Begini Cara Menumbuhkan Empati pada Anak
Halodoc, Jakarta – Menumbuhkan empati pada anak adalah hal yang sebenarnya penting, tetapi sering terlupakan. Kebanyakan orangtua lebih fokus dalam perkembangan fisik dan kecerdasan anak semata. Padahal, kemampuan mental dan emosi Si Kecil juga penting untuk diperhatikan. Anak yang memiliki bekal empati disebut akan memiliki kemampuan untuk menempatkan diri, memahami perasaan orang lain, serta mengontrol emosi dengan baik.
Menumbuhkan dan melatih empati anak sebenarnya bukan hal yang sulit, ayah dan ibu bisa memulainya melalui hal-hal yang sederhana. Melatih empati anak bisa dilakukan sejak dini, bahkan sejak berusia 5 tahun. Pada usia tersebut, anak umumnya sudah bisa mengenali dan menyatakan perasaan. Namun secara umum, anak-anak baru akan memahami konsep empati pada usia 8 hingga 10 tahun.
Baca juga: Pentingnya Tanam Empati pada Anak untuk Cegah Bullying
Tips Sederhana untuk Melatih Empati
Secara bahasa, empati memiliki arti keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Sederhananya, empati bisa membuat anak mengerti perasaan orang lain dan tahu bagaimana cara menempatkan diri dalam pergaulan atau lingkungan sekitar.
Empati membutuhkan pengelolaan emosi diri sendiri, sehingga penting untuk mengajarkan anak mengenali emosi yang dirasakannya. Ibu bisa menstimulasi anak dengan membiasakan mengajaknya bercerita dan menyampaikan perasaan setiap hari. Tanyakan apa saja yang ia alami, apa alasan Si Kecil merasa sedih, serta tunjukkan bagaimana cara untuk peduli pada sesama.
Ada tips yang bisa diterapkan untuk menumbuhkan empati anak, di antaranya:
- Jadi Contoh
Anak adalah pencontoh yang baik. Ungkapan itu memang benar adanya. Maka dari itu, ayah dan ibu bisa mengajarkan Si Kecil tentang empati dengan memberi contoh. Melatih empati anak bisa dilakukan dengan cara menunjukkan perilaku baik yang pernah dilakukan orang lain untuknya. Dengan begitu, anak bisa mengenali tipe perlakuan dan apa pengaruhnya terhadap emosional seseorang.
Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan saat Remaja Memberontak?
- Bermain Peran
Sesekali, ayah bisa mengajak anak untuk bermain peran, yaitu coba memposisikan diri sebagai orang lain. Kemudian, ceritakan pada anak sebuah contoh atau perlakuan, dan minta ia merasakan hal tersebut sebagai orang yang sedang ia perankan.
- Kenalkan Konsep Kesopanan
Satu hal yang pasti, anak yang mengerti apa itu sopan santun cenderung memiliki empati yang baik pula. Dalam hal ini, orangtua berperan untuk memberi pemahaman tentang konsep kesopanan, dan mengapa penting untuk menghargai orang lain. Ibu dan ayah juga bisa membiasakan anak untuk mengucapkan kata “tolong” saat meminta bantuan dan “terima kasih” saat mendapat bantuan. Jangan lupa juga untuk mengajarkan anak meminta maaf jika ia melakukan kesalahan.
- Berikan Pujian
Setelah melewati “pelajaran” dan anak mulai terbiasa menerapkan empati, jangan lupa untuk memberinya pujian. Selain itu, ayah dan ibu juga bisa memberi contoh dengan memberi pujian pada hal baik yang ada di lingkungan sekitar. Dengan begitu, anak akan memahami bahwa perbuatan baik adalah tindakan yang terpuji. Selain itu, rasa senang yang dia dapat saat mendapat pujian juga akan membuatnya terbiasa untuk selalu berterima kasih, bahkan memuji hal baik yang dilakukan orang lain padanya.
Baca juga: Ini Cara Tepat Mengajarkan Anak Lebih Peduli dengan Orang Lain
Anak sakit dan butuh saran dokter segera? Pakai aplikasi Halodoc saja. Ibu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!