5 Tips bagi Orangtua saat Anak jadi Korban Bullying

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   13 Maret 2020
5 Tips bagi Orangtua saat Anak jadi Korban Bullying5 Tips bagi Orangtua saat Anak jadi Korban Bullying

Halodoc, Jakarta – Ketika memasuki usia sekolah, orangtua pasti berharap sang buah hati bisa menuntut ilmu dengan aman. Keberadaan guru yang berperan sebagai pengganti orangtua di sekolah dianggap dapat melindungi anak. Meskipun begitu, terkadang tetap saja terjadi hal negatif pada Si Kecil, salah satunya bullying

Bullying atau perundungan pada dasarnya adalah perilaku agresif yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang yang memiliki kekuatan lebih besar daripada korban. Perilaku bullying bisa berupa tindakan fisik maupun verbal yang dilakukan secara berulang-ulang. 

Anak Jadi Korban Bullying, Orangtua Harus Apa?

Pasti kesal dan sedih rasanya kalau buah hati menjadi korban tindakan yang tidak semestinya di sekolah. Nah, berikut tips yang bisa ibu dan ayah lakukan jika anak menjadi korban bullying:

1. Jeli Melihat Tanda-tandanya

Sayangnya, tidak semua anak akan bercerita pada orangtuanya jika mengalami tindakan tidak menyenangkan di sekolah. Umumnya, mereka lebih memilih merahasiakannya.

Artinya, ibu harus pandai mengenali tanda anak mengalami bullying, seperti anak terlihat murung atau sangat ketakutan jika disuruh pergi ke sekolah, seperti dilansir dari KidsHealth.

Baca juga: Anak Gagap Jadi Korban Bully, Ini yang Harus Dilakukan

Jika benar bahwa anak telah di-bully, dengan pelan-pelan minta ia agar mau menceritakan kejadian yang sebenarnya. Ibu dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi situasi tersebut, namun hindari mendorong anak membalas pelaku bully.

2. Beri Tahu Pihak Sekolah

Setelah mengetahui anak menjadi korban bullying, segera bicarakan masalah ini dengan pihak sekolah seperti guru atau kepala sekolah untuk sama-sama mencari solusinya. Hindari terbawa emosi, namun tetap fokuskan semuanya bertujuan agar anak mendapatkan keamanan.

Pasalnya, sebagian besar kasus bullying justru tidak diketahui oleh pihak sekolah, karena anak-anak pelaku bully baru mulai beraksi saat tidak ada guru di sekitarnya, seperti ketika sedang jam istirahat atau pulang sekolah.

3. Arahkan Anak Menghadapi Pelaku Bully

Beritahu anak bagaimana harus bersikap di depan pelaku bully. Si Kecil tidak boleh malu, minder, atau takut saat berhadapan dengan anak-anak nakal pelaku bully. Sebaliknya, mereka harus berani berkata kepada pelaku “berhenti mengejekku”, “diam”, dan “hentikan”. 

Baca juga: Anak Berbuat Jahat, Kesalahan Pola Asuh?

Laman BullyingUK menyarankan, orangtua untuk meyakinkan sang buah hati bahwa hal ini bukan kesalahan mereka. Mengalami bullying bukan berarti Si Kecil adalah anak yang lemah, pelaku tidak selalu adalah anak yang lebih kuat atau dominan. Jadi, penting untuk tetap membuat anak merasa percaya diri

4. Pantau Terus Keadaan Anak

Jangan menyerah ketika anak merengek tidak ingin sekolah karena menjadi korban bullying. Sebaliknya, tetap dukung sang buah hati untuk pergi ke sekolah, tetapi pastikan tetap memantau keadaan anak dengan aktif bertanya, seperti “Bagaimana hari ini?”, “Apakah anak itu masih melakukan bullying?”, “Lalu apa yang kamu lakukan saat mereka melakukan itu?”, dan lain-lain.

Jika memang diperlukan, ibu bisa meminta bantuan ahli psikologi anak melalui aplikasi Halodoc. Ceritakan saja masalah ibu pada dokter melalui fitur chat dengan dokter, tidak akan lama, dokter akan membantu ibu menemukan solusi terbaiknya. Apa pun masalah kesehatan ibu, percayakan saja pada Halodoc

Baca juga: Cara Cegah Anak Jadi Pelaku Kekerasan Seksual

5. Pindah Sekolah

Jika masalah bullying terus berlanjut dan kondisi anak semakin parah, maka ibu bisa memikirkan untuk memikirkan solusi lainnya, seperti memindahkan anak ke sekolah baru atau mengganti konsep belajarnya menjadi belajar di rumah (homeschooling) untuk sementara waktu.

Pada intinya, jangan pernah sepelekan bullying pada anak. Hal ini bisa menyebabkan trauma anak akibat bullying bisa terbawa hingga ia dewasa dan memengaruhi kehidupannya nantinya.

 

Referensi: 

KidsHealth. Diakses pada 2020. Helping Kids Deal with Bullies.

Parents. Diakses pada 2020. How to Deal with Bullies: A Guide for Parents.

BullyingUK. Diakses pada 2020. What to Do If Your Child is being Bullied.