5 Penyakit Akibat Tak Gunakan Masker Saat Beraktivitas

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   27 Maret 2020
5 Penyakit Akibat Tak Gunakan Masker Saat Beraktivitas5 Penyakit Akibat Tak Gunakan Masker Saat Beraktivitas

Halodoc, Jakarta - Pada akhir 2019, Jakarta pernah tercatat sebagai salah satu kota dengan kualitas udara yang paling buruk di dunia. Masalah ini harus ditangani, karena polusi udara terbukti berkontribusi negatif pada kondisi kesehatan. Tidak heran banyak orang di Jakarta yang memilih menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan. 

Gas dan partikel berbahaya di udara berasal dari berbagai sumber, termasuk asap knalpot dari kendaraan, asap dari pembakaran batu bara atau gas, dan asap tembakau. Jika seseorang terus terpapar polusi udara, maka dapat membahayakan kesehatannya. Meskipun penggunaan masker tidak bisa mencegah sepenuhnya penyakit-penyakit akibat polusi udara, tetapi tindakan ini dapat membantu mengurangi efek polusi udara.

Sering Tak Gunakan Masker, Waspada Penyakit Ini

Nah, berikut ini jenis penyakit yang bisa dialami akibat tidak menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, yaitu:

Baca juga: 5 Tanaman yang Bisa Menangkal Polusi Udara

  1. Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Paparan polutan partikel dapat menyebabkan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara menyumbang 43 persen dari kasus PPOK dan kematian di seluruh dunia. PPOK adalah penyakit yang menyebabkan sekelompok gejala, seperti kesulitan bernafas (emfisema dan bronkitis kronis).

Penyakit-penyakit ini menghalangi jalan udara dan membuat seseorang sulit bernapas. Sayangnya, belum ada obat untuk PPOK, tetapi perawatan tertentu membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup pengidapnya. Jika kamu memiliki gejala gangguan pernapasan, sebaiknya segera periksakan diri kamu ke rumah sakit terdekat. Kamu bisa langsung buat janji dokter dengan aplikasi Halodoc. Ingat, penanganan yang dilakukan sejak dini membantu kamu terhindar dari berbagai komplikasi.

  1. Asma

Kamu tentu sudah akrab dengan “asma”. Walaupun ada pendapat yang mengatakan bahwa asma merupakan bawaan lahir, namun bukan tidak mungkin asma juga disebabkan oleh polusi udara. Orang yang sehat bisa mengidap asma yang menyerang secara tiba-tiba akibat peradangan paru-paru.

Nah, peradangan paru-paru ini biasanya diakibatkan oleh udara tercemar yang dihirup seseorang. Saat asma kambuh, pengidapnya bisa mengalami sesak napas, batuk kering, hingga munculnya suara berat saat menghembuskan napas. Pada kasus yang parah, muncul perasaan otot dada menyempit sehingga menimbulkan kesulitan bernapas.

Baca juga: 7 Faktor Penyebab Asma yang Harus Diketahui

 

  1. Kanker Paru-Paru

Menurut WHO, polusi udara menyebabkan 29 persen dari semua kasus kanker paru-paru dan kematian. Polutan partikel cenderung berkontribusi terhadap angka ini secara signifikan karena ukurannya yang kecil memungkinkan mereka untuk mencapai saluran pernapasan bagian bawah.

 

  1. Penyakit Kardiovaskular

Penelitian juga menunjukkan bahwa tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara yang lebih tinggi dapat meningkatkan risiko kematian akibat stroke. Penyebabnya karena tubuh jadi lebih sulit untuk mendapatkan oksigen.

Sebuah tinjauan tahun 2018 mencatat bahwa Global Burden of Disease Study memperkirakan, polusi udara bertanggung jawab atas 19 persen kematian kardiovaskular pada tahun 2015. Polusi udara juga merupakan penyebab sekitar 21 persen kematian akibat stroke dan 24 persen kematian akibat penyakit jantung koroner.

 

  1. Kelahiran Prematur

Menurut penelitian yang ditampilkan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health, paparan udara yang tercemar juga dapat membuat wanita hamil lebih mungkin mengalami persalinan prematur. Para peneliti menemukan bahwa kemungkinan kelahiran prematur akan berkurang jika paparan polusi udara bisa diturunkan. 

Baca juga: Polusi Udara Bisa Sebabkan Kemandulan?

 

Cegah Penyakit dengan Mengurangi Paparan Polusi Udara

Kamu dapat mengurangi paparan polusi udara dengan membatasi jumlah waktu yang kamu lakukan di daerah dengan kualitas udara yang buruk. Penting untuk diketahui juga bahwa polusi udara juga ada tidak hanya di luar ruangan, tetapi juga di dalam ruangan.

Bagi penduduk kota yang tingkat polusinya tinggi, kamu bisa melindungi kesehatan dengan cara: 

  • Hindari berjalan di jalan yang sibuk atau macet;

  • Lakukan lebih sedikit olahraga di luar ruangan, sebagai gantinya lakukan lebih banyak di dalam ruangan;

  • Gunakan masker.

Sementara untuk mengurangi polusi udara dalam ruangan, pastikan bahwa bangunan atau rumah kamu bersih dan memiliki ventilasi yang sesuai standar.

 

Referensi:
WHO. Diakses pada 2020. How Air Pollution Is Destroying Our Health.
Healthline. Diakses pada 2020. How Does Air Pollution Affect Our Health?