Begini Cara Mendiagnosis Kanker Usus Besar
Halodoc, Jakarta - Menerapkan pola hidup sehat adalah kunci terhindar dari berbagai penyakit. Jika kamu sering menjalankan pola hidup tidak sehat seperti kurang makan serat, terlalu banyak makan daging berlemak, merokok, minum alkohol, dan jarang berolahraga, maka kondisi ini dapat mengundang penyakit di area pencernaan. Salah satunya adalah kanker usus besar.
Pada banyak kasus, penyakit ini tergolong sulit terdeteksi. Mungkin pengidapnya hanya mengalami gejala yang mirip dengan berbagai penyakit pencernaan lain seperti sakit perut, diare, perut kembung, atau ditemukannya darah pada tinja. Oleh karena itu, agar langkah pengobatan kanker usus besar bisa tepat dilakukan, diperlukan langkah tepat untuk diagnosis kanker usus besar.
Baca Juga: 5 Faktor yang Memicu Munculnya Kanker Usus Besar
Langkah Diagnosis Kanker Usus Besar
Sebelumnya sudah disebutkan beberapa gejala umum jika kamu mengalami kanker usus besar. Jangan sepelekan gejala di atas, dan segera temui dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Kini kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter penyakit dalam.
Sementara itu, jika dicurigai kamu mengalami kanker usus besar, berikut ini langkah yang diperlukan untuk mendiagnosisnya:
-
Endoskopi. Pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter gastroenterologi untuk melihat kondisi usus besar. Dalam pemeriksaan ini, digunakan alat khusus berupa selang fleksibel dengan kamera pada ujungnya, yang dimasukkan melalui anus. Pemeriksaan dengan alat ini disebut kolonoskopi. Selain dengan selang yang fleksibel, terdapat endoskopi dengan media kapsul yang dipasang kamera yang harus ditelan oleh pasien, untuk melihat keseluruhan kondisi saluran pencernaan.
-
Biopsi usus. Pemeriksaan ini mengambil sampel jaringan usus untuk diperiksa di bawah mikroskop, untuk melihat ada tidaknya sel ganas (kanker). Pemeriksaan ini dilakukan saat pemeriksaan kolonoskopi, atau saat operasi pada perut untuk mengangkat sebagian usus besar.
-
Sementara itu, untuk mengetahui seberapa jauh kanker telah menyebar, serta untuk menilai fungsi organ lain dan keberhasilan pengobatan, dokter juga akan meminta pasien melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
-
Rontgen. Foto rontgen berguna untuk melihat kondisi usus besar. Agar hasilnya lebih jelas, pasien diminta untuk meminum larutan zat warna khusus (kontras) terlebih dulu.
-
CT Scan. Pemeriksaan ini sama seperti rontgen, namun hasil yang didapatkan bisa menjadi lebih detail.
-
Tes Darah. Tes darah memberikan informasi mengenai fungsi berbagai organ sebelum dokter onkologi melakukan pengobatan, misalnya jumlah sel darah, fungsi hati, dan fungsi ginjal. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan yang dinamakan CEA untuk menilai respon terhadap pengobatan.
-
Skrining kanker usus besar. Skrining kanker usus besar dianjurkan pada pria dan wanita yang berusia 45 tahun ke atas. Beberapa pemeriksaan yang direkomendasikan adalah:
-
Pemeriksaan tinja, setiap 1 tahun.
-
Kolonoskopi, setiap 10 tahun.
-
CT scan perut, setiap 5 tahun.
Pemeriksaan tersebut dapat mendeteksi adanya darah di dalam tinja, atau polip di usus yang dapat berkembang menjadi kanker usus besar.
Baca Juga: Lansia Lebih Rawan Kena Kanker Usus
Lantas, Apa Sih Penyebab Kanker Usus Besar?
Hingga kini, para peneliti belum menemukan penyebab pasti penyakit ini. Namun, beberapa hal diduga dapat menyebabkan penyakit ini muncul. Misalnya, pola makan yang salah (terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak dan protein, serta rendah serat), obesitas (kegemukan), serta memiliki kebiasaan merokok.
Seseorang yang pernah terkena kanker usus besar, berasal dari keluarga yang memiliki riwayat kanker usus besar, pernah memiliki polip di usus, usia yang sudah lanjut, pernah melakukan radioterapi di area perut, jarang melakukan aktivitas fisik, sering terpapar bahan pengawet makanan maupun pewarna yang bukan untuk makanan juga rentan alami penyakit ini.
Kiat Mencegah Kanker Usus Besar
Ada beberapa cara yang bisa kamu coba untuk mencegah ataumemperkecil risiko terkena penyakit ini, yaitu di antaranya:
-
Olahraga secara rutin;
-
Mengonsumsi makanan yang kaya serat, misalnya buah-buahan;
-
Menjaga berat badan ideal;
-
Berhenti merokok;
-
Mengurangi atau menghindari minuman beralkohol.
Selain itu, agar kanker usus besar bisa dideteksi sedini mungkin, pemeriksaan melalui skrining juga perlu dilakukan. Metode pemeriksaan ini dianjurkan, khususnya bagi orang yang memiliki keluarga dengan riwayat kanker usus besar, serta orang berusia 50 tahun ke atas.
Baca Juga: Jangan Diabaikan, Kanker Usus Besar Juga Mengintai Anak
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan