Bayi Terlahir Prematur Rentan Terkena Infeksi Streptococcus
Halodoc, Jakarta - Bakteri streptococcus memiliki berbagai macam jenis serta cara untuk menginfeksi manusia. Mulai dari sentuhan, luka terbuka, udara, dan cairan tubuh, hingga penularan yang terjadi saat proses melahirkan. Infeksi streptococcus dibedakan menjadi grup A, B, C, dan G. Masing-masing memiliki cirinya tersendiri yang berkaitan dengan kemampuan menyebabkan infeksi.
Infeksi streptococcus yang rentan dialami oleh bayi yang terlahir prematur adalah grup B (strep B) yang umumnya tidak terlalu berbahaya. Meskipun begitu, tetap bisa menimbulkan masalah kesehatan pada kelompok dengan daya tahan tubuh yang rentan. Strep B banyak ditemukan pada saluran cerna dan Miss V. Infeksi strep B termasuk langka dan biasanya berbahaya terhadap kondisi kehamilan dan pada bayi baru lahir, termasuk bayi prematur.
Infeksi streptococcus bukan merupakan penyakit menular seksual. Meski bagi orang dewasa yang sehat bakteri ini tidak berbahaya, sayangnya bagi bayi baru lahir apalagi bayi prematur bisa menyebabkan sakit parah. Dalam skenario terburuk, bayi dapat meninggal.
Baca juga: Waspada Gejala Campak pada Bayi
Pada kronologisnya, strep B merupakan bakteri yang umum berada di dalam tubuh, sehingga memungkinkan terjadinya penularan pada bayi saat hamil. Meskipun begitu, risiko infeksi cenderung kecil. Hanya 1 di antara 2.000 kasus paparan pada kandungan yang menyebabkan infeksi strep B pada bayi. Bahkan strep B pada kehamilan dapat menyebabkan keguguran dan lahir mati. Namun, hal ini sangat jarang terjadi.
Infeksi pada Bayi
Bayi baru lahir apalagi terlahir prematur memiliki daya tahan yang sangat lemah, paparan strep B dapat dengan mudah menyebabkan infeksi serius seperti meningitis dan pneumonia. Gejala infeksi strep B dapat berupa demam, tidak dapat menyusui, muntah, dan kehilangan kesadaran.
Dalam jangka panjang, risiko infeksi tersebut dapat menyebabkan bayi tumbuh dengan gangguan panca indra dan gangguan fungsi otak, seperti kesulitan berpikir dan berkonsentrasi. Sementara itu, dalam pencegahannya, diketahui faktor risiko seperti adanya riwayat infeksi strep B pada ibu hamil dan pencegahan penyakit dengan penggunaan antibiotik saat proses melahirkan.
Baca juga: Inilah Makna Dengkuran Bayi
Bayi yang terinfeksi oleh bakteri streptococcus grup B selama proses persalinan bisa menjadi kritis. Infeksi yang terjadi biasanya dalam dua bentuk:
-
Bayi dengan Streptococcus B yang Terdeteksi Lebih Awal
Bayi yang terinfeksi sejak awal akan mulai sakit dalam waktu satu minggu setelah lahir. Beberapa tanda dan gejalanya antara lain:
- Sepsis, pneumonia, dan meningitis merupakan komplikasi yang paling umum.
- Masalah pernapasan.
- Ketidakstabilan tekanan darah dan jantung.
- Masalah gastrointestinal dan ginjal.
-
Bayi dengan Streptococcus B yang Muncul Terlambat
Bayi yang terinfeksi lebih lambat mulai mengalami gejala ini sejak satu minggu hingga beberapa bulan setelah kelahiran. Gejala minor yang muncul adalah:
- Sulit bernapas.
- Demam.
- Kesulitan saat menyusu.
- Mudah marah.
Baca juga: 5 Dampak Negatif Jika Bayi Tidak Imunisasi
Tentu tidak ada ibu hamil yang menginginkan bayinya terinfeksi streptococcus B. Itulah sebabnya pemeriksaan rutin sangat penting bagi ibu hamil. Tes dilakukan dengan mengambil sampel cairan dari Miss V dan rektum antara minggu ke-35 hingga ke-37 kehamilan. Setelah itu, kamu akan mendapatkan hasil lab dalam 24-48 jam.
Untuk menghindari bahaya streptococcus B pada bayi, antibiotik intravena harus diberikan melalui infus selama persalinan. Infus ini akan mengurangi kemungkinan bayi menjadi sakit. Ibu juga dianjurkan untuk menggunakan antibiotik sejak awal persalinan dan setiap empat jam selama kontraksi hingga bayi lahir.
Kemungkinan terinfeksi bakteri streptococcus masih bisa terjadi pada persalinan caesar. Jika kontraksi belum dimulai atau air ketuban belum pecah, kamu tidak membutuhkan perawatan untuk mengatasi streptococcus selama operasi caesar. Namun, jika ketuban sudah terlanjur pecah, kamu harus mendapatkan penanganan streptococcus saat operasi caesar.
Kamu perlu selalu berdiskusi dengan dokter melalui aplikasi Halodoc selama kehamilan jika mengalami gejala penyakit yang tidak kamu kenal. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.