Benjolan Dekat Pusar Bisa Jadi Hernia Umbilikalis
Halodoc, Jakarta - Saat tubuh memiliki gejala yang tidak wajar, jangan hiraukan kondisi tersebut. Salah satu gejala penyakit bisa terjadi pada bagian tubuh manapun, seperti misalnya area pusar. Jika suatu hari kamu menemukan ada kejanggalan berupa benjolan yang tidak wajar dekat pusar, maka bisa jadi kondisi tersebut adalah hernia umbilikalis.
Kondisi ini terjadi saat bagian usus menonjol lewat pembukaan umbilikalis pada otot perut. Hernia umbilikalis tidak membahayakan dan biasanya kerap terjadi pada bayi yang baru lahir. Namun tidak jarang juga orang dewasa mengalaminya. Pada bayi, kondisi hernia umbilikalis mudah dikenali terutama saat menangis karena akan menyebabkan pusar bayi menonjol.
Hernia umbilikalis dapat membesar saat tertawa, batuk, menangis, pergi ke toilet dan dapat mengempis saat beristirahat atau berbaring.
Pada sebagian besar kasus, hernia umbilikalis ini akan masuk kembali dan otot menutup sebelum anak berusia satu tahun. Penyakit ini memerlukan perawatan agar kondisinya tidak memburuk. Jika kondisi ini terjadi pada bayi, maka kamu wajib membawanya ke dokter saat ia mengalami gejala seperti kesakitan, mulai muntah dan muncul bengkak dan perubahan warna di sekitar benjolan.
Penyebab Hernia Umbilikalis
Hernia umbilikalis pada bayi bisa terjadi karena lubang tali pusar tidak menutup setelah persalinan. Otot tidak dapat menyatu pada garis tengah perut, kelemahan pada dinding perut ini menjadi penyebab hernia umbilikalis pada persalinan atau di lain waktu.
Hernia umbilikalis dapat muncul saat jaringan berlemak atau bagian usus menonjol ke area di dekat pusar. Pada orang dewasa, kondisi ini bisa muncul karena beberapa hal seperti:
-
Obesitas.
-
Kehamilan kembar.
-
Cairan pada rongga perut (asites).
-
Operasi perut.
-
Dialisis peritoneal kronis.
Baca Juga: Kenali 3 Penyebab Pusar Terasa Sakit Berikut Ini
Faktor Risiko Hernia Umbilikalis
Beberapa hal diduga menyebabkan risiko penyakit ini meningkat. Pada bayi, kondisi ini paling umum terjadi karena bayi lahir prematur dan memiliki berat badan lahir yang rendah. Selain itu, bayi berkulit hitam memiliki risiko lebih tinggi terhadap hernia umbilikalis. Kondisi ini menyerang anak laki-laki dan perempuan dengan rasio yang sama.
Sementara pada orang dewasa, faktor risikonya antara lain:
-
Wanita.
-
Berat badan berlebih.
-
Kehamilan beberapa kali.
-
Kehamilan ganda (kembar).
-
Operasi perut.
-
Batuk keras yang tidak kunjung hilang.
-
Regangan saat bergerak atau mengangkat objek yang berat.
Pengobatan Hernia Umbilikalis
Kebanyakan bayi dengan hernia umbilikalis bisa sembuh sendiri usai menginjak usia 2 tahun. setelah berusia 1-2 tahun. Namun, kondisi ini perlu dilakukan pembedahan jika benjolan tidak mengecil, semakin membesar atau tidak menghilang setelah anak berusia 4 tahun. Pembedahan bertujuan untuk memasukkan kembali hernia ke dalam rongga perut, kemudian menutup lubang pada otot perut. Sementara orang dewasa wajib melakukan tindakan pembedahan untuk mencegah komplikasi.
Komplikasi jarang terjadi, namun jika terjadi biasanya disebabkan karena jaringan perut yang keluar terjepit dan tidak bisa dimasukkan kembali ke rongga perut. Kondisi ini menyebabkan jaringan tersebut rusak, dan menimbulkan rasa nyeri. Jika asupan darah ke jaringan tersebut terhenti, maka dapat terjadi kematian jaringan, kemudian menyebabkan peradangan dan infeksi di rongga perut (peritonitis).
Baca Juga: Bayi Pakai Gurita, Perlu atau Tidak?
Apabila kamu merasakan gejala hernia umbilikalis muncul, maka segera konsultasikan dengan dokter. Kamu bisa berbicara langsung dengan dokter terpercaya di Halodoc. Kamu bisa bicara pada dokter Halodoc kapan saja dan di mana saja melalui Chat, dan Video/Voice Call di layanan Contact Doctor. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play.