Say Yes! Jangan Lagi Takut Gendut karena Keju
Halodoc, Jakarta – Bagi sebagian orang, mengonsumsi keju adalah hal yang “mewah” karena tidak bisa terlalu sering. Bukan karena harganya, melainkan karena sensasi nikmat dan juga “akibatnya”. Makanan yang satu ini dianggap sebagai pemicu naiknya berat badan dan bisa menyebabkan kegemukan. Namun, benarkah kamu bisa gendut karena keju?
Melansir laman Livestrong, keju memang masuk dalam makanan yang memiliki jumlah kalori cukup tinggi. Hal itu bisa membuat seseorang yang mengonsumsinya berisiko mengalami kenaikan berat badan. Jadi, bukan tanpa alasan muncul anggapan gendut karena keju.
Pada dasarnya, semua jenis makanan memiliki risiko yang sama jika dikonsumsi secara berlebihan. Jika kamu mengalami kenaikan berat badan setelah makan keju, bisa jadi karena jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari yang dikeluarkan. Sebab prinsip utama dalam menjaga berat badan adalah jumlah kalori dikeluarkan harus sama atau lebih banyak dari yang masuk.
Berita baiknya, ada trik yang bisa dilakukan untuk tetap mengonsumsi keju tanpa perlu khawatir bobot tubuh mengalami kenaikan. Salah satu caranya adalah dengan makan keju secukupnya saja dalam satu waktu. Pasalnya. keju memiliki kepadaran energi yang tinggi sehingga mengandung banyak kalori. Artinya semakin banyak dikonsumsi, semakin banyak kalori yang ditumpuk. Nah, kalau begini kamu jadi enggak perlu khawatir gendut karena keju, kan?
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam "The New England Journal of Medicine" menyebut bahwa keju tidak berhubungan dengan penambahan berat badan. Bahkan jika dikonsumsi dengan cara dan takaran yang benar, keju bisa dimanfaatkan untuk penurunan berat badan.
Makan Keju Tanpa Takut Gemuk
Saat ini ada banyak jenis keju yang dijual di pasaran. Dan salah satu pilihan terbaik, terutama untuk menghindari kenaikan berat badan adalah memilih keju yang memiliki jumlah kalori lebih rendah. Hal ini penting untuk menghindari penumpukan lemak yang berujung pada kenaikan berat badan.
Dilihat dari bahan dasarnya, ada dua jenis keju yaitu keju natural (natural cheese) dan keju olahan (processes cheese). Perbedaannya adalah pada keju natural, biasanya tidak mengandung berbagai macam zat tambahan. Sementara pada keju olahan, keju telah melewati berbagai proses dan penambahan campuran. Biasanya keju olahan ditambah dengan susu bubuk, lemak nabati, pewarna dan bahkan perisa untuk menambah rasa agar enak dikonsumsi.
Keju natural memiliki lebih banyak kandungan susu yang baik untuk tubuh. Dan ada pula bahan alami yang sering ditemukan dalam keju seperti enzim, jamur atau ragi. Bahan-bahan ini biasanya ada dalam bagian tempe dan digunakan untuk mengawetkan tempe agar bisa terus dikonsumsi. Biasanya, keju natural akan memiliki rasa yang lebih lembut dan creamy.
Nah, salah satu cara yang bisa diterapkan untuk menemukan keju yang terbaik adalah dengan mengetahui jenisnya dan bahan dasar pembuatan makanan tersebut. Jika itu adalah makanan kemasan, kamu bisa membaca label untuk mengetahui apa saja kandungan dalam keju yang akan dikonsumsi.
Jadi, tak perlu lagi untuk menjauhi keju. Nyatanya meski memiliki risiko menyebabkan kegemukan, namun jika tidak dikonsumsi secara berlebihan hal itu tak akan menjadi masalah. Apalagi kalau kamu mengimbanginya dengan rutin melakukan olahraga kecil atau aktvitas fisik lainnya. Hal itu akan membantu membakar kalori dan menghindari terjadinya penumpukan lemak.
Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter segera? Pakai aplikasi Halodoc saja! Kamu bisa menghubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Download sekarang di App Store dan Google Play untuk mendapat rekomendasi obat terbaik agar kamu lebih cepat sembuh dan bisa beraktivitas kembali!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan