Benarkah Hipertensi juga Mengintai Anak?
Halodoc, Jakarta – Hipertensi adalah satu penyakit yang ditunjukkan dengan melonjaknya tekanan darah seseorang. Hal tersebut membuat penyakit ini juga dikenal dengan nama “darah tinggi”. Selama ini hipertensi sering dikaitkan dengan bertambahnya usia. Bahkan sebagian besar orang meyakini bahwa penyakit ini hanya akan menyerang seseorang yang sudah berumur. Namun, benarkah demikian?
Hipertensi dipicu oleh menurunnya fungsi pembuluh darah. Lalu terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung garam juga disebut-sebut dapat memicu hipertensi. Tapi benarkah hipertensi hanya akan menyerang orang yang sudah tua? Jawabannya adalah tidak.
Meningkatnya tekanan darah hingga berujung hipertensi nyatanya juga bisa mengintai orang di usia muda, bahkan anak-anak dan remaja. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah saat diperiksa jauh dari angka normal. Yaitu angka tekanan darah sistolik >=140 mmHg sementara tekanan darah diastolik >=90 mmHg. American Academy of Pediatrics menyebut banyak anak-anak yang terdeteksi memiliki tekanan darah tidak normal dan cenderung tinggi.
Sayangnya hipertensi masih menjadi penyakit yang gejalanya sering diabaikan. Hal itu menyebabkan ia masuk dalam daftar penyakit “pembunuh diam-diam” dan baru terdeteksi saat sudah masuk dalam tahap yang lebih parah. Beberapa orang bahkan meyakini bahwa hipertensi akan selesai hanya dengan kembali menyeimbangkan tekanan darah. Padahal, jika dibiarkan penyakit ini bisa memicu timbulnya dampak buruk pada kesehatan, seperti penyakit kardiovaskular hingga kematian mendadak.
Penyebab Hipertensi pada Anak
Profesor pediatri di University of Washington, Dr. Joseph T. Flynn, menyebut bahwa hipertensi pada anak umumnya berkaitan dengan masalah berat badan. Menurutnya, anak yang memiliki berat badan berlebih alias obesitas berisiko tinggi mengalami tekanan darah tinggi.
Kendati demikian, nyatanya mekanisme fisiologis yang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi sangat rumit. Sehingga bahkan pada beberapa anak yang tak memiliki berat badan berlebih pun, hipertensi bisa saja menyerang. Lantas apa saja faktor risiko hipertensi pada anak?
- Obesitas
Obesitas bisa memicu resistensi insulin yaitu kondisi di mana insulin tidak mampu untuk membantu gula darah masuk ke dalam sel tubuh. Jika ini terjadi, mungkin akan timbul gangguan pada beberapa fungsi tubuh.
Pada tingkat yang lebih parah, kelebihan berat badan kemudian akan memicu hipertensi. Maka ada baiknya ibu untuk mulai mengatur pola hidup dan pola makan anak untuk terhindar dari obesitas. Kurangi asupan garam dan dorong anak agar lebih banyak beraktivitas fisik, hal ini terbukti dapat membantu menurunkan tekanan darah.
- Gaya Hidup
Bukan lagi sebuah rahasia bahwa pola hidup seseorang dapat menentukan kondisi kesehatan tubuhnya. Segera hindari dan ubah cara hidup yang bisa memicu darah tinggi, yaitu mengonsumsi makanan yang mengandung garam berlebih dan kolesterol tinggi.
Pada anak, untuk menurunkan risiko hipertensi, biasakan anak mengonsumsi makanan yang tidak terlalu asin. Sebagai gantinya, perbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan yang kaya akan gizi. Ajak pula Si Kecil berolahraga sehingga risiko penyakit akan menurun. Sebab jika dibiarkan, hipertensi pada anak dan remaja dapat menyebabkan komplikasi yang lebih parah seiring berjalannya usia.
- Stres
Nyatanya stres tak lagi hanya miliki orang dewasa, tapi juga terjadi pada anak. Tak dapat dimungkiri saat ini ada banyak hal yang bisa memungkinkan anak mengalami stres. Seperti masalah di lingkungan sekolah, banyaknya tugas, saat berusaha menyelesaikan sebuah permainan, atau hal-hal lain.
Anak yang mengalami tekanan semacam ini akan lebih mudah terserang darah tinggi. Sebab ada perubahan hormon-hormon dalam tubuh. Tak hanya itu, sebuah penelitian di Spanyol bahkan menyebut bahwa stres pada anak berhubungan dengan kolesterol tinggi.
- Faktor Keturunan
Risiko hipertensi juga bisa terjadi karena faktor keturunan. Seorang anak yang memiliki orang tua dengan hipertensi disebut memiliki risiko lebih tinggi terkena hipertensi dibandingkan dengan anak dengan orangtua non-hipertensi. Namun bukan berarti anak sudah pasti akan mengalami penyakit ini juga.
Selain pola hidup, mulai periksa kondisi kesehatan keluarga secara rutin untuk menghindari dan mendeteksi hipertensi pada anak. Jika butuh saran ahli, hubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat di Halodoc. Lebih mudah untuk membeli obat, produk kesehatan dan lab test dengan layanan antar dari Halodoc. Ayo, download sekarang!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan