Wanita Berkumis, Masalah Kesehatan atau Hormon?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 April 2018
Wanita Berkumis, Masalah Kesehatan atau Hormon?Wanita Berkumis, Masalah Kesehatan atau Hormon?

Halodoc, Jakarta – Bukan hanya laki-laki saja yang bisa memiliki kumis, meskipun biasanya tidak terlalu lebat, pada beberapa wanita sering dijumpai tumbuh kumis-kumis halus di atas bibir mereka meskipun sudah dicukur. Meskipun berbeda, biasanya wanita yang memiliki kumis halus terlihat berbeda dan menarik dibandingkan wanita pada umumnya, lho. Nah, lalu apa sebenarnya penyebab wanita bisa berkumis?

Ketidakseimbangan Hormon

Beberapa ahli kesehatan mengatakan bahwa wanita yang memiliki kumis tipis disebabkan karena adanya hormon androgen yang berlebih pada tubuh wanita. Hormon androgen sendiri sebenarnya adalah kumpulan hormon. Hormon androgen yang paling aktif adalah hormon testoteron. Hormon ini nyatanya tidak hanya diproduksi oleh pria saja, lho. Wanita juga memiliki hormon testoteron meskipun jumlah tidak sebanyak pria. Fungsi hormon testosteron pada wanita ini tidak kalah penting karena memiliki peran sebagai perawatan, pertumbuhan dan perbaikan jaringan pada organ reproduksi wanita.

(Baca juga: Cara Mengetahui Tingkat Kesuburan Wanita)

Tanda Penyakit Berbahaya

Nah, apabila wanita memiliki hormon androgen lebih banyak jika dibandingkan dengan wanita lain, dapat menyebabkan gangguan sindrom ovarium poliklistik dan hirsutisme. Gangguan sindrom ovarium poliklistik mungkin terdengar asing bagi beberapa orang, padahal gangguan ini kerap dialami oleh beberapa wanita. Gangguan sindrom ovarium poliklistik atau dikenal juga dengan istilah polycystic ovary syndrome, akan menyebabkan beberapa gejala pada wanita, seperti jadwal menstruasi yang tidak teratur, tumbuh jerawat berlebih bahkan yang paling parah adalah ancaman susah memiliki anak meskipun wanita tersebut masuk dalam masa subur.

Gangguan hirsutisme adalah bertumbuhnya rambut yang tidak semestinya pada wanita misalnya di bagian bibir atas atau kumis, jenggot dan pertumbuhan rambut berlebihan di bagian tubuh yang lainnya.

Biasanya, gejala ini timbul saat wanita masuk fase pubertas. Namun tidak semua wanita yang memiliki kumis tipis memiliki resiko penyakit berbahaya, hanya wanita yang memiliki gangguan dengan masalah pertumbuhan kumis dan rambut di beberapa bagian tumbuh cukup tebal, sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter.

Penyebab gangguan sindrom ovarium belum diketahui hingga saat ini, namun sebaiknya tindakan dan pengobatan sedini mungkin akan mencegah kamu dari berbagai penyakit seperti diabetes dan penyakit jantung.

Gaya Hidup Sehat Mengurangi Resiko

Ya, gaya hidup sehat menjadi kunci untuk mengurangi resiko yang terjadi untuk wanita yang mengalami gangguan sindrom ovarium. Olahraga rutin dan mengonsumsi makanan yang bergizi seperti makanan yang mengandung protein murni, lemak sehat, sayur-sayuran tinggi antioksidan dan rempah-rempah dipercaya dapat menyeimbangkan kembali hormon kamu. Selain itu, mengontrol berat badan bisa menjadi beberapa cara agar gangguan sindrom ovarium ini tidak berubah menjadi penyakit yang mengancam untuk kesehatan tubuh.

Selain itu mengonsumsi obat-obatan juga bisa membantu kamu untuk mengurangi resiko dari gangguan sindrom ovarium. Salah satunya pemberian pil kontrasepsi nyatanya bisa membantu mengontrol siklus menstruasi, menurunkan level hormon androgen yang terdapat dalam tubuh wanita, serta mengurangi gejala-gejala lain yang ditimbulkan dari dampak kelebihan hormon androgen pada wanita seperti jerawat atau kulit berminyak.

Untuk mengatasi kumis tipis pada wanita, kamu juga bisa melakukan pencukuran atau waxing di bagian kumis tipis kamu. Namun, jika kamu masih khawatir akan timbulnya masalah kesehatan akibat gejala-gejala yang muncul, kamu bisa menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Yuk download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga.