Generasi Micin vs Garam, Mana yang Lebih Berbahaya?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   09 Juni 2023
Generasi Micin vs Garam, Mana yang Lebih Berbahaya?Generasi Micin vs Garam, Mana yang Lebih Berbahaya?

“Micin (monosodium glutamat/MSG) dan garam sama-sama mengandung natrium yang berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Selain dapat menyebabkan gangguan kesehatan otak, terlalu banyak mengonsumsi micin berisiko memicu peningkatan tekanan darah.”

Halodoc, Jakarta - Sering kali micin dianggap memberikan dampak yang negatif bagi tubuh. Katanya, jika mencampurkan terlalu banyak micin pada makanan dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti menurunnya fungsi otak. 

Namun, benarkah anggapan tersebut? Tidak ada salahnya kamu simak berbagai ulasan mengenai dampak hingga manfaat micin untuk kesehatan tubuh.

Apa Itu Micin (MSG)?

Micin atau MSG memiliki kandungan berupa natrium, asam amino dan glutamat. Micin memiliki bentuk kristal dengan warna putih dan tidak berbau. MSG juga mudah larut dalam air.

MSG terbuat dari fermentasi sumber karbohidrat, seperti bit, gula, tebu, hingga molase. Perlu diketahui, tubuh manusia membutuhkan asupan MSG. Hal yang perlu kamu perhatikan adalah jumlahnya yang tidak berlebihan.

MSG sendiri bisa kamu temui pada berbagai jenis makanan. Mulai dari makanan ringan seperti kerupuk yang renyah, makanan instan, hingga minuman. 

Saking banyaknya orang yang gemar mengonsumsi makanan yang mengandung MSG, muncul anggapan bahwa jika terlalu sering makan dapat membuat fungsi otak turun. Padahal, belum ada penelitian yang menyatakan secara jelas bahwa MSG bisa menganggu fungsi otak.

Apa Efek Samping Micin pada Tubuh?

Segala jenis makanan apabila dikonsumsi berlebihan tentu tidak baik. Sebut saja gula yang bisa menyebabkan diabetes dan makanan pedas yang menyebabkan gangguan pencernaan. Termasuk micin yang mengandung natrium, juga bisa memicu berbagai gangguan kesehatan.

Berikut bahaya yang terjadi akibat terlalu banyak mengonsumsi micin, yaitu:

1.Memicu gangguan kesehatan otak

Glutamat berperan cukup penting pada otak. Dalam otak, kandungan ini berfungsi sebagai neurotransmitter atau zat yang merangsang sel saraf untuk mengirimkan sinyal pesan.

Dengan mengonsumsi micin berlebihan, hal ini bisa menyebabkan toksisitas otak dengan kadar yang berlebihan. Kondisi ini bisa merangsang sel saraf secara berlebihan yang mengakibatkan kematian sel.

Melansir dari jurnal Iranian Journal of Basic Medical Sciences, neurotoksisitasnya terkait dengan aktivitas reseptor asam amino yang berlebih.

Kondisi ini bisa merangsang peningkatkan kalsium intraseluler yang memicu aktivitas enzimatik sehingga menyebabkan kematian sel.

2.Meningkatkan risiko MSG symptoms complex (MSC)

Orang-orang yang berlebihan mengonsumsi micin dapat berisiko mengalami MSC. Kondisi ini bisa terjadi pada satu persen masyarakat yang hobi mengonsumsi asupan makanan dengan MSG berlebih.

Melansir dari jurnal Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, seseorang yang mengalami MSC biasanya akan mengalami beberapa keluhan kesehatan.  

Contohnya seperti pusing, lemas, sakit kepala, mati rasa, hingga kesulitan bernapas. Sebaiknya jangan abaikan kondisi ini. Segera lakukan pemeriksaan agar kondisi ini tidak memicu gangguan yang lebih berbahaya.

3.Berisiko memicu peningkatan kadar gula darah

Terlalu banyak mengonsumsi micin berisiko memicu peningkatan resistensi insulin. Untuk itu, jika kamu memiliki riwayat dengan penyakit diabetes, sebaiknya batasi asupan makanan yang mengandung micin.

Pilihlah berbagai makanan sehat yang bisa membantu kamu mengontrol kadar gula darah dengan baik.


4.Meningkatkan risiko obesitas

Aroma, rasa, dan tekstur makanan nyatanya dapat memengaruhi konsumsi pada makanan tertentu. Micin menjadi salah satu bumbu makanan yang digunakan sebagai penyedap makanan. 

Hal ini membuat makanan akan terasa lebih gurih dan lezat, sehingga orang akan cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan. Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa makanan yang gurih akan membuat orang lebih cepat puas saat makan.

Dengan kata lain, belum diketahui secara pasti, apakah micin mampu menyebabkan kelebihan berat badan. Meskipun begitu, kamu perlu menjalankan pola makan sehat untuk menjaga kesehatan tetap optimal.

5.Meningkatkan tekanan darah

Mengonsumsi MSG berlebihan nyatanya dapat memicu lonjakan tekanan darah. Dalam jurnal Heliyon dijelaskan bahwa pengonsumsian MSG berlebihan mengubah struktur dan fungsi ekskresi ginjal. 

Hal ini membuat adanya perubahan pengaturan keseimbangan air tubuh yang bisa memicu hipertensi.

Untuk itu, bagi seseorang dengan riwayat tekanan darah tinggi sebaiknya selalu memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi. Sebaiknya batasi asupan makanan yang mengandung micin.

Selain membatasi asupan micin, ketahui cara mengontrol tekanan darah dengan membaca artikel ini → Langkah Mudah untuk Mengontrol Tekanan Darah Tinggi.

6.Gangguan psikiatri

Pengonsumsian MSG berlebih bisa memicu peningkatan sensitivitas dan intoleransi rasa sakit. Bahkan, mengonsumsi MSG berlebihan juga bisa memicu skizofrenia dan penyakit lain yang menyebabkan gangguan mental. Contohnya, seperti gangguan cemas, stres, hingga depresi.

7.Gangguan kesuburan

Berlebihan mengonsumsi MSG telah terbukti dapat merusak sistem reproduksi pada hewan. Hingga saat ini masih terus dilakukan penelitian mengenai dampak negatif konsumsi MSG berlebihan pada kesuburan manusia.

8.Kanker

Asupan MSG yang berlebihan juga berisiko memicu pertumbuhan sel abnormal pada tubuh. Namun, penelitian ini baru dilakukan pada hewan. Penelitian masih terus dilakukan untuk memastikan dampak MSG pada sel abnormal dalam tubuh manusia.

Kamu juga bisa mencari tahu lebih dalam mengenai dampak MSG pada risiko penyakit kanker melalui artikel Apakah Benar Mengonsumsi MSG Bisa Sebabkan Kanker?

Apakah Micin Baik untuk Kesehatan?

Manfaat yang cukup terkenal dari penggunaan micin adalah menambahkan cita rasa yang umami atau gurih pada makanan. Penggunaan msg juga bisa menambahkan rasa asin pada makanan tertentu.

Dengan demikian, kamu bisa mengurangi jumlah asupan garam pada tubuh per harinya. Meskipun dapat menyebabkan gangguan kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan, tetapi micin lebih rendah natrium daripada garam.

Mengurangi asupan garam per harinya dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular yang membahayakan tubuh. 

Bahaya Kelebihan Garam pada Tubuh

Selain pada micin, natrium juga terdapat pada garam dapur. Hal ini membuat masyarakat tidak dianjurkan untuk mengonsumsinya berlebihan.

Ada berbagai gangguan kesehatan yang bisa terjadi akibat kelebihan garam pada tubuh, yaitu:

1.Hipertensi

Mengonsumsinya terlalu banyak dapat memicu hipertensi. Karena itu, pengidap hipertensi dilarang terlalu banyak mengonsumsi makanan asin, atau makanan yang mengandung garam.

Hipertensi merupakan satu kondisi yang cukup berbahaya dan bisa menyebabkan hal-hal yang tak diinginkan menyerang tubuh. Sejumlah penelitian menyebut bahwa serangan stroke dan penyakit jantung, bahkan penyakit mematikan lainnya sering diawali dengan hipertensi.

2.Perut kembung

Perut kembung menjadi salah satu dampak yang terjadi ketika kamu mengonsumsinya terlalu banyak. Hal ini terjadi karena natrium dapat menahan air pada tubuh, sehingga cairan menumpuk yang memicu rasa kembung.

3.Pembengkakan pada tubuh

Terlalu banyak mengonsumsinya dapat menyebabkan pembengkakan pada tubuh. Ada beberapa bagian tubuh yang rentan mengalaminya, seperti pergelangan kaki, wajah, hingga tangan.

4.Merasa haus terus menerus

Mengonsumsi garam berlebihan dapat membuat tubuh menjadi dehidrasi. Hal ini karena tubuh menarik air dari sel-sel di dalamnya, sehingga membuat kamu merasa kehausan terus menerus.

Sebaiknya segera konsumsi air putih agar tubuh mampu menetralisir kelebihan yang terjadi.

5.Mengalami gangguan tidur

Mengonsumsi garam berlebihan sebelum tidur dapat menyebabkan gangguan tidur. Jadi, perhatikan asupan makanan yang kamu konsumsi pada malam hari sebelum tidur.

6.Merasa kelelahan

Ketika terlalu banyak garam dalam darah, air akan keluar dari sel-sel pada tubuh. Hasilnya, kamu mungkin akan merasa lemah dan kelelahan terus menerus.

7.Meningkatkan risiko kanker perut

Penelitian pada Gastroenterology Research and Practice, menunjukkan kelompok yang mengonsumsi garam lebih tinggi berisiko dua kali lebih besar mengalami kanker perut daripada kelompok dengan asupan yang rendah.

Cari tahu lebih banyak yang terjadi pada tubuh saat mengalami kelebihan garam melalui artikel Inilah yang Dialami Tubuh saat Kelebihan Asupan Garam.

Untuk lebih jelasnya, kamu bisa mendiskusikannya dengan dokter di Halodoc. ✔️ Tanpa perlu repot, kamu bisa chat dengan dokter kapan dan di mana saja. Yuk, gunakan aplikasinya sekarang!

Micin vs Garam, Mana yang Harus Dihindari?

Meski dibutuhkan oleh tubuh, tapi penggunaan MSG maupun garam sebaiknya tidak melebihi batas. Hingga kini masih banyak pandangan yang berbeda terkait mana yang lebih disarankan antara konsumsi garam atau MSG. Namun, salah satu yang harus diwaspadai adalah tingkat konsumsi natrium pada tubuh.

Sebagian menyebut bahwa kandungan natrium yang ada di MSG lebih rendah dari garam, yaitu 12 persen pada MSG. Sementara itu, garam dapur memiliki 39 persen natrium. 

Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyarankan angka konsumsi natrium perhari adalah kurang dari 2.000 miligram. Artinya penggunaan garam maupun micin sebaiknya tidak lebih dari satu sendok teh.  

Terlalu banyak mengonsumsi natrium dapat mengakibatkan naiknya tekanan darah. Jika hal ini terjadi, penyakit kardiovaskular akan lebih mudah menyerang. Selain itu, natrium yang dikonsumsi berlebihan juga bisa memicu kanker lambung, obesitas, dan menurunnya kepadatan mineral tulang.

Hingga kini belum ada penelitian pasti yang menyebut mana lebih baik antara MSG dan garam. Namun, ada baiknya untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Memang akan terasa aneh, karena bumbu penyedap pada dasarnya berfungsi untuk menambahkan rasa pada masakan, sehingga seseorang menjadi lebih berselera. 

Namun, tak perlu khawatir, ada beberapa trik yang bisa diterapkan untuk mendapatkan rasa masakan yang nikmat tanpa menggunakan garam atau MSG berlebihan. Salah satunya adalah dengan menonjolkan rasa lain. 

Sebuah penelitian menyebut bahwa membuat masakan dengan rasa pedas yang menonjol dapat mengurangi keinginan lidah untuk mengecap rasa garam. Kamu bisa menggunakan cabai dan rempah-rempah dalam memasak untuk mendapatkan rasa masakan yang lebih kuat. Seperti seledri, daun bawang, bawang merah, bawang bombay, daun salam, lada, kencur dan bahan masakan lainnya.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. What is MSG? Is It Bad for You?
Healthline. Diakses pada 2023. Is MSG Truly Unhealthy? All You Need to Know.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Is MSG Actually Bad for You?
Today. Diakses pada 2023. Is MSG Really Bad for You? The Surprising Truth about Monosodium Glutamate.
Eating Well. Diakses pada 2023. MSG: What Are Its Potential Side Effects?
Nourish by Web MD. Diakses pada 2023. High Glutamate Foods.
Better Me. Diakses pada 2023. High Glutamate Foods: Should You Avoid Them?
Nourish by Web MD. Diakses pada 2023. Signs You’re Eating Too Much Salt.
Healthline. Diakses pada 2023. What Happens If You Eat Too Much Salt?
Gastroenterology Research and Practice. Diakses pada 2023. Association between Habitual Dietary Salt Intake and Risk of Gastric Cancer: A Systematic Review of Observational Studies.
Wholesale Club. Diakses pada 2023. The Pros and Cons of MSG Use in Food.
Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety. Diakses pada 2023. A Review of The Alleged Health Hazards of Monosodium Glutamate.
Iranian Journal of Basic Medical Sciences. Diakses pada 2023. Natural Products as Safeguards Against Monosodium Glutamate-Induced Toxicity.
Heliyon. Diakses pada 2023. Daily Consumption of Monosodium Glutamate Pronounced Hypertension and Altered Renal Excretory Function in Normotensive and Hypertensive Rats.