Begini Proses Kehamilan dengan Bayi Tabung
Halodoc, Jakarta – Bagi pasangan suami istri yang sulit mendapat momongan, jangan berkecil hati dulu. Sekarang ini sudah ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mendapatkan anak. Salah satunya adalah dengan metode bayi tabung. Bayi tabung juga dikenal dengan istilah in vitro fertilization. In vitro adalah bahasa latin yang artinya “dalam gelas atau tabung, dan fertilization artinya pembuahan. Sehingga, secara sederhana, bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar rahim ibu. Namun sebelum mencoba, ada baiknya kamu tahu proses kehamilan dengan bayi tabung berikut ini.
Bayi tabung sering menjadi pilihan banyak pasangan yang memiliki masalah dengan kesuburan dan sudah mencoba berbagai cara untuk mengatasinya seperti mengonsumsi obat-obatan, operasi, atau inseminasi buatan, namun masih belum berhasil. Baca juga: Belum Punya Anak, Periksa Kesuburan dengan Cara Ini. Bila pada kehamilan normal, proses pembuahan terjadi di dalam tubuh, pada kehamilan dengan bayi tabung, kamu perlu menjalani beberapa prosedur tertentu.
Persiapan yang Perlu Dilakukan Wanita
Sebelum menjalani program bayi tabung, penting bagi kamu untuk mengetahui siklus menstruasinya. Kamu juga disarankan untuk meminum pil kontrasepsi sebelum melakukan metode kehamilan ini, karena pil kontrasepsi terbukti dapat meningkatkan tingkat keberhasilan program bayi tabung dan menurunkan risiko terjadinya sindrom hiperstimulasi ovarium dan kista ovarium. Namun, tidak semua dokter merekomendasikan pil kontrasepsi.
Setelah terjadi ovulasi, yaitu kondisi dimana ovarium melepaskan sel telur, dokter biasanya akan menyuntikkan kamu obat antagonis GnRH seperti Ganirelix atau agonis GnRH seperti Lupron. Obat ini bertujuan agar dokter dapat mengontrol penuh siklus ovulasi kamu saat program tabung bayi dimulai.
Namun, bila kamu belum mengalami ovulasi, dokter kandungan mungkin akan memberikan kamu obat progesteron seperti Provera. Enam hari atau seminggu setelah kamu meminum pil Provera, barulah dokter akan memberikan obat antagonis dan agonis tadi.
Baca juga: Ini Tanda Wanita Sedang Dalam Masa Subur
Proses Bayi Tabung
Pertama-tama, tubuhmu akan dirangsang dengan cara menyuntikkan obat hormon agar bisa memproduksi beberapa sel telur sekaligus. Secara alami, wanita hanya memiliki satu sel telur. Namun untuk program bayi tabung, dibutuhkan lebih dari satu sel telur untuk memperoleh embrio.
Kemudian, kamu akan menjalani dua macam pengujian, yaitu tes darah dan USG untuk menentukan kesiapan pengambilan sel telur. Sebelum pengujian ini, kamu akan diberikan suntikan yang bermanfaat untuk membantu mematangkan sel telur yang berkembang dan memulai proses ovulasi.
Selanjutnya, prosedur pengambilan sel telur akan dilakukan. Dokter akan mencari folikel (cairan berisi sel telur di indung telur) dalam rahim melalui USG untuk melihat apakah sel telur sudah cukup matang untuk ‘dipanen’.Kemudian sel telur akan diambil dengan menggunakan jarum khusus yang memiliki rongga. Prosedur ini biasanya memakan waktu selama 30 menit hingga satu jam. Agar tidak sakit, kamu akan diberikan obat pereda nyeri, atau obat penenang ringan hingga dibius total sebelum prosedur tersebut dilakukan.
Sel telur yang sudah diambil akan segera dipertemukan dengan sperma pasangan, yang harus diambil pada hari yang sama. Kemudian, keduanya disimpan di dalam klinik untuk memastikan perkembangannya berjalan maksimal.
Setelah embrio yang terbentuk dari hasil pembuahan sel telur dan sperma dianggap cukup matang, maka embrio akan dimasukkan ke dalam rahim dengan menggunakan semacam tabung penyalur yang disebut kateter ke dalam Miss V hingga sampai ke dalam rahim. Agar kemungkinan untuk hamil semakin besar, tiga embrio umumnya dimasukkan sekaligus. Dua minggu setelah embrio dimasukkan ke dalam rahim, kamu akan diminta untuk melakukan tes kehamilan.
Baca juga: Lakukan Ini Agar Cepat Hamil
Risiko Bayi Tabung
Namun demikian, setiap prosedur medis memiliki risikonya masing-masing, tidak terkecuali bayi tabung. Ketika prosedur bayi tabung sedang dilakukan, mungkin saja terjadi infeksi, pendarahan, atau menyebabkan usus atau organ lain menjadi rusak. Selain itu, obat-obatan yang digunakan untuk menstimulasi ovarium juga berisiko menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovarium, yaitu kondisi dimana ovarium bereaksi berlebihan terhadap obat dan menghasilkan terlalu banyak folikel.
Proses bayi tabung pun juga bisa berjalan sesuai dan menyebabkan risiko berikut:
- Bayi lahir prematur dengan berat badan rendah,
- Kehamilan kembar, bila embrio yang ditanamkan lebih dari satu,
- Kehamilan di luar rahim,
- Bayi lahir dengan cacat fisik,
- Keguguran.
Jadi, pertimbangkan lah dengan sebaik-baiknya bila ingin mendapatkan kehamilan dengan metode bayi tabung. Kalau kamu ingin tahu lebih jauh seputar bayi tabung, tanyakan saja pada ahlinya lewat aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan