Batuk Berdahak Hijau, Hati-Hati Gejala Pneumonia Aspirasi
Halodoc, Jakarta – Pneumonia aspirasi terjadi ketika isi lambung atau air liur masuk kedalam sistem pernafasan dan paru-paru. Makanan yang sudah masuk ke dalam lambung dan kembali lagi ke kerongkongan, kemudian masuk ke saluran pernafasan juga bisa menyebabkan kondisi ini. Oleh karena itu, kondisi ini perlu ditangani segera karena bakteri berisiko memengaruhi paru-paru pengidap.
Baca Juga: Stan Lee Meninggal Dunia karena Pneumonia, Ini 7 Hal yang Perlu Diketahui
Seseorang dapat mengidap dan mengembangkan pneumonia jika makanan atau minuman masuk ke jalur yang salah. Kondisi ini bisa terjadi bahkan jika seseorang dapat menelan dengan normal dan melakukan refleks muntah. Biasanya, kondisi seperti itu bisa dicegah dengan batuk. Namun, seseorang yang memiliki gangguan batuk mungkin tidak dapat melakukannya. Gejala umum dari pneumonia aspirasi, yakni:
-
Sakit dada
-
Sesak napas
-
Mengi
-
Kelelahan
-
Kulit membiru
-
Batuk yang menghasilkan dahak hijau, darah, ataupun bau busuk
-
Kesulitan menelan
-
Keringat berlebih
-
Demam lebih dari 38 derajat Celsius.
Siapa pun yang menunjukkan gejala-gejala ini harus segera mendapatkan perawatan medis segera, terlebih jika kondisi ini dialami oleh anak-anak di bawah usia 2 tahun atau lansia yang berusia di atas 65 tahun. Adapun beberapa kondisi medis atau perilaku tertentu yang meningkatkan peluang terjadinya pneumonia aspirasi, seperti:
-
Pengidap disfungsi kerongkongan
-
Menggunakan pelemas otot, obat penenang, ataupun anestesi
-
Konsumsi alkohol atau narkoba
-
Tidak memerhatikan kesehatan gigi dan mulut
-
Mengidap gangguan neurologis
-
Mengidap kanker tenggorokan
-
Pengidap stroke
-
Kejang
-
Serangan jantung
-
Mengalami koma
-
Mengidap GERD
-
Gangguan yang merusak kondisi mental, seperti demensia
Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Penyakit Paru-Paru Basah pada Anak
Bagaimana Cara Mendiagnosis Pneumonia Aspirasi ?
Pneumonia aspirasi adalah kondisi yang memerlukan perawatan segera. Oleh sebab itu, untuk mendiagnosis kondisi ini memerlukan bantuan dari dokter. Dokter akan mencari tanda-tanda pneumonia melalui pemeriksaan fisik, seperti penurunan aliran udara, seberapa cepat detak jantung, dan bunyi berderak di paru-paru. Dokter mungkin perlu bantuan serangkaian tes untuk menegakkan diagnosis. Rangkaian tes yang bisa dilakukan dapat meliputi:
-
Rontgen dada
-
Kultur Sputum
-
Pemeriksaan darah lengkap
-
Analisis gas darah
-
bronkoskopi
-
CT Scan daerah dada
-
kultur darah
Pengobatan Pneumonia Aspirasi
Pengobatan tergantung pada tingkat keparahan pneumonia aspirasi yang diidap. Hasil dan lamanya perawatan tergantung pada kondisi kesehatan dan jenis perawatan yang diperoleh. Mengobati pneumonia berat mungkin memerlukan rawat inap. Karena penyakit ini berhubungan dengan bakteri, maka obat-obatan yang diberikan adalah antibiotik. Pastikan tetap disiplin meminum antibiotik selama jangka waktu yang telah diresepkan dokter. Periode ini dapat bervariasi dari 1–2 minggu.
Pengidap juga mungkin memerlukan perawatan suportif jika pneumonia aspirasi menyebabkan masalah pernapasan. Perawatan termasuk oksigen tambahan, steroid, atau bantuan dari mesin pernapasan. Pembedahan juga mungkin dilakukan apabila pneumonia aspirasi sudah menimbulkan masalah tertentu. Misalnya, pengidap mungkin mendapatkan pembedahan untuk selang makanan jika memiliki masalah menelan dan tidak menanggapi pengobatan yang telah dijalani.
Baca Juga: Baru Usia 20 Hari, Radang Paru Sudah Mengincar Bayi Mungil Ini
Itulah informasi terkait pneumonia aspirasi yang perlu diketahui. Punya pertanyaan lain seputar pneumonia aspirasi? Bicara saja dengan dokter Halodoc untuk mengetahuinya lebih mendalam. Tinggal klik Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan