Benarkah Diare Jadi Tanda Awal Kehamilan?
Halodoc, Jakarta - Diare ditandai dengan tinja yang bertekstur encer dan terjadi lebih dari tiga kali dalam sehari. Umumnya, diare disebabkan oleh bakteri dari makanan tidak higienis yang dikonsumsi. Ada anggapan yang bilang kalau diare juga bisa menjadi salah satu tanda awal kehamilan.
Umumnya, kehamilan ditandai dengan kondisi mual, muntah, sering buang air kecil, perubahan bentuk payudara dan lain-lain. Lantas, apakah diare benar-benar bisa menjadi tanda awal kehamilan? Atau apakah anggapan ini cuma mitos belaka? Berikut ini penjelasannya.
Baca Juga: Musim Hujan, Waspada Penyebab Diare
Benarkah Diare Bisa Menjadi Tanda Kehamilan?
Progesteron adalah hormon yang berperan besar dalam mempersiapkan tubuh untuk kehamilan. Kadar hormon ini mengalami peningkatan setelah wanita mengalami ovulasi sebagai antisipasi kalau sel telur dibuahi. Jika sel telur ternyata tidak dibuahi, maka kadar progesteron akan menurun kembali. Namun, kalau ternyata sel telur dibuahi, jumlah hormon ini akan semakin meningkat.
Lantas, apakah lonjakan progesteron selama kehamilan ini mampu memengaruhi tinja yang dikeluarkan? Salah satu dari banyak efek hormon progesteron adalah merelaksasikan otot-otot polos, seperti rahim dan usus. Otot-otot usus yang rileks ini bukan berarti bisa menyebabkan diare. Justru rileksnya otot-otot ini membuat kemampuannya semakin melambat dan pengosongan lambung juga ikut melambat. Alih-alih mengalami diare, wanita yang sedang hamil malah cenderung mengalami konstipasi.
Namun, ibu tentu bisa mengidap diare pada awal kehamilan. Penyebabnya bisa karena sesuatu yang ibu makan, obat-obatan tertentu (seperti antibiotik) dan intoleransi makanan (seperti intoleransi laktosa). Semua hal itu dapat mengacaukan fungsi usus selama kehamilan maupun tidak. Dengan kata lain, diare bukan termasuk tanda awal kehamilan. Kalau ibu mengalami diare selama kehamilan, berikut sejumlah perawatan yang dapat dilakukan.
Baca Juga: 5 Penyakit yang Biasa Diidap Ibu Hamil
Cara Mengobati Diare Selama Kehamilan
Sebagian besar kasus diare biasanya dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, satu hal yang harus diwaspadai selama diare adalah dehidrasi. Dilansir dari American Pregnancy Association, ketika ibu mengalami diare selama kehamilan, pastikan untuk minum banyak air, jus, atau kaldu untuk menjaga hidrasi dalam tubuh dan mengganti elektrolit yang telah hilang dari tubuh.
Air membantu mengisi kembali cairan yang hilang. Jika ibu meminum jus, nutrisi di dalamnya akan membantu mengisi kembali kadar kalium dalam tubuh. Sedangkan kalau ibu memilih kaldu, air kaldu membantu ibu mengisi kembali natrium. Semuanya disesuaikan dengan keinginan ibu asalkan pilihan ibu mampu menghidrasi tubuh dengan baik.
Kalau diare yang ibu alami tidak sembuh sendiri, ibu perlu berkonsultasi dengan dokter terkait perawatan lain yang perlu dilakukan. Kalau ibu butuh menanyakan hal ini, ibu bisa bertanya ke dokter melalui aplikasi Halodoc kapan saja dan di mana saja. Apabila diare yang ibu alami disebabkan oleh bakteri atau parasit, ibu mungkin memerlukan antibiotik.
Baca Juga: 6 Penyebab Sakit Perut Saat Hamil Muda
Namun, sebelum memilih obat yang tepat, ibu harus menanyakannya ke dokter terlebih dahulu untuk memastikan keamanannya. Pasalnya, ibu tidak boleh sembarangan minum obat selama kehamilan. Sebab, apa pun yang ibu konsumsi bisa memengaruhi Si Kecil yang ada di perut.