Tips Menjalani Kehamilan dengan Hepatitis
Halodoc, Jakarta – Hepatitis merupakan infeksi hati serius yang bisa dengan mudah ditularkan ke orang lain, tidak terkecuali pada ibu hamil. Hepatitis tidak hanya menyebabkan ibu hamil mengalami kerusakan hati yang parah, namun ibu juga berisiko menularkan penyakit tersebut ke janin dalam kandungan. Itulah sebabnya sebelum hamil, ibu disarankan untuk mendapatkan vaksin hepatitis, serta menjaga pola hidup bersih dan sehat selama masa kehamilan untuk mencegah hepatitis.
Namun, bagaimana bila ibu hamil terlanjur mengidap hepatitis? Jangan khawatir, ibu tetap bisa menjalani kehamilan dengan baik sampai hari persalinan nanti. Namun, ada beberapa hal yang perlu ibu perhatikan agar hepatitis tidak menular ke janin.
Penyebab Ibu Hamil Terkena Hepatitis
Hepatitis B dan C adalah jenis hepatitis yang paling umum terjadi pada ibu hamil. Virus yang menyebabkan kedua jenis penyakit hati tersebut bisa menular melalui darah atau cairan tubuh yang terinfeksi. Berhubungan intim dengan pengidap tanpa menggunakan kondom atau menggunakan jarum suntik yang pernah digunakan oleh seseorang yang terinfeksi adalah beberapa cara ibu hamil dapat terkena hepatitis. Namun, risiko ibu hamil terkena hepatitis C melalui hubungan seks tergolong rendah bila ibu hanya berhubungan intim dengan satu pasangan dalam waktu yang lama.
Baca juga: Hati-Hati Hepatitis C yang Menular
Gejala Hepatitis Pada Ibu Hamil
Gejala hepatitis seringkali tidak muncul selama berbulan-bulan setelah ibu terinfeksi. Memang butuh waktu sekitar 1-5 bulan bagi virus hepatitis B dan C untuk berkembang sejak terpapar virus sampai menimbulkan gejala pertamanya. Namun, bila hepatitis menimbulkan gejala, indikasinya mirip dengan penyakit flu, seperti merasa lelah, badan terasa pegal-pegal, dan tidak nafsu makan. Pada ibu hamil, hepatitis dapat membuat ibu mengalami mual dan muntah, serta penyakit kuning.
Baca juga: Waspadai 5 Gejala Hepatitis B yang Datang Diam-Diam
Cara Mengatasi Hepatitis Saat Hamil
Pemeriksaan kandungan secara rutin penting bagi ibu hamil agar dapat mendeteksi adanya berbagai penyakit, termasuk hepatitis. Dari awal kunjungan prenatal pertama, dokter biasanya menganjurkan ibu hamil untuk melakukan serangkaian tes darah, salah satunya adalah tes untuk memeriksa virus hepatitis B (HBV). Bila hasil tes tersebut menunjukkan HBV negatif dan ibu hamil belum pernah mendapatkan vaksin hepatitis B sebelumnya, dokter akan menyarankan ibu untuk mendapatkan imunisasi, apalagi bila ibu berisiko tinggi tertular penyakit ini.
Namun, bila tes menunjukkan ibu hamil mengidap hepatitis tahap awal, dokter akan memberikan vaksin immunoglobulin hepatitis B (HBIG) untuk mencegah hepatitis B berkembang menjadi lebih parah. Vaksin ini aman diberikan untuk wanita hamil dan janin yang sedang berkembang. Pada kasus ibu hamil yang mengalami hepatitis positif yang lebih lanjut atau viral load tinggi, pemberian obat antivirus yang bernama tenofovir bisa menjadi cara untuk menurunkan risiko penularan hepatitis B ke janin dalam kandungan.
Sedangkan sampai saat ini belum ada vaksin untuk melindungi dari virus hepatitis C. Jadi, satu-satunya cara agar ibu hamil dapat terhindar dari infeksi hati ini adalah dengan menghindari kegiatan yang berisiko terkena hepatitis C seperti menggunakan jarum suntik yang tidak steril serta berbagi barang pribadi dengan orang lain. Sayangnya, bagi ibu hamil yang terlanjur terkena hepatitis C, ibu tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat-obatan yang biasanya digunakan untuk mengatasi hepatitis C. Kombinasi antara pegylated interferon dan ribavirin yang sering digunakan sebagai pengobatan utama hepatitis C bukan termasuk obat yang aman untuk ibu hamil. Ribavirin dapat menyebabkan bayi lahir dengan cacat yang serius atau bahkan kematian sebelum lahir.
Jadi, ibu hamil yang mengidap hepatitis disarankan untuk memeriksakan diri dan kandungannya secara rutin ke dokter kandungan, mengonsumsi obat-obatan yang dianjurkan dokter, serta menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat.
Bila ingin melakukan tes kesehatan tertentu, kamu bisa menggunakan fitur Lab Service di aplikasi Halodoc lho. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play untuk kebutuhan kesehatan ibu selama masa kehamilan.