Kebutuhan Asupan Karbohidrat Saat Sahur Berbeda dengan Buka Puasa, Kok Bisa?
Halodoc, Jakarta – Setiap hari, kamu akan makan sebanyak tiga kali. Namun, saat puasa, kamu hanya makan sebanyak dua kali, yaitu pada saat sahur dan berbuka puasa, dengan rentang waktu yang lebih lama. Jarak ini tentu akan mendorong kamu untuk lebih membekali diri dengan asupan nutrisi, salah satunya adalah karbohidrat.
Sebagai sumber energi yang paling utama, kamu harus cermat dalam memilih makanan sumber karbohidrat, baik untuk sahur maupun berbuka. Faktanya, kebutuhan asupan karbohidrat saat puasa tidak sama untuk sahur dan berbuka. Lalu, bagaimana supaya kamu tidak salah dalam menyiapkan menu untuk keduanya?
Asupan Karbohidrat Terbaik untuk Menu Sahur
Makanan yang kamu konsumsi saat sahur memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap kelancaran ibadah puasa yang akan kamu jalani. Oleh karena itu, menu sahur kamu haruslah berupa makanan yang kaya serat. Asupan karbohidrat saat puasa untuk menu sahur adalah karbohidrat kompleks.
Beberapa menu yang tergolong karbohidrat kompleks yang bisa kamu pilih di antaranya adalah nasi hitam, nasi cokelat, roti gandum, oatmeal, atau havermut. Sementara itu, untuk memenuhi asupan serat pada tubuh, kamu bisa mengonsumsi sayur dan buah. Selain serat, kedua jenis makanan tersebut juga kaya vitamin dan mineral yang penting untuk kesehatan tubuh.
(Baca juga: 5 Manfaat Mengonsumsi Kurma Saat Berbuka Puasa)
Saat sahur, sebaiknya kamu perbanyak sumber makanan yang mengandung serat, ya. Hal ini disebabkan karena tubuh memerlukan waktu lebih lama untuk mencerna serat, sehingga kamu akan merasa kenyang lebih lama.
Asupan Gula untuk Tubuh Saat Sahur
Sebenarnya, gula tidak berperan banyak untuk tubuh. Kebutuhan hariannya pun hanya sebanyak 5–9 sendok teh. Oleh karena itulah seseorang yang terlalu banyak mengonsumsi gula cenderung terkena penyakit diabetes, karena jumlah gula yang tertimbun pada tubuh sudah terlalu banyak.
Saat sahur, sebaiknya kamu kurangi konsumsi gula berlebih, karena asupan gula akan membuat kamu cepat merasa kenyang dan perut pun akan mudah kembung. Kamu bisa menggunakan jatah asupan gula tubuh harian ini untuk berbuka, karena makanan atau minuman manis memang lebih disarankan. Meski begitu, kamu tetap harus memperhatikan jumlah asupan yang masuk ke tubuhmu, ya.
Asupan Karbohidrat Terbaik untuk Menu Berbuka
Setelah beraktivitas seharian tanpa adanya makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuh, terkadang kamu menjadi lapar mata saat berbuka. Memang, puasa membuat proses pembentukan energi dalam tubuh kamu menjadi lebih lambat daripada biasanya, dan tubuh harus mendapatkan asupan segera untuk menggantikan energi yang hilang ini. Oleh karena itu, hidangan yang cocok untuk berbuka puasa adalah yang mampu langsung mengganti energi tubuh.
Jenis asupan karbohidrat saat puasa yang cocok untuk berbuka adalah karbohidrat sederhana atau mengandung gula. Jadi, kalimat “berbukalah dengan yang manis” itu bukan sekadar kalimat untuk mengiklankan produk manis, tetapi memang karena cocok dengan kebutuhan tubuh setelah seharian menahan lapar. Ini disebabkan karena gula merupakan senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh tubuh dibandingkan dengan jenis makanan lainnya. Namun kamu perlu ingat agar tidak mengonsumsi makanan dan minuman manis berlebihan.
(Baca juga: Dampak Makan Berlebihan Ketika Berbuka Puasa)
Sama seperti saat sahur, tubuh kamu juga memerlukan karbohidrat kompleks saat berbuka. Namun, sebaiknya hindari mengonsumsi makanan berat sesaat setelah waktu berbuka tiba, karena akan membuat pencernaan kaget. Akibatnya, perut pun akan terasa mulas.
Itu tadi penjelasan singkat mengenai perbedaan asupan karbohidrat saat puasa untuk menu sahur dan berbuka. Kalau kamu masih ingin mengetahui lebih banyak informasi mengenai masalah nutrisi, kamu bisa bertanya langsung pada ahlinya lewat aplikasi Halodoc. Aplikasi ini bisa kamu download dari Google Play Store atau App Store. Halodoc juga bisa kamu gunakan untuk beli obat atau cek lab tanpa harus keluar rumah, lho!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan