Gangguan Makan pada Remaja, Ini Tips Mengatasinya!
Halodoc, Jakarta – Selain anak-anak, remaja juga sering mengalami gangguan makan, terutama remaja perempuan. Untuk membantu para remaja mengatasi permasalahan ini, para orang tua perlu mengetahui penyebab gangguan makan pada remaja dan bagaimana cara berbicara dengan mereka tentang kebiasaan makan yang sehat.
Gangguan makan adalah kondisi serius berkaitan dengan perilaku makan terus-menerus yang berdampak negatif terhadap kesehatan, emosi, dan kemampuan berinteraksi dengan lingkungan. Gangguan makan yang paling umum terjadi pada remaja adalah anorexia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan secara berlebihan (binge eating).
Belum diketahui secara pasti penyebab gangguan makan. Namun, ada beberapa faktor yang sangat mungkin membuat remaja berisiko terkena gangguan makan. Tekanan masyarakat berupa budaya populer cenderung membangun image yang keliru mengenai standar kecantikan. Bahkan, dengan berat badan normal, remaja bisa dengan mudah mengembangkan persepsi bahwa mereka terlihat terlalu gemuk. Pandangan ini bisa memicu obsesi untuk menurunkan berat badan dan diet berlebihan.
Pemicu lainnya adalah aktivitas favorit yang menuntut untuk memiliki tubuh ideal. Aktivitas ini dapat memicu peningkatan risiko gangguan makan pada remaja. Selain itu, faktor lain yang memengaruhi gangguan makan pada remaja adalah faktor biologis. Sifat kepribadian seperti perfeksionisme, kecemasan, atau kekakuan juga mungkin berperan.
Bagaimana mengenali tanda gangguan makan pada remaja? Tanda dan gejalanya sangat bervariasi tergantung pada jenis kelainan makan. Orang tua perlu jeli memperhatikan pola makan dan kepercayaan yang mungkin menandakan perilaku tidak sehat, serta tekanan teman sebaya yang bisa memicu gangguan makan.
Orang tua bisa menjadikan tanda-tanda berikut sebagai peringatan bahwa anak remaja mereka sedang mengalami gangguan makan.
- Sering melewatkan waktu makan bersama, membuat alasan untuk tidak makan atau makan secara rahasia.
- Kecemasan terus-menerus atau mengeluh tentang menjadi gemuk dan kerap berbicara tentang menurunkan berat badan.
- Sering bercermin untuk memeriksa kekurangan yang dirasakan.
- Berulang kali mengonsumsi permen dalam jumlah besar atau makanan tinggi lemak.
- Penggunaan suplemen diet, obat pencahar, atau produk herbal untuk menurunkan berat badan.
- Latihan yang berlebihan.
- Teratur pergi ke kamar mandi setelah makan.
- Makan lebih banyak daripada yang dianggap biasa.
- Sering merasa depresi, jijik, malu, atau bersalah tentang kebiasaan makan.
Jika kamu ingin tahu lebih lanjut mengenai gangguan makan pada remaja, kamu bisa tanyakan langsung ke berbagai dokter di aplikasi Halodoc melalui voice/video call dan chat. Selain itu, di Halodoc, kamu juga bisa membeli obat dan vitamin yang akan diantarkan langsung ke tempat tujuan dalam satu jam. Cek lab juga bisa dilakukan tanpa harus keluar rumah, lho. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan