Ibu Hamil Trimester Awal Tetap Berpuasa, Aman Tidak?
Halodoc, Jakarta - Bulan puasa alias Ramadan telah tiba. Agar ibadah puasa berjalan dengan lancar, tentunya kita perlu menjaga kesehatan fisik dan mental selama sebulan penuh. Tak cuma itu aja, bagi mereka yang masuk dalam kelompok tertentu, seperti ibu hamil, juga harus ekstra cermat dalam menjalani ibadah puasa.
Sebenarnya, ibu hamil memiliki “kelonggaran” untuk tidak menjalankan puasa. Hal itu berdasarkan pada pertimbangan keselamatan ibu dan janin yang tengah dikandung. Meski begitu, ada sebagian ibu hamil yang merasa sanggup dan tetap ingin berpuasa. Namun, dilemma juga sering dialami ibu hamil trimester awal.
Ada kekhawatiran puasa di masa awal kehamilan bisa memicu risiko kesehatan. Lantas, bolehkah ibu hamil trimester awal tetap berpuasa?
Baca juga: 4 Mitos Kehamilan dari Seluruh Dunia, Ada Benarnya Nggak Sih?
Beragam Keluhan dan Masalah Nutrisi
Nah, bagi ibu yang tengah hamil trimester awal, perlu memperhatikan berbagai hal bila ingin tetap berpuasa. Dari sisi medis, pada trimester pertama alias masa-masa awal kehamilan ibu hamil masih membutuhkan asupan nutrisi. Selain itu, masa awal kehamilan juga sering mengakibatkan wanita hamil mengalami berbagai keluhan, seperti mual, muntah, lemas, dan pusing.
Tak cuma itu saja, ada pula kondisi lain yang harus bumil hadapi. ibu hamil masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan. Nah, keluhan-keluhan inilah yang dikhawatirkan bisa mengganggu kelancaran puasa. Kondisi ini bisa menyebabkan ibu hamil mengalami dehidrasi alias kekurangan cairan tubuh. Ibu hamil yang memaksakan diri untuk berpuasa juga disebut-sebut bisa memberi dampak pada pemenuhan nutrisi bayi.
Kondisi Ini bisa memicu janin kekurangan nutrisi. Padahal, nutrisi yang cukup sangat dibutuhkan pada masa awal kehamilan. Pemenuhan nutrisi berkaitan dengan pertumbuhan, pembentukan, serta penyempurnaan organ tubuh bayi.
Baca juga: 5 Manfaat Puasa untuk Ibu Hamil
Ikuti Anjuran Dokter
Sebenarnya ibu hamil di trimester awal tetap boleh kok menjalani ibadah puasa. Hanya saja, ada beberapa hal yang sebaiknya harus diperhatikan, terutama yang berkaitan dengan kondisi kesehatan ibu dan janin yang dikandung. Sebelum memutuskan untuk berpuasa, ibu harus memeriksakan kondisi kandungan terlebih dahulu.
Mintalah rekomendasi dokter dalam menjalani puasa. Nantinya dokter akan memeriksa kondisi fisik, riwayat kesehatan, dan kemungkinan adanya gangguan kesehatan. Misalnya, anemia, diabetes, atau gangguan pada kehamilan. Dokter juga akan memastikan, apakah ibu dan janin memiliki berat badan yang cukup. Berat badan menjadi salah satu pertimbangan penting sebelum dokter membuat keputusan.
Ada yang menyebut bahwa puasa lebih aman dilakukan setelah kandungan sudah berusia lebih dari 5 bulan alias pada trimester kedua. Seperti penjelasan di atas, di trimester awal janin masih membutuhkan banyak nutrisi. Akan tetapi, semua ini bergantung pada hasil pemeriksaan dan konsultasi pada dokter kandungan. Sebab, kondisi tubuh antara satu bumil dengan bumil lainnya bisa berbeda-beda.
Hal yang perlu di garisbawahi, ada beragam hal yang mesti bumil perhatikan saat akan menjalani ibadah puasa. Ibu hamil dianjurkan untuk selalu memastikan asupan cairan dalam tubuh terpenuhi. Ini untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Sebab, dehidrasi pada masa kehamilan bisa menyebabkan terjadi kontraksi, dan keluhan kehamilan lainnya.
Selain memenuhi asupan cairan, ibu juga harus memperhatikan kecukupan gizi yang masuk ke dalam tubuh. Saat sahur maupun berbuka puasa, pastikan untuk mengonsumsi jenis makanan yang bisa memenuhi kebutuhan tubuh dan janin. Misalnya, makanan yang kaya serat, zat besi, atau asam folat yang dibutuhkan selama kehamilan. Agar tak keliru menyoal asupan makanan, cobalah tanyakan pada dokter mengenai menu yang sebaiknya ibu konsumsi.
Baca juga: Puasa Sehat bagi Ibu Hamil dan Menyusui
Selain makanan dan cairan tubuh, bumil juga dianjurkan untuk makan dan minum secara perlahan. Mulailah berbuka puasa dengan menu ringan, seperti segelas kecil jus, dan diikuti dengan makanan ringan, hingga menu utama. Selain itu, makan dan minumlah secara perlahan sebab sistem pencernaan bekerja lebih lambat saaat berpuasa.
Nah, kesimpulannya ibu hamil di trimester awal tetap boleh kok menjalani ibadah puasa, asalkan ibu dan janin berada dalam kondisi sehat sepenuhnya. Untuk mengetahui kondisi tersebut, bumil perlu berdiskusi atau bertanya langsung pada dokter kandungan.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Referensi:
US National Library of Medicine National Institutes of Health. Diakses pada 2020. The Effect of Ramadan Fasting on Outcome of Pregnancy.
Baby Center India. Diakses pada 2020. Fasting during pregnancy: a guide.
Baby Center UK. Diakses pada 2020. Fasting in Pregnancy.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan