Lebih Parah dari PMS, Kenalan dengan Premenstrual Dysphoric Disorder
Halodoc, Jakarta – Menjelang datang bulan, biasanya para wanita akan merasa lebih sensitif dan emosional dari biasanya. Sebagian wanita jadi mudah marah atau mudah menangis, sebagian lain memiliki napsu makan yang lebih besar dari biasanya. Berbagai gejala tersebut dikenal juga sebagai PMS atau premenstrual syndrome. Namun, para wanita juga perlu mengenal kondisi lain selain PMS yang dapat terjadi juga menjelang datang bulan, yaitu Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD).
Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) merupakan bentuk parah dari PMS (Premenstrual Syndrome). Penyebab PMDD belum diketahui secara pasti. Namun, penyakit ini terjadi diduga karena tubuh memberi reaksi yang tidak normal terhadap perubahan hormon pada siklus menstruasi wanita. Menurut studi terbaru, penyakit ini juga berhubungan dengan gangguan pada sel. Menurut Dr Neelima Dubey, salah satu peneliti dari Pusat Nasional untuk Sel Science (NCSS), penelitian telah menemukan adanya sel yang abnormal pada wanita dengan PMDD, sehingga menyebabkan mereka tidak bisa mengendalikan perilaku emosional mereka. Namun, wanita yang mengidap PMDD masih sangat jarang. Bila PMS dialami oleh sekitar 85 persen wanita, PMDD hanya terjadi pada 5-8 persen wanita di usia reproduksi.
Gejala Premenstrual Dysphoric Disorder
Meski PMS dan PMDD menunjukkan gejala-gejala yang sama yaitu munculnya rasa tidak nyaman secara fisik dan emosional, pengidap PMDD bisa mengalami gejala yang ekstrem hingga mengganggu aktivitas dan hubungan dengan orang lain. Bahkan pada kasus yang lebih serius, pengidap PMDD bisa merasa sangat depresi hingga memunculkan keinginan untuk bunuh diri. Seorang wanita bisa dikatakan mengalami PMDD jika ia merasakan setidaknya 5 gejala dari kondisi berikut.
Gejala Fisik
- Tubuh terasa sangat lemas dan lelah.
- Jantung berdebar keras atau cepat.
- Kembung, sakit perut, dan napsu makan naik.
- Sakit kepala.
- Kejang otot, mati rasa, atau kesemutan yang luar biasa.
- Pusing.
- Pingsan.
Gejala Emosi
- Merasa sedih dan putus asa, hingga berpikir untuk bunuh diri.
- Merasa tegang dan gelisah.
- Mudah lupa dan sulit berkonsentrasi.
- Kecemasan atau ketakutan yang berlebihan (paranoid).
- Mood yang berubah-ubah.
- Menjadi sensitif dan sering menangis.
Cara Mengurangi Gejala Premenstrual Dysphoric Disorder
Sama seperti PMS, gejala-gejala PMDD juga bisa mereda dengan sendirinya saat siklus menstruasi dimulai. Namun, sebaiknya gejala-gejala tersebut ditangani dengan baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Berikut adalah cara-cara yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi gejala PMDD:
- Jaga Pola Makan dan Konsumsi Suplemen
Mengonsumsi makanan sehat yang kaya akan nutrisi tidak hanya baik untuk kesehatan fisik kamu tapi juga mental. Jadi, perbanyak konsumsi buah dan sayuran, serta hindari makanan berminyak, berlemak, berkadar gula tinggi dan minuman beralkohol. Lengkapi juga kebutuhan nutrisi tubuh dengan mengonsumsi suplemen kalsium, magnesium, vitamin E dan vitamin B6. Kamu bisa membeli suplemen yang kamu butuhkan di Halodoc.
- Berolahraga
Cara lain yang juga cukup ampuh untuk mengurangi gejala-gejala PMDD seperti rasa nyeri, perasaan cemas dan pusing yang mengganggu adalah dengan berolahraga. Olahraga yang menenangkan seperti yoga, pilates dan meditasi juga bisa membantumu mengurangi rasa stres dan depresi muncul menjelang menstruasi. (Baca juga: Ini Manfaat Berolahraga Saat Haid)
- Relaksasi dengan Aromaterapi
Untuk menenangkan pikiran dan memperbaiki suasana hatimu saat sedang PMDD, cobalah untuk melakukan relaksasi dengan menggunakan aromaterapi. Beberapa pilihan wewangian yang direkomendasikan untuk mengatasi PMDD adalah chamomile, lavender, rose, dan clary sage.
- Terapi Akupuntur
Akupuntur yang dilakukan langsung ke titik saraf yang bermasalah dapat membantu mengurangi rasa nyeri dan stres akibat PMDD. Tapi pastikan terapi akupuntur dilakukan oleh seorang terapis profesional, ya.
Bila gejala PMDD semakin parah sampai kamu tidak bisa beraktivitas sama sekali dan kesehatanmu terancam, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan. (Baca juga: Hati-hati, Ini Penyakit yang Sebabkan Nyeri Haid). Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan