Begini Cara Diagnosis untuk Deteksi Krisis Tiroid
Halodoc, Jakarta – Krisis tiroid adalah komplikasi yang muncul akibat tingginya kadar hormon tiroid dalam darah (hipertiroidisme). Kondisi ini tergolong serius dan perlu mendapat penanganan agar tidak berakibat fatal. Pasalnya, pelepasan hormon tiroid secara berlebihan bisa memicu kegagalan fungsi sejumlah organ tubuh.
Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui tentang Kelenjar Tiroid
Mengenal Gejala Krisis Tiroid
Kamu perlu bicara pada dokter jika mengalami gejala berikut:
-
Demam tinggi (lebih dari 38,5 derajat Celcius).
-
Berkeringat terus pada malam hari.
-
Gugup, gelisah, dan bingung.
-
Tremor atau gemetar.
-
Otot melemah, terutama di lengan atas atau paha.
-
Diare.
-
Sesak napas.
-
Nyeri perut.
-
Muntah.
-
Detak jantung cepat (takikardi).
-
Penurunan kesadaran.
Gejala tersebut perlu diwaspadai, karena bisa menjadi tanda terjadinya krisis tiroid. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko krisis tiroid, antara lain: kerusakan kelenjar tiroid, tidak konsumsi obat hipertiroidisme sesuai anjuran dokter, kehamilan, serta mengidap penyakit stroke, gagal jantung, ketoasidosis diabetik, dan emboli paru.
Baca Juga: Kenali 5 Penyakit yang Mengintai Kelenjar Tiroid
Cara Diagnosis Krisis Tiroid
Krisis tiroid termasuk kondisi darurat, sehingga perlu mendapat diagnosis dan pengobatan segera untuk mencegah hal yang tidak diharapkan. Krisis tiroid diawali pemeriksaan fisik. Jika dokter mencurigai adanya tanda krisis tiroid, dilakukan pengobatan tanpa harus menunggu pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan darah diperlukan bagi pengidap yang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami hipertiroidisme. Berikut pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan untuk diagnosis krisis tiroid:
-
Tes hitung darah lengkap untuk mendeteksi adanya infeksi lain di dalam tubuh.
-
Pengukuran kadar gas dan elektrolit di dalam darah.
-
Pengukuran kadar kalsium.
-
Pemeriksaan kadar hormon tiroid dan hormon yang bertugas untuk menstimulasi kerja kelenjar tiroid (TSH). Pengidap tiroid umumnya memiliki kadar hormon tiroid lebih tinggi dibanding normal, sementara TSH lebih rendah.
Selain tes darah, pemeriksaan penunjang juga diperlukan untuk menetapkan diagnosis. Di antaranya adalah tes urine, foto rontgen dada untuk melihat pembesaran jantung dan penumpukan cairan, elektrokardiografi untuk mendeteksi adanya gangguan irama jantung, serta CT scan kepala untuk melihat kondisi saraf.
Pilihan Pengobatan Krisis Tiroid
Setelah diagnosis ditetapkan, pengidap krisis tiroid perlu mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Tujuannya untuk mengatasi produksi dan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan, serta mengatasi penurunan fungsi organ. Penanganan lainnya adalah pemberian obat antitiroid, cairan lugol, obat pengatur irama jantung, dan kortikosteroid.
Apabila pengidap mengalami sesak napas, dokter memberikan oksigen tambahan. Sedangkan untuk gejala demam yang muncul, diberikan obat penurun panas seperti paracetamol. Biasanya, pengidap mulai membaik 1-3 hari pasca pengobatan. Jika tidak kunjung membaik, diperlukan tindakan operasi untuk mengangkat kelenjar tiroid.
Baca Juga: Inilah 4 Komplikasi Penyakit Graves yang Pengaruhi Tiroid
Itulah cara diagnosis krisis tiroid yang perlu diketahui. Kalau kamu punya keluhan pada kelenjar tiroid, jangan ragu berbicara dengan dokter ahli. Tanpa harus antre, sekarang kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan di sini. Kamu juga bisa tanya jawab sama dokter dengan download aplikasi Halodoc via fitur Tanya Dokter.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan