Mitos atau Fakta, Ukuran Panggul Pengaruhi Proses Melahirkan
Halodoc, Jakarta – Bagi sebagian wanita, melahirkan secara normal bisa jadi adalah pilihan terbaik. Sebab proses persalinan normal sering dianggap memiliki risiko paling minimal jika dibandingkan dengan operasi Caesar.
Sayangnya, setiap wanita memiliki kondisi kehamilan yang berbeda-beda. Entah dari kondisi kesehatan atau bentuk fisik, salah satunya adalah ukuran panggul. Nyatanya ukuran panggul menjadi salah satu penentu metode persalinan apa yang paling cocok untuk seorang wanita. Ada yang menyebut bahwa wanita dengan panggul kecil memiliki peluang yang lebih kecil untuk bisa melahirkan secara normal. Benarkah?
Seorang wanita dikatakan memiliki panggul kecil jika ukuran diameter dari jalan lahir bayi, yaitu panggul kurang dari angka rata-rata. Saat ibu memiliki panggul yang kecil, maka risiko kepala bayi “nyangkut” di jalan lahir menjadi lebih besar. Apalagi jika bayi yang akan lahir ternyata memiliki ukuran kepala yang cukup besar.
(Baca juga: Yang Harus Diketahui Jika Melakukan Persalinan Normal)
Dokter atau bidan biasanya akan menyarankan metode persalinan yang paling sesuai setelah melakukan sejumlah pemeriksaan. Termasuk untuk menentukan berat bayi, ukuran kepala bayi, dan kesanggupan dari panggul ibu. Sebab pada dasarnya, panggul yang sempit dapat menyebabkan kesulitan dalam persalinan normal.
Persalinan normal menjadi sulit karena adanya risiko disproporsi kepala-panggul (CPD). Yaitu sebuah kondisi di mana terdapat ketidakseimbangan antara ukuran kepala bayi dengan panggul ibu yang akan menjadi jalan lahir.
Tapi, peluang ibu dengan panggul kecil untuk melahirkan normal sebenarnya masih ada. Asalkan bayi memiliki ukuran yang relatif kecil, atau lahir sebelum waktunya.
(Baca juga: Macam-macam Metode Melahirkan yang Perlu Ibu Tahu)
Risiko Persalinan Normal pada Ibu dengan Panggul Sempit
Ukuran panggul sempit paling sering ditemui pada calon ibu yang memiliki tinggi badan kurang dari 150 cm. Kondisi ini akan menyebabkan kepala janin terlambat masuk ke pintu atas panggul. Padahal dalam kehamilan normal, sekitar 3-4 minggu sebelum melahirkan kepala bayi seharusnya sudah bersiap untuk menghadapi persalinan.
Nah, jika hingga masa terakhir kehamilan kepala bayi masih belum masuk pintu atas panggul, artinya ibu mungkin memiliki panggul yang sempit. Jika persalinan normal dipaksakan pada kondisi ini, bisa sangat membahayakan bagi ibu maupun bayi yang akan dilahirkan.
Sebab, kepala bayi akan mengalami kesulitan untuk dapat melewati panggul ibu yang sempit. Dan hal ini bisa menyebabkan bagian kepala menerima tekanan. Kondisi ini juga akan menyebabkan tulang-tulang pada tengkorak bayi akan berhimpit satu sama lain.
(Baca juga: Pentingnya Peran Suami Saat Istri Melahirkan)
Yang paling parah, memaksa proses kelahiran normal juga bisa memicu terjadinya perdarahan otak yang bisa berujung pada kematian bayi. Keselamatan ibu juga cukup dipertaruhkan dalam kondisi seperti itu. Komplikasi yang mungkin dialami ibu adalah rahim akan meregang kuat untuk melahirkan bayi yang “lebih besar” ukurannya dibanding diameter panggul. Alhasil, ibu mungkin akan mengalami robekan atau pecah rahim. Hal ini tentu akan sangat berbahaya.
Maka dari itu, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kandungan sejak dini untuk mengetahui metode persalinan yang sesuai dan untuk menghindari komplikasi. Ibu hamil diharapkan untuk rutin melakukan pemeriksaan dan segera menyampaikan keluhan yang dirasakan. Bisa juga memanfaatkan aplikasi Halodoc untuk bicara dengan dokter. Sampaikan keluhan yang dirasa lewat Video/Voice Call dan Chat. Ayo, segera download di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan