Begini Diagnosis Atresia Ani pada Bayi dalam Kandungan
Halodoc, Jakarta - Bayi mungkin saja lahir dengan beberapa kelainan yang mungkin ringan hingga berat. Salah satu gangguan yang dapat terjadi pada bayi adalah atresia ani. Kelainan ini berhubungan dengan saluran pencernaan yang membuat si Kecil tidak dapat membuang kotoran dengan benar. Maka dari itu, diagnosis dari atresia ani sangat penting untuk dilakukan sejak di dalam kandungan agar masalahnya lebih cepat teratasi. Untuk lebih lengkapnya, baca ulasan ini!
Cara Diagnosis Atresia Ani pada Bayi di Dalam Kandungan
Mungkin istilah atresia ani masih jarang terdengar di telinga. Atresia ani merupakan salah satu jenis cacat lahir yang terjadi saat usia kehamilan mencapai 5–7 minggu. Kondisi ini membuat perkembangan bentuk bagian akhir usus besar (rektum) sampai lubang anus menjadi tidak sempurna. Saat terjadi, lubang anus, rektum, dan saraf yang berguna untuk memberitahu waktunya untuk "buang air besar" tidak berkembang dengan baik, serta mencegah anak untuk memiliki gerakan usus yang normal.
Baca juga: Cegah Atresia Ani dengan 4 Cara Ini
Atresia ani bisa terjadi pada 1 dari 5000 bayi, dan merupakan kondisi serius yang membutuhkan penanganan operasi segera. Beberapa bentuk dari atresia ani, antara lain:
- Tidak terhubungnya rektum dengan usus besar.
- Menyempit atau tertutupnya lubang anus.
- Terbentuknya fistula, atau saluran yang menghubungkan rektum dengan kandung kemih, pangkal Mr. P, Miss. V, dan uretra.
- Atresia ani merupakan kondisi yang biasanya terjadi pada bayi. Namun sayangnya, belum diketahui secara pasti penyebab atresia ani pada bayi. Gejala umum yang terjadi pada bayi pengidap kondisi ini, antara lain:
- Bayi memiliki perut yang membengkak.
- Bayi tidak memiliki lubang anus.
- Bayi tidak mengeluarkan feses dalam 24–48 jam pertama setelah lahir.
- Bayi memiliki sambungan yang tidak normal atau fistula, antara rektum dengan sistem reproduksi atau saluran urinari.
- Feses keluar dari Miss. V, uretra, pangkal Mr. P, atau skrotum.
- Bayi memiliki lubang anus di tempat yang salah, misalnya terlalu dekat dengan Miss. V.
- Adanya selaput yang menutupi lubang anus.
- Usus tidak tersambung dengan anus.
Baca juga: 2 Prosedur Medis pada Bayi dengan Atresia Ani
Pada bayi normal, lubang anus, saluran kemih, dan kelamin pada janin terbentuk pada usia kehamilan 8 minggu, melalui proses pembelahan dan pemisahan dinding-dinding pencernaan pada janin. Nah, gangguan pada masa perkembangan inilah yang akan menyebabkan atresia ani. Kondisi ini mungkin diakibatkan oleh cacat pada genetika.
Lalu, bagaimana cara untuk diagnosis atresia ani?
Diagnosis biasanya dilakukan sebelum persalinan. USG digunakan untuk melihat adanya tanda penyumbatan pada sistem pencernaan pada bayi, serta kelainan lainnya. Jika ditemukan terlalu banyak cairan ketuban pada rahim ibu, hal ini menjadi pertanda kondisi atresia ani pada bayi. Namun, atresia ani umumnya diketahui saat pemeriksaan fisik ketika bayi yang baru lahir.
Kondisi ini merupakan kelainan kongenital atau bawaan pada bayi saat perkembangan fisik bayi di dalam janin. Beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis adanya atresia ani pada bayi dalam kandungan, antara lain:
- X-ray dilakukan untuk mendeteksi kelainan tulang pada tulang belakang.
- Spinal ultrasound dilakukan untuk mendeteksi kelainan pada tulang belakang.
- Echocardiogram digunakan untuk mendeteksi kelainan jantung.
- MRI digunakan untuk mendeteksi cacat pada kerongkongan.
Bayi yang terlahir dengan mengidap atresia ani sering kali memiliki kelainan bawaan lainnya, meliputi:
- Cacat pada kerongkongan.
- Cacat pada lengan atau paha.
- Cacat pada batang tenggorok.
- Cacat pada ginjal atau saluran urinari.
- Cacat pada jantung kongenital.
- Kelainan pada tulang belakang.
- Sindrom Down.
- Duodenal atresia, yaitu perkembangan yang tidak sempurna pada bagian pertama dari usus kecil.
Baca juga: Atresia Ani dalam Kandungan, Ibu Harus Apa?
Itulah beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis atresia ani pada bayi yang masih berada di dalam kandungan. Untuk memastikan janin yang berada di dalam rahim tetap sehat, ibu perlu melakukan pemeriksaan rutin setiap bulannya. Semakin dini diagnosis dipastikan, maka semakin cepat juga ahli medis menentukan pengobatan yang paling tepat untuk dilakukan.
Ibu juga dapat melakukan pemesanan untuk pemeriksaan kandungan pada beberapa rumah sakit yang bekerja sama dengan Halodoc. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, segala kemudahan dalam akses kesehatan, seperti interaksi dengan dokter, mengatur janji temu dengan dokter di rumah sakit, hingga pembelian obat dapat dilakukan. Maka dari itu, segera unduh aplikasinya untuk menikmati segala kemudahan ini!