Berkunjung ke Negara Ini, Hati-Hati Keracunan Arsenik
Halodoc, Jakarta - Pada dasarnya, semua bahan kimia memiliki sifat racun, namun bahaya kesehatan yang timbul tergantung pada jumlah zat kimia tersebut yang masuk ke tubuh. Bahan kimia tersebut bisa masuk ke tubuh manusia melalui mulut akibat tertelan, kulit, dan pernapasan. Bahan-bahan yang berbahaya tersebut misalnya adalah arsenik, bahkan senyawa ini bisa menyebabkan kematian. Keracunan arsenik adalah keadaan saat seseorang terpapar racun arsenik dalam kadar tinggi. Kondisi ini biasa terjadi pada individu di sekitar lingkungan industri yang menggunakan arsenik sebagai salah satu bahan bakunya, atau bahkan saat seseorang berkunjung ke negara yang air tanahnya telah terkontaminasi arsenik.
Kontaminasi arsenik terjadi di banyak negara di dunia, namun kasus terparah yang pernah terjadi di negara Asia yaitu Bangladesh, West Bengal-India, Inner Mongolia, Tiongkok dan Taiwan. Seorang Profesor Emeritus Farmakologi dan Toksikologi dari Dartmouth Medical School, Roger Smith menyatakan kontaminasi arsenik alami dalam air merupakan problem sumur yang terdapat di Bangladesh. Keracunan arsenik ini telah menyebabkan penduduknya mengidap kanker, kulit melepuh, dan lain-lain. Laporan dari World Bank mengungkapkan bahwa 43 ribu desa dari 68 ribu desa di Bangladesh berisiko terkontaminasi arsenik.
World Health Organization (WHO) juga memprediksi bahwa 1 dari 10 kematian penduduk di wilayah selatan Bangladesh disebabkan oleh kanker yang diakibatkan oleh akumulasi arsenik dalam tubuh mereka.
Baca Juga: Benarkah Makanan yang Dibakar Bisa Sebabkan Kanker?
Diperkirakan 35 sampai 57 juta penduduk Bangladesh menjadi korban dalam kasus pencemaran arsenik ini. Sumur pompa tercemar yang digunakan sebagai sumber air minum tersebut digunakan oleh hampir 95 persen penduduk Bangladesh. Akibatnya penduduk mengalami penyakit yang cukup merugikan akibat keracunan arsenik seperti melanosis, kanker kulit, bahkan gangrene. Departemen Teknik Kesehatan Masyarakat Bangladesh dilaporkan mendeteksi pencemaran sumur sejak 1993. Anggapan lainnya mengungkapkan bahwa arsenik ini juga mencemari sungai Gangga yang mengalir di dua negara yaitu India dan Bangladesh. Mengingat sangat berisiko, sebaiknya harus mempertimbangkan matang-matang saat ingin berkunjung ke negara tersebut.
Gejala Keracunan Arsenik
Nah, gejala keracunan arsenik ada dua tahap, yakni jangka pendek dan jangka panjang.
Gejala jangka pendek antara lain:
-
Mual dan muntah.
-
Sakit perut dan diare.
-
Kebas, kesemutan dan kram
-
Kematian pada kasus ekstrem
Paparan arsenik dalam jangka panjang bisa menimbulkan dampak lebih parah, diantaranya:
-
Perubahan pada kulit, seperti pigmentasi, dan penebalan kulit tekapak tangan dan kaki setelah lima tahun paparan arsenik
-
Kanker paru-paru, kanker kulit
-
Diabetes
-
Gangguan jantung dan pembuluh darah
-
Gagal ginjal
-
Kematian pada bayi.
Pengobatan Keracunan Arsenik
Jika seseorang mengalami keracunan arsenik, maka pengobatan yang dapat dilakukan adalah menjauhkan diri dari paparan arsenik. karena hingga kini belum ditemukan obat untuk mengatasi keracunan senyawa ini. Membaiknya kondisi tergantung pada tingkat keparahan dan lamanya gejala yang dialami.
Proses cuci darah atau hemodialisis bisa membuang arsenik dalam darah, tapi hanya efektif jika arsenik belum terikat pada jaringan. Mendatangi dokter spesialis ginjal dan ahli toksikologi (racun) disarankan untuk mengatasi masalah ini. Selain itu, pengidap bisa menjalani terapi khelasi dengan obat-obatan succimer atau dimercaprol untuk mengikat zat arsenik dalam darah.
Baca Juga: Begini Cara Mengenali dan Menghindari Makanan yang Terkontaminasi E. Coli
itu tadi bahayanya jika kamu mengalami keracunan arsenik. Kini kamu pun bisa membicarakan masalah kesehatan yang kamu alami kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui Voice/Video Call dan Chat untuk meminta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan