Ini Perbedaan Pria Disunat dan Tidak dari Segi Kesehatan
Halodoc, Jakarta – Sunat alias khitan pada anak laki-laki adalah hal yang seakan telah menjadi tradisi di tengah masyarakat Indonesia. Bahkan, banyak orang tua yang beranggapan bahwa sunat adalah hal yang wajib bagi laki-laki.
Sebenarnya, sunat merupakan suatu prosedur operasi yang bertujuan untuk mengangkat kulup atau jaringan yang menutupi di sekitar kepala Mr. P. Sunat bisa dilakukan kapan saja, tergantung pada kondisi tertentu. Kebanyakan anak laki-laki baru akan disunat setelah memasuki usia dewasa, yaitu saat ia sudah memiliki kesiapan mental. Ada pula pria yang baru disunat setelah dewasa.
Namun pada beberapa kasus, sunat mungkin dilakukan pada anak yang baru lahir. Biasanya ada alasan medis di balik keputusan tersebut. Kendati demikian, sebenarnya dari sisi kesehatan, sunat masih menjadi perdebatan yang cukup panjang. Dari sisi medis, sunat sebenarnya tidak diwajibkan. Lantas jika dilihat dari sisi medis, apa perbedaan yang terjadi saat pria memilih disunat atau tidak disunat?
Baca juga: Apakah Khitan Bisa Memengaruhi Kesuburan Pria?
Yang Terjadi saat Pria Tidak Disunat
Meski tidak wajib, sunat menjadi satu hal yang cukup disarankan bagi pria. Sebab pria yang tidak disunat biasanya akan lebih rentan terserang bakteri yang bisa berkembang di Mr. P. Hal itu terjadi karena kulup yang tidak diambil bisa menjadi tempat berkumpulnya kotoran.
Apalagi jika dibarengi dengan kebiasaan tidak membersihkan bagian tersebut dengan benar dan rutin. Jika bakteri dibiarkan berkembang biak, ia akan terus menumpuk dan memicu terjadinya infeksi pada organ reproduksi pria tersebut.
Jika memutuskan untuk tidak disunat, artinya kamu harus memperhatikan betul faktor kebersihan pada Mr.P. Salah satu cara terbaik untuk membersihkannya adalah dengan menarik kulit kulup untuk memastikan tidak ada sisa sabun di sana. Zat asing yang dibiarkan bertumpuk pada bagian tersebut bisa menyebabkan iritasi pada kulit.
Manfaat Sunat dari Segi Kesehatan
Meski masih menjadi perdebatan, American Academy of Pediatrics (AAP) menyebut bahwa laki-laki yang disunat sejak lahir bisa mendapat lebih banyak manfaat. Malahan, hal ini diyakini dapat mengurangi risiko masalah yang kesehatan menyerang organ reproduksi pria.
Baca juga: Kenali Manfaat Sunat dari Sisi Kesehatan
Sunat pada pria juga terbukti dapat menurunkan risiko infeksi saluran kemih. Meski kasusnya jarang, gangguan yang satu ini ternyata cukup mengintai pria yang tidak disunat. Selain itu, mengangkat kulit kulup juga bisa membantu menurunkan risiko penyakit menular seks, seperti HPV, herpes, hingga HIV/AIDS.
Operasi pengangkatan kulit kulup juga bisa membantu menurunkan risiko kanker penis. Tak hanya itu, pria yang disunat juga akan menurunkan risiko kanker serviks pada pasangan wanitanya. Sunat juga dapat menghindari berbagai penyakit yang berhubungan dengan Mr. P.
Sunat pada Bayi
Sama seperti jenis operasi lainnya, sunat juga memiliki efek samping yang mungkin terjadi. Misalnya, risiko perdarahan dan infeksi di area yang disunat. Iritasi yang mungkin terjadi pada kelenjar, hingga risiko cedera pada penis.
Sebuah studi menunjukkan bahwa semua risiko dan efek samping dari sunat menjadi lebih rendah jika tindakan itu dilakukan sejak bayi. Laki-laki yang disunat saat bayi disebut hanya mengalami efek samping tidak lebih dari 0,5 persen. Tapi, sunat tidak dianjurkan untuk dilakukan pada bayi prematur.
Baca juga: 5 Fakta Mengenai Sunat yang Perlu Diketahui
Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter segera? Pakai aplikasi Halodoc saja! Hubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan rekomendasi beli obat dan tips menjaga kesehatan. Yuk, download segera di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan