Jangan Angkat Beban Berat, Ini Bahayanya untuk Ibu Hamil
Halodoc, Jakarta – Berat badan yang terus bertambah dan perut yang membesar tak jarang memengaruhi aktivitas ibu hamil. Itu sebabnya banyak orang yang merasa khawatir saat melihat ibu hamil beraktivitas berat termasuk mengangkat beban berat. Apalagi saat hamil, aktivitas apa pun yang dilakukan ibu akan berdampak pada kesehatan ibu dan janin di dalam perutnya. Namun, kenapa ibu hamil enggak boleh mengangkat beban berat?
(Baca juga: Agar Tak Panik, Ketahui 5 Mitos Kehamilan Ini)
Seiring pertumbuhan janin, ibu akan mengalami banyak perubahan yang dapat memengaruhi keseimbangan dan kondisi fisik tubuh. Misalkan adanya peningkatan hormon progesteron. Kondisi ini membuat otot dan persendian pinggul menjadi kendur dan melemas. Akibatnya, saat ibu mengangkat beban berat, aktivitas tersebut akan memberikan tekanan lebih besar pada punggung bawah, sehingga membuat otot dan persendian tubuh bawah rentan mengalami kram atau terkilir. Begitu juga adanya perubahan pusat gravitasi tubuh pada ibu hamil. Sebab saat hamil, pusat gravitasi tubuh akan bergeser ke depan. Perubahan ini membuat ibu hamil lebih mudah kehilangan keseimbangan, sehingga membuat ibu hamil lebih rentan mengalami cedera.
Dampak Mengangkat Beban Berat
Jika pun terpaksa harus melakukan, ada beberapa hal yang harus ibu perhatikan sebelum mengangkat beban berat. Sebab, jika dilakukan sembarangan, mengangkat beban berat bisa berdampak pada kesehatan ibu dan janin. Apa saja sih dampak sering mengangkat beban berat?
- Nyeri punggung. Ini terjadi karena mengangkat beban berat akan menambah beban kerja punggung, membuatnya semakin rentan mengalami nyeri.
- Terpeleset dan jatuh. Ini terjadi karena bertambahnya massa tubuh dan pergeseran pusat gravitasi tubuh membuat ibu rentan kehilangan keseimbangan dan mudah terjatuh.
- Preeklampsia. Studi menemukan bahwa ibu yang mengangkat beban lebih dari 10 kilogram selama awal kehamilan lebih rentan mengalami preeklampsia dibandingkan yang tidak.
- Kelahiran prematur.dan keguguran. Beberapa studi menunjukkan bahwa terlalu sering mengangkat beban saat hamil meningkatkan risiko kelahiran bayi lahir dengan berat rendah (BBLR) hingga keguguran.
(Baca juga: Ini Alasan Ibu Hamil Alami Ngidam)
Tips Mengangkat Beban Berat saat Hamil
Berikut adalah beberapa tips aman untuk mengangkat beban berat saat hamil :
- Pastikan ibu tidak mengangkat beban lebih dari 9 kilogram secara terus-menerus.
- Perhatikan jarak tempuh saat mengangkat beban. Sebab, ibu hamil tidak dianjurkan untuk mengangkat beban dalam jarak jauh. Jika beban terlalu sulit, ibu perlu meminta bantuan orang lain. Atau gunakan alat bantu seperti troli, stroller, atau tas ransel yang memudahkan ibu mengangkat beban.
- Jika ingin mengambil beban yang lebih rendah, raih barang dengan berjongkok dan menekuk lutut. Posisikan kaki selebar bahu dan usahakan punggung tetap lurus saat berjongkok. Sebisa mungkin, hindari mengambil beban rendah dengan menunduk, sebab posisi ini meningkatkan risiko terjatuh dan cedera.
- Angkat beban dengan kekuatan bertumpu pada lutut dan kedua kaki dan dekat barang sedekat mungkin dengan tubuh. Saat mengangkat beban, dorong tubuh ke atas secara perlahan dan bernapaslah lewat mulut, sehingga perut rata dan dasar panggul berkontraksi. Jangan lupa untuk menyeimbangkan beban terlebih dahulu (antara sebelah kiri dan kanan) untuk mengurangi tekanan pada perut dan melindungi pinggang.
- Jangan membuat gerakan menyentak tiba-tiba saat mengangkat beban. Sebab, gerakan ini bisa meningkatkan risiko kram pada perut dan berbahaya pada perkembangan janin.
Jika ibu ingin mengangkat beban berat, ada baiknya ibu bicara pada dokter terlebih dahulu. Ini dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan cedera atau risiko lain yang berdampak pada kondisi ibu dan janin. Ibu bisa memanfaatkan fitur Contact Doctor di aplikasi Halodoc untuk bicara pada dokter kapan saja dan di mana saja melalui Chat, Voice Call, atau Video Call. Jadi, yuk download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play untuk mendapatkan rekomendasi saran dari dokter terpercaya. (Baca juga: Top 5 Gizi yang Dibutuhkan Ibu Saat Hamil)