Kenalan dengan Tes Medis yang Sering Dilakukan Pemain Sepak Bola

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   04 Maret 2020
Kenalan dengan Tes Medis yang Sering Dilakukan Pemain Sepak BolaKenalan dengan Tes Medis yang Sering Dilakukan Pemain Sepak Bola

Halodoc, Jakarta – Sepak bola adalah salah satu olahraga yang mendunia. Sebut saja, ketika ada pertandingan besar seperti Piala Dunia, selalu dinantikan dan pemenangnya pasti mendapatkan sorotan. Hal ini menunjukkan, pemain sepak bola harus benar-benar berkualitas.

Kamu perlu tahu, pemain sepak bola tidak hanya menyangkut skill mumpuni, tetapi juga membutuhkan stamina yang kuat. Inilah mengapa banyak para pemain bola yang mesti melakukan tes medis untuk menjaga performa. Apa saja pemeriksaan medis yang harus dijalani oleh para pemain sepak bola?

1. Pengujian Stamina

Salah satu pemeriksaan medis yang diwajibkan untuk semua pemain sepak bola adalah tes VO2. Tujuannya, untuk mengetahui kebugaran dan stamina para pemain. VO2 max merupakan volume maksimal oksigen yang diproses oleh tubuh manusia saat melakukan kegiatan yang intensif. Artinya, lebih sedikit oksigen yang tersedia di tubuh untuk menghasilkan energi bagi otot.

Seperti dilansir Verywellfit, pada tes ini para pemain diminta berlari di atas treadmill sambil dipasang sebuah alat di mulutnya. Nantinya, tes ini menunjukkan apakah pemain tersebut bisa langsung diturunkan dalam laga selanjutnya atau tidak. Pemeriksaan ini juga bisa menunjukkan apakah pemain tersebut harus diasah lagi kemampuan fisiknya sebelum bisa turun ke lapangan.

Baca juga: Demam Piala Dunia, 6 Pemain Ini Punya Ritual Unik Sebelum Masuk Lapangan

2. Pengujian Otot

Sebelum melakukan tes ini, pemain mesti melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan bisa dilakukan dengan bantuan sepeda fitness untuk mempercepat prosesnya. Setelah melakukan pemanasan, pemain menjalani tes yang bernama penilaian biodex. Tes inilah yang mengetahui kekuatan antara kelompok otot.

Pada tes ini, pemain diminta duduk di kursi dan diikat kuat. Selanjutnya, mereka disuruh untuk menendang dengan kaki kanan atau kaki kiri sebanyak lima kali. Nah, di tes ini akan dilihat adakah keseimbangan antara paha depan dan paha belakang. Menariknya, lewat tes ini para ahli bisa mengetahui apakah pemain tersebut mengalami cedera hamstring atau tidak.

3. Echocardiography

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Medicine Research menyatakan, penting untuk melakukan pemeriksaan echocardiography pada atlet. Perubahan katup jantung atlet, dilatasi aorta, dan pembesaran atrium sering terjadi pada atlet. Kondisi tersebut mudah terdeteksi melalui pemeriksaan ini. 

Baca juga: 5 Pemain Sepak Bola Ini Jauhi Alkohol, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan

Echocardiography yang dilakukan pada atlet memberikan gambaran struktur jantung juga informasi fungsional. Sementara pengukuran dengan menggunakan Doppler memberikan informasi terkait laju aliran darah, fungsi diastolik, kecepatan segmental dalam siklus jantung. Pemeriksaan ini harus berdasarkan rekomendasi dari dokter, jadi kamu harus bertanya pada dokter dulu jika ingin menjalani prosedur medis ini. Supaya tanya jawab dengan dokter lebih mudah, tinggal pakai aplikasi Halodoc.

4. Tes Tulang dan Pergerakan

Tes selanjutnya yang harus dilalui para pemain adalah tes tulang dan pergerakan. Tes ini akan dipimpin oleh ahli fisioterapi. Sang ahli akan menyuruh pemain melakukan gerakan-gerakan yang difokuskan pada pergelangan kaki, lutut, dan pinggul. Alasannya sederhana, ketiga bagian itu amat krusial bagi pesepak bola.

Hasil tesnya akan dibuat menjadi kategori tersendiri. Boleh dibilang seperti rapor yang berisi warna merah, oranye, dan hijau. Merah, artinya si pemain tersebut berisiko untuk direkrut karena cederanya parah. Oranye, artinya pemain punya kelemahan di otot atau cedera ringan dan masih layak untuk direkrut. Sementara hijau, artinya pemain berada dalam kondisi baik.

Baca juga: Kenalan dengan Diet ala Cristiano Ronaldo

Itulah informasi tentang tes medis yang harus dilakukan oleh pemain sepak bola. Hal tersebut menunjukkan perjuangan setiap pemain agar tampil maksimal tentunya harus mendapatkan apresiasi, ya!

Referensi: 
Verywellfit. Diakses pada 2020. VO2 Max testing in Athletes.
Leischik, Roman, et al. 2015. Diakses pada 2020. Pre-Participation and Follow-Up Screening of Atheletes for Endurance Sport. Journal of Clinical Medicine Research 7(6): 385-392.
Sportsmd. Diakses pada 2020. Importance of Pre-Participation Physical Exam (PPPE).