Benarkah Polip Usus Dapat Sebabkan Hirschsprung?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   09 Agustus 2019
Benarkah Polip Usus Dapat Sebabkan Hirschsprung?Benarkah Polip Usus Dapat Sebabkan Hirschsprung?

Halodoc, Jakarta - Pernah dengar soal penyakit hirschsprung? Penyakit bawaan lahir yang langka ini terjadi karena adanya gangguan saraf pada usus besar, yang menyebabkan feses terjebak di dalam usus. Kondisi ini kemudian menyebabkan pengidapnya tidak bisa buang air besar, bahkan sejak dilahirkan. Benarkah disebabkan oleh polip usus?

Jawabannya, tidak. Sebab penyakit hirschsprung terjadi karena tidak terbentuk dengan sempurnanya saraf di usus besar. Saraf ini berfungsi untuk mengontrol pergerakan usus besar. Oleh karena itu, jika saraf usus besar tidak terbentuk dengan sempurna, usus besar tidak dapat mendorong feses keluar. Akibatnya, feses akan menumpuk di usus besar.

Baca juga: Kenali Hirschsprung, Kondisi yang Sebabkan Bayi Sulit BAB

Penyebab masalah pada saraf tersebut belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa kondisi yang diduga dapat meningkatkan risiko ketidaksempurnaan pembentukan saraf usus besar, antara lain:

  • Berjenis kelamin laki-laki.

  • Memiliki orangtua atau saudara yang mengidap kondisi serupa.

  • Mengidap penyakit bawaaan lainnya yang diturunkan, seperti Down syndrome dan penyakit jantung bawaan.

Jika ingin tahu lebih lanjut tentang penyakit hirschsprung, kamu juga bisa berdiskusi langsung dengan dokter di aplikasi Halodoc, lho. Lewat fitur Talk to a Doctor, kamu bisa obrolkan langsung gejalamu melalui Chat atau Voice/Video Call.

Bayi dengan Hirschprung Perlu Segera Dioperasi

Penyakit Hirschsprung adalah kondisi serius yang perlu segera diobati dengan operasi, baik dengan bedah laparoskopi ataupun bedah terbuka. Bayi dengan hirschprung yang kondisinya stabil biasanya hanya memerlukan satu kali operasi, yaitu operasi penarikan usus. Prosedur ini dilakukan dengan membuang bagian dalam dari usus besar yang tidak bersaraf, kemudian menarik dan menyambungkan usus yang sehat langsung ke dubur atau anus.

Baca juga: Hati-Hati, Hirschsprung Dapat Sebabkan Komplikasi Ini

Namun jika kondisinya tidak stabil, atau ketika pasien merupakan bayi yang lahir prematur, memiliki berat badan yang rendah, atau sedang sakit, biasanya perlu menjalani operasi ostomi, untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi. Prosedur ostomi biasanya dilakukan dalam 2 tahap. 

Tahap pertama adalah pemotongan bagian usus pasien yang bermasalah. Setelah pemotongan usus, dokter akan mengarahkan usus yang sehat ke lubang baru (stoma) yang dibuat di perut. Lubang tersebut menjadi pengganti anus untuk membuang feses.

Selanjutnya, dokter akan memasangkan kantong khusus ke stoma. Kantong tersebut akan menampung feses. Bila sudah penuh, isi kantong dapat dibuang. Setelah kondisi pasien stabil dan usus besar sudah mulai pulih, tahap kedua prosedur ostomi dapat dilakukan. Tahap kedua ini dilakukan untuk menutup lubang di perut dan menyambungkan usus yang sehat ke dubur atau anus.

Baca juga: Ketahui 3 Pemeriksaan untuk Deteksi Hirschsprung

Setelah menjalani prosedur operasi, pasien akan menjalani rawat inap di rumah sakit selama beberapa hari, sambil diinfus dan diberi obat pereda rasa sakit sampai kondisinya membaik. Selama masa perawatan, usus akan pulih secara bertahap hingga dapat berfungsi kembali secara normal.

Itulah sedikit penjelasan tentang penyakit hirschsprung. Jangan lupa untuk selalu menerapkan pola hidup dan pola makan sehat, agar tubuh tetap fit, ya. Selain itu, penting juga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Jadi, pastikan kamu sudah download aplikasinya di ponselmu, ya.

Referensi:

Mayo Clinic (Diakses pada 2019). Hirschsprung's disease

Emedicine (Diakses pada 2019). Hirschsprung Disease

WebMD (Diakses pada 2019). What Is Hirschsprung's Disease?