Belum Dewasa, Anak-Anak Juga Bisa Kena Migrain
Halodoc, Jakarta – Migrain adalah salah satu gangguan yang kerap dihubungkan pada orang dewasa, terutama wanita saat sedang menstruasi. Faktanya, semua orang memiliki risiko yang sama untuk mengidap gangguan ini, tentu juga pada anak-anak. Lalu, bagaimana caranya anak kecil dapat mengidap penyakit ini serta cara mengobatinya? Berikut ulasan lengkapnya!
Gangguan Migrain yang Menyerang Anak-Anak
Tidak hanya orang dewasa, tetapi sekitar 10 persen anak-anak usia sekolah memiliki kemungkinan untuk terkena migrain. Migrain yang merupakan gangguan neurologis ini ditandai dengan nyeri pada kepala dan gejala yang muncul adalah muntah, mual, pusing, sensitivitas terhadap cahaya, sentuhan, suara dan bau.
Baca juga: Ini Pilihan Obat Migrain untuk Atasi Sakit Kepala Sebelah
Pada kondisi yang parah, migrain juga bisa menyebabkan sakit di kepala hingga perubahan suasana hati. Umumnya, anak-anak pertama kali terkena migrain ketika memasuki usia 12 tahun. Namun, ada kemungkinan juga anak-anak mengidap migrain di usia balita. Sebelum pubertas, diketahui anak laki-laki lebih berisiko mengidap migrain dibandingkan anak perempuan. Pada usia 17 tahun, anak perempuan menjadi lebih berisiko terhadap penyakit ini.
Seperti juga gangguan kesehatan lainnya, migrain pada anak-anak tentu bisa membatasi geraknya untuk beraktivitas. Baik di sekolah maupun ketika bermain bersama teman-temannya. Belum lagi jika migrain juga dibarengi dengan gangguan kesehatan lainnya.
Selain itu, jenis gangguan yang rentan terjadi pada anak-anak dikenal sebagai migrain harian kronis (CM). Gangguan migrain ini dapat mengganggu aktivitas buah hati ibu karena intensitasnya yang mencapai 15 kali serangan, atau lebih dalam satu bulan. Sakit kepala yang dirasakan pun bisa mencapai empat jam lamanya.
Gejala Migrain
Untuk mengetahui migrain pada anak, orangtua perlu memperhatikan gejala yang timbul. Bisa jadi anak tidak mengungkapkan “rasa sakitnya” karena belum mengenal gejala migrain yang biasa dialami orang dewasa. Umumnya, migrain pada anak juga dibarengi dengan gangguan tidur, sulit konsentrasi, pusing, depresi, hingga kelelahan.
Jadi coba amati perilaku pada anak seperti apakah ia jadi sering menguap, apakah anak sering “ngidam” makanan tertentu, apakah ia jadi lebih emosional, atau sering terlihat lesu. Perhatikan juga apakah ia lebih sensitif terhadap cahaya, sentuhan, bau, atau suara. Bila anak juga mengalami perubahan kebiasaan tidur, misalnya jadi sering mengigau dan berjalan dalam tidurnya, bisa jadi ia mengalami migrain.
Baca juga: Atasi Migrain dengan Melakukan 7 Kebiasaan Ini
Jika anak ibu kerap mengalami gejala yang berhubungan dengan migrain, dokter dari Halodoc siap memastikannya. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, ibu dapat berdiskusi dengan ahli medis melalui fitur Chat atau Voice/Video Call yang ada. Segera download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!
Penyebab Migrain pada Anak
Migrain pada anak bisa saja terjadi karena beberapa faktor, yaitu pola makan tidak teratur, beban pikiran karena tugas sekolah, perubahan cuaca, dan masih banyak lagi lainnya. Untuk mengetahui secara spesifik apakah anak mengidap migrain atau tidak, pemeriksaan menyeluruh pun bisa dilakukan. Dokter biasanya melakukan pemeriksaan dengan melihat riwayat kesehatannya, serta melakukan tes diagnostik, seperti halnya tes darah, EEG, dan neuroimaging.
Anak-anak yang mengidap migrain bisa jadi dipengaruhi oleh gen. Pasalnya ada kemungkinan 40 persen anak yang memiliki salah satu orangtua yang mengidap migrain juga memiliki risiko yang sama. Sedangkan jika kedua orangtuanya mengidap gangguan di kepala ini, maka risiko terkena penyakit yang sama dapat naik menjadi 90 persen.
Cara Mengatasi Migrain
Pengobatan migrain pada anak-anak yang dapat dilakukan terbagi menjadi tiga jenis dengan kategori yang berbeda, yaitu meredakan gejala, terapi abortif, dan terapi pencegahan. Setiap jenis obat yang paling efektif bisa digunakan dengan kombinasi dari berbagai cara penanganan, seperti perubahan pada pola makan dan gaya hidup, berolahraga rutin, dan terapi relaksasi.
Selain itu, pengobatan migrain pada anak yang dapat digunakan untuk meredakan gejala yang timbul, seperti rasa sakit di kepala atau mual dan muntah, dapat dilakukan dengan penanganan simtomatik. obat-obatan ini termasuk konsumsi analgesik, antiemetik, atau obat penenang. Beberapa obat ini mungkin memerlukan resep dari dokter, sehingga lebih baik untuk berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu.
Baca juga: 5 Hal tentang Migrain yang Perlu Diketahui
Itulah pembahasan mengenai migrain yang dapat terjadi pada anak-anak. Jika anak kerap mengalami gejala dari gangguan ini, ada baiknya untuk segera memeriksakan ke dokter. Dengan penanganan lebih cepat, diharapkan masalah ini tidak berkembang menjadi gangguan kronis. Selain itu, penting juga untuk memastikan segala hal yang menjadi pemicunya.
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Migraines in Children and Adolescents.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Headaches in children.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan