5 Fakta Tentang Kotoran Telinga
Halodoc, Jakarta – Apa yang terlintas di pikiran kamu saat mendengar kotoran telinga? Seperti banyak orang ketahui, kotoran telinga adalah cairan telinga yang berwarna kuning dan lengket. Karena identik dengan “kotoran”, maka banyak orang yang rutin membersihkannya dengan cotton buds atau kapas. Tapi, tahu enggak sih kalau ternyata, membersihkan telinga terlalu keras dengan cutton buds atau kapas bisa menusuk dan merusak gendang telinga? Intip beberapa fakta kotoran telinga di bawah ini, yuk!
1. Terbentuk dari Kelenjar
Kotoran telinga dihasilkan oleh seruminosa, kelenjar khusus untuk menghasilkan kotoran telinga. Normalnya, kotoran telinga hanya dibuat pada bagian luar saluran telinga dan tidak akan menyumbat ke bagian saluran telinga yang lebih dalam, kecuali terdorong masuk saat kamu membersihkan telinga terlalu keras dengan cotton buds, kapas, atau benda lainnya.
2. Berguna untuk Lindungi Telinga
Kotoran telinga ternyata berguna lho untuk melindungi saluran telinga dari kondisi kering agar tidak mudah lecet. Kotoran telinga juga berguna untuk melindungi telinga dari masuknya debu, serangga, atau benda lain yang dapat menyebabkan infeksi pada telinga.
3. Bisa Keluar Sendiri
Ternyata, kotoran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri. Karena setiap kali kamu mengunyah atau menggerakkan rahang, secara tidak langsung, kamu membantu memindahkan kotoran telinga dari saluran telinga ke lubang telinga sehingga kotoran telinga akan mengering dan jatuh. Tapi, jika kamu tetap ingin membersihkan telinga, sebaiknya yang dibersihkan hanyalah bagian luarnya saja dengan menggunakan kapas atau tisu.
Hindari Mengorek Telinga
Beberapa orang menggunakan cotton buds untuk mengeluarkan kotoran telinga. Padahal, kebiasaan tersebut tidak dianjurkan. Kotoran telinga mengandung pelumas dan zat anti bakteri, sehingga jika sering dikeluarkan, saluran telinga justru akan kering, gatal, serta semakin rentan terserang infeksi. Selain itu, saluran dan gendang telinga juga sangat halus, sehingga membersihkan kotoran telinga terlalu keras dengan cotton buds atau benda lainnya bisa mendorong kotoran telinga masuk lebih dalam, sehingga bisa menyakiti telinga dan menyebabkan pendarahan.
5. Deteksi Kesehatan
Variasi warna pada kotoran telinga juga bisa mendeteksi kesehatan, lho. Warna kotoran telinga yang normal adalah kuning dengan tekstur yang basah, lengket, dan terkadang berbau. Sedangkan warna kotoran telinga lainnya bisa menandakan adanya gangguan kesehatan, seperti :
- Kuning pucat. Warna ini normal dimiliki anak-anak, Namun pada orang dewasa, warna kuning pucat bisa menjadi tanda bahwa tubuh kekurangan asupan vitamin B.
- Cokelat gelap dan tebal. Warna ini bisa menjadi tanda bahwa kotoran telinga sudah berada di dalam telinga dalam waktu yang lama. Warna ini juga bisa terbentuk karena kelebihan produksi kotoran akibat gangguan hormonal, misalkan karena faktor stres.
- Hitam. Warna ini bisa terbentuk karena adanya ganggual hormonal. Jika kondisi ini berulang, maka bisa menandakan adanya infeksi jamur pada telinga.
- Abu-abu. Warna ini umumnya dimiliki oleh orang yang tinggal di daerah dengan udara tercemar. Namun, kondisi ini bisa menjadi tanda penyakit eksin jika teksturnya kering, rapuh, dan gatal.
- Merah darah. Jika kondisi ini disertai rasa nyeri, maka bisa menandakan adanya masalah pada gendang telinga atau infeksi pada telinga.
Membersihkan telinga memang enggak perlu terlalu sering. Kamu hanya perlu membersihkan bagian luar telinga, setidaknya seminggu sekali. Tapi, jika kamu merasa kotoran telinga sudah terlalu banyak dan kering, kamu bisa menggunakan tetes telinga, minyak mineral, atau larutan garam di telinga. Hal ini akan membantu melarutkan kotoran telinga dan melembutkannya agar mudah terdorong keluar. Namun, jika kondisi tidak membaik, kamu perlu bicara dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Jika kamu punya keluhan dengan telinga, kamu bisa lho bicara dengan dokter melalui Chat dan Video/Voice Call di Halodoc. Kamu juga bisa membeli produk kesehatan dan vitamin yang dibutuhkan di Halodoc. Selain itu, kamu juga bisa cek kadar kolesterol, kadar gula dalam darah, dan lain-lain di Halodoc, lho. Kamu tinggal pilih Lab Service yang terdapat pada aplikasi Halodoc, kemudian tentukan tanggal dan tempat pemeriksaan, lalu petugas lab akan datang menemui kamu pada waktu yang sudah ditentukan. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.