Benarkah Demensia Lebih Rentan Terjadi pada Wanita?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   17 Februari 2020
Benarkah Demensia Lebih Rentan Terjadi pada Wanita? Benarkah Demensia Lebih Rentan Terjadi pada Wanita?

Halodoc, Jakarta – Demensia merupakan kondisi yang umumnya diidap oleh orang lanjut usia. Kondisi ini bisa bersifat kronis atau progresif di mana terdapat penurunan fungsi kognitif, yaitu kemampuan untuk berpikir. Dikutip dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seseorang yang mengalami demensia mengalami masalah memori, pemikiran, orientasi, pemahaman, perhitungan, kapasitas belajar, bahasa, dan penilaian. 

Demensia juga sering berkaitan dengan penyakit lain, seperti penyakit Alzheimer atau stroke. Katanya, wanita yang berusia lanjut lebih berisiko mengalami demensia ketimbang laki-laki. Mengapa demikian? Begini penjelasannya. 

Baca Juga: Beginilah Proses Terjadinya Demensia Pada Seseorang

Benarkah Demensia Rentan Dialami Wanita?

Faktor biologis, genetik sampai gaya hidup diketahui dapat meningkatkan risiko perkembangan demensia. Namun, usia lanjut merupakan faktor risiko terbesar dari demensia. Selain usia, varian gen tertentu yang dikenal sebagai varian ApoE4 diketahui meningkatkan risiko demensia yang mengacu pada penyakit Alzheimer. Ketika seorang wanita memiliki salinan gen ini, maka ia berisiko dua kali lipat lebih tinggi mengidap demensia.

Selain faktor genetik, masa menopause yang dialami semua wanita juga berperan dalam peningkatan risiko demensia. Alasannya, kadar estrogen dalam tubuh perempuan menjelang masa menopause dan setelahnya akan menurun, sementara kadar estrogen pada laki-laki selalu stabil dalam setiap tahapan usia. Estrogen adalah hormon yang berfungsi melindungi dinding pembuluh darah. Ketika kadarnya semakin menurun, maka sifat proteksi pada pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di otak otomatis akan menurun juga.

Itulah alasan wanita lebih berisiko mengalami demensia daripada laki-laki. Kalau kamu punya pertanyaan lain terkait hal ini, kamu bisa berdiskusi langsung dengan dokter Halodoc. Lewat aplikasi, kamu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja.

Baca Juga: Tidak Hanya Menyerang Lansia, Kenali Gejala Demensia Dini

Tanda dan Gejala Demensia

Demensia memengaruhi setiap orang dengan cara yang berbeda, tergantung pada dampak penyakit dan kepribadian orang tersebut. Melansir dari National Institute on Aging, tanda dan gejala yang terkait dengan demensia terjadi dalam tiga tahap, yaitu:

  1. Tahap Awal

Tahap awal demensia sering diabaikan oleh pengidapnya dan terkadang sulit dideteksi. Gejala tahap awal demensia, yaitu:

  • Sering lupa;
  • Kehilangan jejak waktu;
  • Sering tersesat di tempat-tempat yang sudah sering dikunjungi yang akrab.
  1. Tahap Tengah

Ketika demensia berlanjut ke tahap tengah, gejala menjadi lebih jelas dan lebih menyulitkan pengidapnya, seperti:

  • Sering lupa dengan peristiwa yang baru terjadi dan lupa dengan nama orang;
  • Sering tersesat di rumah sendiri;
  • Mulai kesulitan dalam berkomunikasi;
  • Mulai kesulitan untuk merawat diri sendiri;
  • Mengalami perubahan perilaku, termasuk sering bertanya berulang-ulang.
  1. Tahap Akhir

Pada tahap akhir, pengidap demensia sudah tidak aktif dan membutuhkan perawatan dari orang lain. Gangguan memori serius dan gejala fisik menjadi lebih jelas, seperti:

  • Tidak menyadari waktu dan tempat;
  • Kesulitan mengenali kerabat dan teman;
  • Butuh dirawat orang lain akibat sudah tidak mampu mengurus diri sendiri;
  • Kesulitan berjalan;
  • Mengalami perubahan perilaku termasuk agresi.

Baca Juga: Hati-Hati, 5 Hal Ini Bisa Sebabkan Demensia

Itulah tahapan-tahapan demensia yang perlu diketahui. Demensia adalah kondisi yang sulit dihindari dan sulit disembuhkan. Perawatan dan pengobatannya bertujuan untuk meredakan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, serta membuat pengidapnya agar hidup lebih mandiri. 

Referensi:

WHO. Diakses pada 2020. Dementia.
National Institute on Aging. Diakses pada 2020. What Is Dementia? Symptoms, Types, and Diagnosis.