Benarkah Perempuan Lebih Rentan Kena Paru Obstruktif Kronis?
Halodoc, Jakarta – Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan sebuah penyakit yang terjadi karena adanya peradangan paru yang berkembang dalam jangka waktu panjang. Kondisi ini bisa menyebabkan aliran udara dari paru-paru terhalang, karena adanya pembengkakan dan lendir atau dahak. Alhasil, pengidapnya akan mengalami kesulitan bernapas.
Namun, benarkah penyakit paru-paru yang satu ini lebih rentan terjadi pada wanita dibandingkan pria?
Hingga kini belum ada bukti yang membenarkan anggapan tersebut. Dengan kata lain, penyakit paru obstruktif kronis bisa terjadi pada siapa saja. Risiko penyakit ini lebih besar pada orang-orang yang sudah lanjut usia dan perokok aktif. Berita buruknya, orang yang mengalami penyakit ini memiliki risiko untuk mengalami penyakit jantung dan kanker paru-paru.
Pada tahap awal, penyakit ini jarang menunjukkan gejala khusus sehingga membuat seseorang lengah. Gejala dan tanda penyakit seringnya baru muncul ketika sudah terjadi kerusakan yang signifikan pada paru-paru. Hal itu biasanya barus terdeteksi setelah bertahun-tahun.
Hingga kini, penyakit PPOK masih belum bisa disembuhkan. Akan tetapi, pengobatan pada penyakit ini perlu dilakukan, tujuannya untuk meringankan gejala dan menghambat perkembangan penyakit. Menjalani pengobatan dengan rutin dan benar bisa membantu pengidap penyakit paru obstruktif kronis menjalani aktivitas harian dengan normal.
Penyebab dan Pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Pada keadaan normal, saluran pernapasan terbagi menjadi dua cabang yang menuju paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Nah, di dalam paru-paru terdapat lagi banyak cabang saluran pernapasan yang berujung pada satu kantong kecil bernama alveoli. Pada tempat inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
Kelenturan saluran udara dan alveoli sangat dibutuhkan paru-paru untuk mendorong udara berisi karbon dioksida keluar dari tubuh. Proses ini bisa terganggu saat seseorang mengalami penyakit paru obstruktif kronis, karena saluran udara dan alveoli menjadi kehilangan kelenturan dan mengalami kesulitan untuk mendorong udara. Kondisi ini diperparah dengan membengkaknya saluran pernapasan, dan meningkatnya produksi dahak.
Akibatnya, karbon dioksida tidak dapat dikeluarkan dengan baik dan menyebabkan pasokan oksigen berkurang. Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit ini:
1. Rokok
Salah satu penyebab utama dari penyakit paru ini adalah asap rokok, baik perokok aktif maupun pasif. Paparan asap rokok merupakan pemicu PPOK, dan sejumlah penyakit pernapasan lain. Pasalnya, bahan kimia yang terdapat di rokok sangat berbahaya dan dapat merusak lapisan paru-paru dan jalan napas. Maka, salah satu cara terbaik untuk mencegah serangan penyakit ini adalah dengan menghentikan kebiasaan merokok.
2. Polusi Udara
Penyakit paru obstruktif kronis juga rentan menyerang orang yang banyak beraktivitas di luar ruangan, dan banyak terpapar polusi udara. Misalnya, asap kendaraan bermotor, debu, dan zat kimia tertentu. Masuknya polusi udara ke saluran pernapasan bisa mengganggu kerja paru-paru dan meningkatkan risiko penyakit.
3. Faktor Usia
Gejala dari penyakit paru ini muncul secara perlahan, dan mulai berkembang setelah bertahun-tahun. Hal itu membuat penyakit paru obstruktif kronis lebih rentan dialami orang yang sudah berusia lanjut. Penyakit ini umumnya mulai muncul di usia 40 tahunan.
4. Penyakit Tertentu
Riwayat penyakit tertentu juga bisa menjadi faktor penyebab PPOK. Penyakit ini lebih mudah menyerang orang yang sebelumnya sudah mengidap asma dan memiliki kebiasaan merokok.
Cari tahu lebih lanjut mengenai PPOK dan penyakit paru lain dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan