Bikin Kelahiran Prematur, Begini Penanganan Plasenta Previa
Halodoc, Jakarta - Normalnya, kelahiran akan terjadi setelah kandungan berusia sekitar 40 minggu. Namun, pada kelahiran prematur, kelahiran terjadi pada 3 minggu atau lebih sebelum waktu kelahiran normal. Bayi yang lahir prematur cenderung rentan mengalami gangguan kesehatan, karena ada banyak perkembangan otak dan organ yang belum sempurna. Kelahiran prematur ini dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah plasenta previa. Apa bahayanya dan bagaimana menangani plasenta previa?
Plasenta previa atau plasenta letak rendah adalah kondisi ketika sebagian atau seluruh plasenta menutupi mulut rahim. Plasenta atau ari-ari akan terbentuk dan menempel pada dinding rahim saat seorang wanita menjadi hamil. Organ ini terhubung dengan bayi melalui tali pusar yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi untuk bayi, sekaligus untuk membuang zat-zat sisa dari darah bayi.
Baca juga: Inilah Faktor yang Bisa Picu Plasenta Previa
Selama masa kehamilan, rahim seorang wanita akan berkembang dan plasenta dengan kondisi normal akan melebar ke arah atas, menjauhi leher rahim atau serviks. Apabila tetap berada di bagian bawah rahim atau di dekat serviks, plasenta dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir sang bayi. Kondisi inilah yang disebut plasenta previa.
Dari Perdarahan hingga Kelahiran Prematur
Meski tergolong kasus yang cukup jarang terjadi, plasenta previa merupakan kondisi yang harus diwaspadai karena dapat membahayakan nyawa ibu dan bayi dalam kandungan. Gejala utamanya adalah perdarahan tanpa disertai rasa sakit. Perdarahan ini biasanya terjadi pada 3 bulan terakhir masa kehamilan.
Volume darah yang muncul juga bisa ringan hingga parah. Perdarahan ini umumnya akan berhenti tanpa penanganan khusus sebelum kembali terjadi pada beberapa hari atau beberapa minggu kemudian. Sebagian ibu hamil juga ada yang mengalami kontraksi dan nyeri di punggung atau perut bagian bawah.
Baca juga: Ibu Hamil Idap Plasenta Pervia Tak Bisa Melahirkan Normal, Benarkah?
Kendati demikian, tidak semua ibu hamil dengan kondisi ini akan mengalami perdarahan. Namun tindak penanganan sederhana, seperti membatasi rutinitas agar tidak kelelahan, harus tetap dilakukan guna mencegah komplikasi. Jika mengalami perdarahan dalam trimester kedua atau ketiga, sebaiknya segera hubungi dokter.
Ibu hamil yang mengalami perdarahan hebat dianjurkan untuk segera ke rumah sakit. Apabila tidak segera ditangani, ibu hamil dengan plasenta previa dapat memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami perdarahan sebelum dan setelah kelahiran, kelahiran prematur, serta lepasnya plasenta dari rahim.
Begini Penanganannya
Penanganan untuk plasenta previa umumnya meliputi istirahat sebanyak mungkin, transfusi darah jika dibutuhkan, serta operasi caesar. Langkah penanganan akan ditentukan berdasarkan pada beberapa faktor, yaitu:
-
Apakah terjadi perdarahan atau tidak.
-
Tingkat keparahan perdarahan.
-
Apakah perdarahan berhenti atau tidak.
-
Kondisi kesehatan sang ibu dan bayi.
-
Usia kandungan.
-
Posisi plasenta dan bayi.
Ibu hamil yang mengalami sedikit perdarahan biasanya tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit, tapi harus tetap waspada. Dokter umumnya akan menganjurkan istirahat di rumah, bahkan ada ibu hamil yang dianjurkan untuk terus berbaring dan hanya boleh duduk atau berdiri jika benar-benar diperlukan. Berhubungan intim juga sebaiknya dihindari yang berpotensi memicu perdarahan. Begitu juga dengan olahraga. Apabila terjadi perdarahan, ibu hamil dihimbau untuk segera ke rumah sakit sebelum perdarahan bertambah parah.
Baca juga: Risiko dan Cara Penanganan Plasenta Previa
Sementara itu, ibu hamil yang pernah mengalami perdarahan selama masa kehamilan disarankan untuk menjalani sisa masa kehamilan di rumah sakit dari minggu ke-34. Langkah ini dianjurkan agar pertolongan darurat (seperti transfusi darah atau pencegahan kelahiran prematur) bisa segera diberikan jika perdarahan kembali terjadi. Prosedur caesar juga akan dilakukan begitu kehamilan mencapai batas usia yang cukup, yaitu minggu ke-36. Sebelum menjalaninya, sang ibu biasanya akan diberi kortikosteroid guna mempercepat perkembangan paru-paru bayi dalam kandungannya.
Itulah sedikit penjelasan tentang plasenta previa. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan