Lebih Baik Mana: Lari Pakai Alas Kaki atau Tidak?
Halodoc, Jakarta – Lari adalah cabang olahraga yang kini banyak digemari. Selain meningkatkan kebugaran, olahraga lari juga bisa menjadi ajang untuk mengejar prestasi hingga memperluas pertemanan. Uniknya, setiap orang juga punya cara masing-masing untuk lari. Ada yang senang lari pakai alas kaki (sepatu), tapi ada juga yang senang lari tidak memakai alas kaki. Namun, apakah boleh lari tidak memakai alas kaki? Cari tahu faktanya di sini, yuk! (Baca juga: 5 Tips Agar Lari jadi Menyenangkan)
Sebenarnya, lari pakai atau tidak memakai alas kaki sama-sama bermanfaat untuk kesehatan dan kebugaran tubuh. Yang membedakan hanyalah risiko cedera saat berlari. Kenapa begitu?
Lari Pakai Alas Kaki
Saat kamu lari pakai alas kaki, umumnya, kaki akan mendarat dengan bagian tumit (heel strike) terlebih dahulu. Jarak langkah lari juga cenderung lebar dibandingkan lari tanpa alas kaki. Akibatnya, tumit akan mendapat tekanan lebih besar sehingga risiko cedera di kaki atau tungkai lebih besar. Namun demikian, alas kaki tetap akan melindungi kaki dari risiko cedera lain, seperti terinjak batu tajam atau benda lain yang bisa melukai kakimu.
Sebuah studi juga melaporkan bahwa alas kaki tidak hanya berfungsi untuk melindungi kaki, melainkan juga telah mengubah cara berlari manusia. Sebab, sepatu khusus lari bisa menjaga agar lengkungan kaki tetap terbentuk. Lengkungan inilah yang akan berfungsi untuk menyeimbangkan tubuh ketika melakukan gerakan, termasuk saat berlari. Jika kamu terbiasa lari dengan alas kaki, kamu juga perlu memperhatikan jenis sepatu yang digunakan. Pilih sepatu dengan ukuran yang tepat dan nyaman saat digunakan lari. Hal ini akan meminimalisir risiko cedera yang mungkin terjadi saat kamu lari.
(Baca juga: Hindari Cedera, Lakukan Pemanasan Sebelum dan Sesudah Lari Berikut Ini)
Lari Tanpa Alas Kaki
Saat kamu lari tanpa alas kaki, umumnya, kaki akan mendarat dengan kaki depan atau tengah telapak kaki (farefoot atau midfoot strike). Kaki akan mendarat perlahan sehingga beban gaya di kaki dan tungkai tidak sebesar saat memakai alas sepatu. Jarak langkah kaki juga tidak selebar saat lari dengan alas kaki. Selain itu, dibandingkan lari dengan alas kaki, lari tanpa alas kaki cenderung lebih cepat karena tidak ada beban tambahan saat berlari.
Hanya saja, saat kamu berlari tanpa alas kaki, kamu perlu berhati-hati. Sebab, kaki kamu tidak memiliki pelindung dan berisiko untuk menginjak benda yang bisa melukai kakimu. Sebuah studi juga melaporkan bahwa lari tanpa alas kaki bisa membuat telapak kaki menjadi rata dan membuatmu berisiko mengalami nyeri dan sakit pada otot-otot kaki. Jika kamu lebih senang berlari tanpa alas kaki, sebisa mungkin hindari rute lari yang terjal dan berbatu. Lakukan secara bertahap agar terbiasa dan pelajari teknik lari tanpa alas kaki (barefoot).
Jadi, lebih baik lari dengan alas kaki atau tanpa alas kaki? Jawabannya bergantung pada kenyamanan kamu. Namun, jika kamu baru mulai lari, sebaiknya kamu lari dengan alas kaki untuk menghindari risiko menginjak benda tajam yang bisa melukai dan membuat kamu cedera. Apalagi jika kamu belum mengetahui rute lari dan tidak terbiasa dengan olahraga lari.
Agar tidak cedera, jangan lupa untuk melakukan pemanasan sebelum lari, ya. Kamu juga bisa menanyakan ke dokter Halodoc tentang pertolongan pertama saat cedera, sehingga kamu enggak perlu panik kalau tiba-tiba cedera saat berolahraga. Kamu bisa memanfaatkan fitur Contact Doctor di aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter kapan saja dan di mana saja melalui Chat, Voice Call, atau Video Call. Jadi, ayo download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play. (Baca juga: 5 Cedera yang Sering Dialami Para Runner)