketat. Namun, sebaiknya tunda diet ketika ibu sedang menyusui. Pasalnya, aktivitas menyusui sendiri dapat membantu ibu untuk menurunkan berat badan. Melansir dari Mayo Clinic, ibu yang menyusui otomatis menggunakan sel-sel lemak yang disimpan dalam tubuh selama kehamilan bersamaan dengan kalori dari makanan yang dikonsumsi untuk memicu produksi ASI.
Ibu yang menyusui memerlukan banyak nutrisi untuk memproduksi ASI. Diet dikhawatirkan dapat mengurangi asupan nutrisi ibu dan Si Kecil. Sebab, tubuh ibu dapat mengambil zat gizi dalam tubuh untuk memproduksi ASI. Jika ibu masih ingin menjalani diet, pastikan tetap memenuhi nutrisi tubuh agar produksi ASI tetap lancar. Jika ibu punya pertanyaan lain tentang nutrisi penting yang dibutuhkan saat menyusui, tanyakan saja kepada ahli gizi Halodoc. Lewat aplikasi Halodoc, ibu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja. Praktis, bukan?
Tips Diet untuk Ibu Menyusui
Diet ketat pantang dilakukan oleh ibu yang sedang menyusui. Alasannya, ibu harus memenuhi asupan nutrisi tubuh agar produksi ASI tetap lancar. Namun, ada tips yang bisa dicoba agar diet yang ibu jalani tetap memenuhi nutrisi yang diperlukan:
- Tunggu Sampai Si Kecil Berusia Dua Bulan
Tips pertama, mulailah diet setelah Si Kecil setidaknya mencapai usia dua bulan. Alasannya, ibu perlu memberi tubuh waktu yang cukup untuk membangun suplai susu yang sehat dan mencegah pengaruh asupan kalori yang dibatasi. Selain itu, tubuh ibu perlu menyesuaikan diri pasca kelahiran dan perubahan aktivitas setelah melahirkan. Menjalankan diet segera setelah melahirkan dapat membuat tubuh kelelahan yang otomatis memengaruhi produksi ASI.
Baca Juga: Nutrisi yang Diperlukan Ibu Menyusui
- Makan Setidaknya 1500-1800 Kalori per Hari
Saat menyusui, ibu tidak boleh mengonsumsi kurang dari 1.500-1.800 kalori per hari dan harus melebihi kisaran tersebut. Beberapa ibu bahkan membutuhkan lebih dari ini. Mendapatkan kalori yang lebih rendah dari angka tersebut memengaruhi produksi ASI.
- Turunkan Berat Badan Kurang dari 1,5 kilogram per Minggu
Ibu yang sedang menyusui tidak disarankan untuk menurunkan berat badan secara ekstrem. Angka yang aman untuk ibu menyusui adalah 1,5 kilogram per minggu atau kurang dari itu. Penurunan berat badan di atas angka tersebut berisiko memengaruhi produksi ASI.
- Kurangi Kalori Secara Bertahap
Penurunan kalori yang tiba-tiba dapat mengurangi suplai susu. Penurunan kalori secara tiba-tiba dapat menyebabkan tubuh ibu beralih ke "mode lapar" yang kemudian tubuh otomatis mengambil energi yang tidak penting seperti produksi ASI.
Baca Juga: 3 Tradisi Unik Ibu Menyusui di Dunia
Jadi, kalau ibu berencana melakukan diet, pastikan diet yang ibu jalankan aman dan tidak memengaruhi produksi ASI. Untuk memastikan keamanannya, bicarakan terlebih dahulu kepada dokter terkait cara diet yang baik dan benar selama menyusui.
Referensi :
Parents. Diakses pada 2019. How soon can I start dieting after having my baby?
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Weight loss after pregnancy: Reclaiming your body.
Kelly Mom. Diakses pada 2019. Can I diet while breastfeeding?.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan