Memberikan Pendidkan Seks pada Anak dengan Cara yang Baik dan Benar
Halodoc, Jakarta – Masih banyak orangtua yang enggan untuk membahas tentang seks sebelum anak berusia dewasa. Sebenarnya, seks bukan hanya seputar hubungan seksual pria dengan wanita saja. Bila memberikan pendidkan seks pada anak dilakukan dengan tepat, bisa sangat bermanfaat bagi anak untuk memperluas pemahaman dan menjadi dasar mereka untuk mengambil keputusan seputar seksualitas di masa depan.
Sebaliknya, bila kamu tidak ingin mendiskusikannya, bisa jadi anak akan mencari tahu tentang pendidikan seksual sendiri dari sumber lain yang belum tentu benar. Maka dari itu, dengan memberi edukasi seksual untuk anak dengan tepat dan benar, kamu bisa membantu pemahaman anak dan mencegah pengaruh lingkungan dan media informasi yang semakin mudah diperoleh anak.
Waktu yang Tepat untuk Memberikan Pendidikan Seks pada Anak
Mungkin ada sebagian orangtua yang bertanya kapan sebaiknya mulai memberikan pendidkan seks pada anak? Jawabannya adalah sedini mungkin. Ketika anak-anak mulai memasuki usia 3-4 tahun, anak mulai memperhatikan sekitarnya, mulai belajar untuk mengenali tubuhnya sendiri dan membandingkan diri dengan teman-temannya.
Biasanya, di saat itulah anak akan bertanya soal perbedaan tubuh pria dan wanita. Seperti kenapa rambut anak laki-laki pendek, sedangkan rambut anak perempuan panjang? Kenapa anak laki-laki memiliki penis, sedangkan temannya yang perempuan tidak? Pertanyaan-pertanyaan soal seksualitas yang diajukan oleh anak bisa dijadikan sebagai kesempatan bagi orangtua untuk memberikan dasar pemahaman mengenai seksualitas.
Bagaimana Cara Memberikan Pendidikan Seks pada Anak?
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menjadi panduan untuk memberikan pendidikan seks pada anak, mulai dari balita sampai usia sekolah.
Pada Usia Balita
Meskipun di usia ini, balita mungkin belum mengerti sepenuhnya soal penjelasan kamu tentang seks, kamu bisa memulai mendidiknya dengan cara berikut. Untuk memberikan pelajaran pendidkan seks pada anak, kamu bisa melakukannya dari hal-hal sederhana seperti saat menonton tayangan TV.
- Kamu bisa memberikan pendidikan seks pada anak, misalnya dari kehidupan sehari-hari seperti ada anggota keluarga yang sedang hamil, ajaklah anak untuk mengusap perut si ibu hamil dan beri tahu jika ada adik bayi yang sedang tidur di dalamnya.
- Pada usia balita, biasanya anak mulai mempelajari nama-nama organ tubuhnya. Sebisa mungkin jangan mengganti nama organ intim tubuhnya. Hindari pula untuk menertawakan atau mempermalukannya jika anak bertanya tentang bagian-bagian intim tersebut.
- Beri tahu pada anak kamu jika tidak boleh ada yang menyentuh bagian tubuh intimnya kecuali orang tua atau pengasuh.
- Bila anak kamu melontarkan pertanyaan pada kamu soal seksualitas, berikan penjelasan sesuai usia dan pertanyaan anak. Pada balita, cukup berikan jawaban singkat sesuai dengan yang dia tanyakan. Kamu tidak perlu menjelaskan lebih dari yang dia tanyakan.
Pada Usia Sekolah
Di usia sekolah, sebagian anak bisa saja merasa malu untuk bertanya tentang seks pada orangtua. Namun jangan khawatir, berikut adalah cara memberikan pendidikan seks pada anak yang bisa dilakukan, antara lain:
- Kamu bisa memulai obrolan saat melakukan aktivitas bersama seperti menonton TV, makan bersama, atau jalan-jalan.
- Perlihatkan contoh-contoh baik antara hubungan ayah dan ibu supaya anak melihat orangtuanya sebagai contoh pasangan yang saling menyayangi dan menghargai. Jangan khawatir bila orang tua beradu argumen. Namun, kamu dan pasangan juga harus segera kembali berbaikan dan beraktivitas bersama.
- Usahakan dari kecil membiasakan anak kamu menyatakan pendapatnya sebelum kamu memberi saran. Kamu juga harus menjelaskan alasan dan risiko yang bisa dihadapi bila tidak mengikuti saran kamu.
- Jangan sampai kamu menghakimi dan melarang dengan menggunakan kalimat negatif seperti “jangan”, gantilah dengan menggunakan kata “sebaiknya”.
- Tunjukkan sikap dan berikan pendapat kamu secara tegas dan jelas pada pilihan atau tindakan seksual yang menurut kamu tidak tepat untuk dilakukan.
- Jangan menghindar atau mengalihkan perhatian ketika anak sedang mengajukan pertanyaan soal seksualitas. Karena, bila kamu melakukan hal tersebut, ia akan malas atau tidak mau bertanya pada kamu dan memilih mencari jawaban dari pihak lain yang belum tentu bertanggung jawab.
- Di masa sekolah, anak mungkin akan mengalami ketertarikan pada lawan jenis dan membandingkan tubuhnya dengan teman-temannya. Sebagai orang tua, tunjukkan rasa empati pada ceritanya dan jangan pernah menertawai atau membuatnya malu. Kamu juga bisa menceritakan pengalaman kamu sendiri saat di usia yang sama.
- Kamu juga bisa memanfaatkan berita tentang pelecehan seksual yang dilakukan orang dewasa pada anak-anak atau kekerasan seksual seorang remaja oleh kekasihnya. Berita-berita tersebut bisa menjadi media bagi kamu untuk membicarakan seks. Salah satunya dengan menjelaskan tentang cara menyelamatkan diri jika ada orang asing yang ingin menyentuh tubuhnya secara tidak sopan, atau hal-hal menyimpang yang ingin dilakukan teman lawan jenisnya pada dirinya.
Kamu juga perlu menjelaskan risiko hubungan seksual di luar hubungan pernikahan. Kamu juga perlu menjelaskan sisi positif dari seks yang dilakukan berdasarkan perasaan cinta dan kasih setelah menikah, agar anak kamu bisa belajar menempatkan seks sebagai ungkapan cinta kasih antar manusia secara dewasa.
Bagi kamu yang ingin mengetahui lebih lanjut terkait bagaimana cara memberikan pendidikan seks pada anak bisa juga menanyakan langsung pada dokter yang ada di Halodoc melalui pilihan komunikasi chat, voice, atau video call melalui layanan Contact Doctor. Bukan hanya itu, kamu juga bisa membeli keperluan medis seperti obat atau vitamin melalui layanan Pharmacy Delivery yang akan mengantarkan pesananmu tidak lebih dari satu jam bila kamu atau anggota keluargamu ada yang sakit.
Kamu juga bisa melakukan pemeriksaan darah dan juga menentukan jadwal, lokasi, dan petugas lab yang akan datang ke lokasi tujuan melalui layanan Lab Service. Hasil lab bisa dilihat langsung pada aplikasi layanan kesehatan Halodoc. Bagaimana, cukup lengkap bukan? Tunggu apalagi, ayo download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga.
Baca juga: Ini Dampak Menonton Film Dewasa Bagi Kesehatan, Sudah Tahu?