Jauh dari Timur Tengah, Kenali Flu Unta yang Mengincar
Halodoc, Jakarta – Kalau dibandingkan dengan flu burung, flu unta masih belum terlalu “populer”. Padahal, flu unta bukanlah jenis penyakit baru, lho. Lantas, apa sebenarnya flu unta itu? Dari mana flu unta berasal? Dan apa gejala dari flu unta? Simak penjelasannya di bawah ini, yuk!
Gejala
Flu unta pertama kali ditemukan di Arab Saudi. Flu unta disebabkan oleh adanya serangan virus korona di organ pernapasan. Karena itu, flu unta juga disebut dengan Middle East Respiration Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Pada tahap awal, gejala yang muncul serupa dengan penyakit flu pada umumnya, yaitu demam, batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan nyeri sendi. Namun setelahnya, akan muncul gejala seperti diare, mual, muntah, bahkan sesak napas. Biasanya, gejala akan muncul 2-14 hari setelah seseorang melakukan kontak dengan unta atau orang yang terinfeksi flu unta.
Faktor Risiko
Beberapa faktor yang membuat seseorang lebih rentan tertular MERS-CoV adalah usia, sistem kekebalan tubuh yang menurun, penyakit kronis yang dialami (seperti kanker, diabetes, atau penyakit paru-paru), pernah berkunjung ke Arab Saudi, konsumsi daging unta kurang matang atau susu unta mentah, dan sering berada dekat dengan unta atau orang yang mengidap flu unta.
Penularan
Berbeda dengan flu lainnya, MERS-CoV tidak mudah menyebar. Namun secara umum, flu unta ini dapat ditularkan dari unta ke manusia dan dari manusia ke manusia. Karena MERS-CoV merupakan jenis virus yang bersifat zoonosis yakni infeksi yang ditularkan di antara hewan vertebrata dan manusia atau sebaliknya, maka virus ini dapat ditularkan melalui kontak langsung dan tidak langsung dengan hewan yang terinfeksi. Sedangkan untuk penularan flu unta dari manusia ke manusia hanya akan terjadi jika melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.
Diagnosa
Jika kamu merasa memiliki gejala MERS-CoV dalam kurun waktu 14 hari setelah kembali ke Indonesia, kamu perlu pergi ke dokter agar mendapat diagnosa yang tepat. Untuk diagnosa flu unta, dokter akan mengharuskan uji laboratorium yang terdiri dari:
- Uji molekular, untuk mendiagnosa infeksi MERS aktif.
- Uji serologi, untuk mengevaluasi tanda-tanda infeksi MERS yang sudah lalu dengan mendeteksi antibodi MERS.
Pengobatan dan Pencegahan
Hingga saat ini, belum tersedia vaksin ataupun pengobatan khusus untuk mengatasi flu unta. Karena itu, satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga kesehatan dan kebersihan, seperti:
- Pakai masker saat bepergian ke luar rumah.
- Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat bersin atau batuk, lalu buang tisu tersebut setelah menggunakannya.
- Segera menghubungi dokter apabila dirasa mengalami gejala mirip flu unta. Kamu bisa mulai dengan menggunakan aplikasi Halodoc untuk bicara dengan dokter melalui Video/Voice Call dan Chat.
- Menerapkan pola hidup sehat, seperti makan makanan sehat dan bergizi seimbang, berolahraga, mandi teratur, minum air putih, dan istirahat yang cukup.
- Mengurangi atau menghindari kontak dekat dengan hewan (seperti hewan ternak, hewan peliharaan, atau hewan liar), dan orang yang menderita flu unta.
- Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan, setelah memegang hewan, dan sebelum menyentuh mata, hidung, atau mulut. Jika tidak tersedia sabun dan air, kamu bisa menggunakan hand sanitizer untuk membersihkan tangan.
Meskipun wabah flu unta belum sampai ke Indonesia, kamu tetap perlu waspada dengan flu unta. Jika kamu atau keluarga mengalami flu yang tidak kunjung sembuh, jangan ragu bicara ke dokter di aplikasi Halodoc. Kamu juga bisa melakukan cek laboratorium melalui fitur Lab Test di aplikasi Halodoc, lho. Tentukan tanggal dan tempat pemeriksaan, lalu petugas lab akan datang menemui kamu pada waktu yang sudah ditentukan. Kamu juga bisa membeli produk kesehatan dan vitamin yang dibutuhkan di Halodoc. Kamu hanya tinggal order lewat aplikasi Halodoc, dan pesanan kamu akan diantar dalam satu jam. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.