Halodoc, Jakarta – Demi menjaga berat badan agar tetap ideal, tidak sedikit orang yang memilih untuk tidak makan malam. Makan malam sudah lama dikenal sebagai pemicu naiknya berat badan. Hal itu terjadi karena tubuh cenderung sudah tidak aktif beraktivitas, sehingga hampir tidak ada pembakaran lemak. Akibatnya, makanan yang tidak dibakar ini akan berubah menjadi timbunan lemak.

Namun, makan di malam hari, terutama sebelum waktu tidur ternyata tidak melulu mendatangkan dampak negatif. Pergi tidur dengan perut yang kosong bisa membuat kamu terjaga sepanjang malam dan berujung dengan insomnia. Sebaliknya, ketika kamu mengisi perut sebelum tidur dengan makanan yang sehat, tubuh lebih mudah terlelap dan tidur menjadi lebih berkualitas.

Baca Juga: Ngemil di Malam Hari, Ini Bahaya untuk Kesehatan

Makanan Sehat yang Bisa Dikonsumsi Sebelum Tidur

Berikut pilihan makanan sehat yang bisa kamu santap sebelum tidur yang perlu diketahui, yaitu:

1. Pisang

Sebenarnya makan dianjurkan untuk dilakukan sebelum lewat jam 7 malam. Namun, kalau kamu terpaksa melewatkan waktu tersebut, bukan berarti kamu sama sekali tidak bisa makan. Memaksa tidur dengan perut kosong bisa memicu berbagai masalah terutama pada pencernaan.

Nah, kalau ini yang terjadi, kamu bisa memilih untuk mengonsumsi buah pisang sebelum tidur. Pisang termasuk jenis makanan yang dapat meningkatkan energi. Studi yang diterbitkan dalam U.S National Library of Medicine National Institutes of Health, mengungkapkan bahwa pisang mengandung triptofan yang merupakan sumber magnesium terbaik.

Kandungan ini membantu tubuh menjadi lebih rileks serta membantu proses pengembalian energi. Kandungan serotonin dan melatonin dalam pisang juga dapat membantu tubuh lebih cepat terlelap.

2. Madu

Jika terlalu malas mengunyah, kamu bisa mencoba untuk “mengganjal” perut dengan satu sendok madu. Hal ini dapat merangsang tubuh melepaskan melatonin di otak dan mematikan orexin yang membuat tubuh selalu terjaga di malam hari.

Kamu juga bisa mencoba untuk mengombinasikan madu dengan makanan lain, seperti pisang. Selain sehat, tentu makanan ini bisa mengatasi lapar dan membuat tubuh menjadi lebih mudah tidur.

Baca Juga: Ini Alasan Mengantuk Setelah Makan

3. Kacang Almond

Mengonsumsi kacang almond di malam hari dapat membantu mengurangi lelah pada otot dan saraf. Selain itu, makanan yang mengandung lemak yang baik bagi tubuh ini dapat menjaga ritme jantung. Kacang almond juga dikenal sebagai sumber lemak yang baik untuk dikonsumsi tubuh.

Ada pula kandungan triptofan dan magnesium yang membantu proses istirahat tubuh berjalan maksimal. Penelitian berjudul Dietary Sources and Bioactivities of Melatonin mengungkapkan bahwa almond adalah jenis kacang-kacangan dengan sumber hormon melatonin terbaik yang dapat meningkatkan kualitas tidur.

Jika kamu punya pertanyaan lain tentang manfaat kacang almond untuk kesehatan, kamu bisa menanyakannya langsung dengan ahli gizi Halodoc. Melalui aplikasi, kamu dapat berbicara dengan ahli gizi kapan saja.

Baca Juga: Cara Mengusir Kantuk Setelah Makan Siang

4. Gandum

Lapar di malam hari? Makan gandum saja! Gandum kaya vitamin, mineral dan asam amino. Kandungan tersebut mendorong melatonin dalam tubuh dan merangsang rasa kantuk sehingga kamu lebih kenyang dan mudah terlelap. Gandum juga berperan dalam mendorong produksi insulin dan secara alami meningkatkan gula darah.

Itulah beberapa jenis makanan sehat yang bisa dikonsumsi sebelum tidur. Ingat, salah memilih makan malam yang dikonsumsi dapat menyebabkan gangguan pencernaan serius. Maka, pastikan kamu mengetahui dengan betul apa saja yang dibutuhkan oleh tubuh, terutama di malam hari sebelum tidur.

Referensi :

Healthline. Diakses pada 2020. The 9 Best Foods to Eat Before Bed.

Everyday Health. Diakses pada 2020. Bedtime Snacks That Help You Fall Asleep.

U.S National Library of Medicine National Institutes of Health. Diakses pada 2020. Dietary Sources and Bioactivities of Melatonin.

U.S National Library of Medicine National Institutes of Health. Diakses pada 2020. L-Tryptophan: Basic Metabolic Functions, Behavioral Research and Therapeutic Indications.