4 Sikap Ibu yang Bisa Merusak Watak Anak
Halodoc, Jakarta – Pola asuh yang salah sejatinya bisa merusak watak anak, termasuk ekspektasi yang berlebihan. Sejatinya, seorang anak tidak lebih dari selembar kertas putih yang bisa diisi apa saja, sebelum akhirnya anak-anak menemukan jati dirinya. Sudah menjadi tugas orangtua untuk membimbing anak menjadi pribadi yang baik dan sesuai dengan jati dirinya sendiri.
Sayangnya, seringkali orangtua menjadikan anak sebagai “pelampiasan” masa kecilnya dulu. Ketika di masa lalu dulu ada hal-hal yang tidak kesampaian, orangtua menjadikan anak sebagai jalan mewujudkan cita-cita yang tertunda. Bukan hanya itu, kerap kali orangtua mewariskan pola asuh ketika kecil dulu yang sebenarnya tidak selamanya baik untuk diterapkan. Baca juga: 5 Tips Mengatasi Anak yang Ogah Ditinggal Saat Sekolah
Perubahan zaman, perkembangan teknologi serta pergeseran-pergeseran lainnya membuat orangtua harus lebih fleksibel dalam memberikan pengarahan kepada anak. Supaya tidak salah pola asuh, ada beberapa sikap dari ibu yang nyatanya dapat merusak watak anak tanpa disadari.
- Membandingkan Nilai Anak dengan Teman-temannya
Tentu merupakan sebuah kebanggaan buat ibu ketika anaknya berhasil mendapatkan nilai bagus di sekolah. Namun, tidak selamanya hal ini bisa terjadi. Ada masa di mana nilai anak menurun. Satu hal yang sering dilakukan ibu adalah membandingkan nilai anak dengan teman-temannya ketika nilai yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan.
Sebenarnya maksud ibu adalah baik, supaya anak merasa terpacu dan semangat. Perlu disadari sikap ibu seperti ini justru membuat anak merasa minder dan beranggapan untuk menyenangkan hati orangtua anak harus menjadi serupa teman-temannya. Padahal, pencapaian masing-masing anak berbeda, ibu tidak bisa menyamakan satu sama lain.
- Memaksakan Kehendak yang Dianggap Baik
Salah satu sikap ibu yang bisa merusak watak anak lainnya adalah memaksakan kehendak yang dianggap baik oleh orangtua. Padahal, tidak selamanya baik menurut ibu itu disukai anak. Misalnya, ibu beranggapan menjadi jagoan di bidang matematika adalah keharusan atau pun prestasi, padahal anak senangnya di musik.
Bila anak sudah menunjukkan minatnya, sejatinya ibu tidak boleh memaksakan supaya anak lebih condong ke bidang yang menurut ibu baik. Biarkan anak memilih dan fokus menjadi maju di bidang yang disenanginya. Tugas orangtua adalah mengarahkan bukan memaksakan.
- Menunda Kemandirian Anak
Memang ada ketakutan pada orangtua untuk melepas anaknya mandiri, seperti berangkat ke sekolah sendiri ataupun membeli sesuatu di warung dekat rumah. Banyaknya, tindak kejahatan yang melibatkan anak sebagai korban memang memberikan kekhawatiran. Namun, bukan berarti sikap “melindungi” tersebut baik untuk anak. Sikap seperti ini bisa menunda kemandirian pada anak dan membuatnya menjadi sangat bergantung kepada orangtua dan takut bertemu dengan orang baru. Jangan sampai anak memupuk cara pandang yang salah seperti ini yang akan terbawa sampai dewasa dan merusak wataknya. Baca juga: 5 Jenis Olahraga yang Bisa Dilakukan Bersama Anak
- Menggunjingkan Orang Lain di Depan Anak
Menggunjingkan orang lain di depan anak ternyata bisa merusak watak anak dan secara tak langsung memberikan pandangan kepada anak kalau ngomongin hal-hal yang jelek tentang orang lain adalah hal biasa. Apalagi kalau anak masih di usia pertumbuhan dan belum tahu mana yang baik dan benar, ada baiknya ibu menahan diri untuk tidak menggunjingkan orang saat anak berada di dekat ibu.
Kalau ibu ingin tahu lebih banyak mengenai sikap yang bisa merusak watak anak, serta tips pola asuh yang baik untuk perkembangan anak seperti apa, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor orangtua bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan