Bikin Kulit Gatal, Ini 6 Pengobatan Dermatitis Kontak
Halodoc, Jakarta - Dermatitis kontak adalah kondisi iritasi atau alergi kulit akibat paparan zat tertentu. Dermatitis kontak memang bukan termasuk kondisi parah yang memerlukan penanganan khusus. Namun, kondisi ini bisa membuat pengidapnya tidak nyaman akibat gatal-gatal. Dermatitis kontak memiliki dua jenis, yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergen. Berikut penjelasan selengkapnya.
Baca Juga: Dermatitis Seboroik Vs Dermatitis Kontak, Lebih Bahaya Mana?
1. Dermatitis Kontak Iritan
Umumnya dermatitis kontak iritan lebih sering terjadi ketimbang dermatitis kontak alergi. Dermatitis kontak iritan terjadi karena ada zat iritan yang merusak lapisan luar kulit. Biasanya, kondisi tersebut disebabkan karena paparan deterjen, cabai, ataupun setelah melakukan perawatan kulit. Faktor pemicu lain dari dermatitis kontak meliputi:
-
Pemutih pakaian
-
Sampo
-
Pelarut
-
Spiritus
-
Udara dingin
-
Debu, seperti serbuk gergaji atau debu wol
-
Tanaman
-
Pupuk dan pestisida
Gejala yang ditimbulkan oleh dermatitis kontak berbeda dengan dermatitis kontak alergen. Pada dermatitis kontak iritan, gejalanya dapat berupa:
-
Kulit terasa panas
-
Kulit menjadi sangat kering sampai pecah-pecah
-
Pembengkakan di area kulit yang iritasi
-
Kulit yang terasa kaku atau kencang
-
Terjadi ulserasi
-
Pada kasus yang parah menyebabkan luka terbuka yang membentuk kerak.
2. Dermatitis Kontak Alergi
Berbeda dengan dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergi bisa terjadi saat seseorang sangat sensitif terhadap suatu zat, sehingga memicu reaksi alergi pada kulit. Dermatitis kontak alergi biasanya hanya memengaruhi area yang bersentuhan dengan alergen saja.
Selain bersentuhan, biasanya kondisi ini juga dipicu oleh sesuatu yang masuk ke tubuh melalui makanan, perasa, obat-obatan, ataupun prosedur medis. Faktor pemicu dermatitis kontak alergi, yakni:
-
Menggunakan perhiasan, gesper, ataupun benda lain yang berbahan nikel
-
Krim antibiotik atau antihistamin oral
-
Balsam, parfum, deodoran, pewarna rambut, cat kuku, kosmetik, dan jenis produk perawatan lainnya.
-
Tumbuhan, seperti poison ivy dan mangga yang mengandung zat alergen disebut urushiol
-
Serbuk sari dan semprotan insektisida
-
Pada bayi, kondisi ini bisa terjadi akibat penggunaan popok, tisu basah, ataupun pakaian kotor bisa memicu dermatitis kontak alergen.
Baca Juga: Inilah 5 Penyakit yang Mudah Menyerang Kulit
Namun, penyebab dermatitis kontak alergen bisa bervariasi dan tergantung seberapa sensitif seseorang terhadap faktor pemicu diatas. Gejala yang berhubungan dengan dermatitis kontak alergen meliputi:
-
Gatal-gatal hebat
-
Kulit kering dan bersisik
-
Kulit melepuh dan lecet
-
Kemerahan
-
Kulit yang tampak gelap atau kasar
-
Seperti ada rasa terbakar
-
Sensitif terhadap matahari
-
Pembengkakan, terutama di daerah mata, wajah, ataupun selangkangan.
Cara Mengobati Dermatitis Kontak
Biasanya dermatitis kontak ringan bisa hilang dengan sendirinya ketika pengidap sudah tidak bersentuhan dengan zat pemicunya. Gatal-gatal akibat dermatitis kontak memang sangat mengganggu dan membuat pengidapnya tidak nyaman. Nah, beberapa tips tips berikut mungkin bisa mengurangi gejalanya:
-
Hindari menggaruk kulit yang teriritasi. Sebab, menggaruk kulit malah bisa memperparah iritasi atau bahkan menyebabkan infeksi kulit.
-
Bersihkan kulit dengan sabun dan air hangat untuk menghilangkan iritasi.
-
Hentikan penggunaan produk apa pun yang diduga sebagai pemicu dermatitis kontak.
-
Oleskan petroleum jelly untuk melembapkan kulit.
-
Coba gunakan perawatan anti-gatal, seperti losion kalamin atau krim hidrokortison.
-
Obat antihistamin, seperti diphenhydramine juga dapat digunakan untuk mengurangi rasa gatal dan mengurangi respons alergi.
Baca Juga: Hindari Dermatitis Kontak Lewat 4 Tips Simpel Ini
Kalau ruam akibat dermatitis kontak tidak kunjung hilang dan malah menyebar keseluruh tubuh, jangan ragu untuk bertanya ke dokter Halodoc. Klik fitur Bicara dengan Dokter yang ada di aplikasi Halodoc biar lebih praktis menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!