Banyak Makan Timun Bisa Bantu Turunkan Darah Tinggi?
Halodoc, Jakarta - Menurunkan tekanan darah tinggi sebenarnya tak harus melulu lewat obat-obatan medis. Ternyata, mentimun juga bisa dimanfaatkan untuk mengatasi kondisi ini. Mentimun bisa diolah menjadi jus atau es mentimun untuk membantu menurunkan tekanan darah. Kira-kira apa hubungannya mentimun dan hipertensi?
Ternyata, mentimun banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh pengidap hipertensi. Penasaran bagaimana cara kerja mentimun untuk menurunkan tekanan darah? Simak ulasannya di bawah ini.
Baca juga: Tekanan Darah Tinggi Membahayakan Kesehatan, Ini Buktinya
Karena Keistimewaan KaliumSalah satu faktor penyebab tekanan darah tinggi, yaitu terlalu banyaknya asupan garam (natrium) dan terlalu sedikit kalium dalam makanan kita. Hati-hati, kadar garam yang berlebihan bisa mengikat banyak air. Kondisi inilah yang bisa membuat volume darah meningkat.
Lalu, apa hubungannya dengan mentimun? Di dalam mentimun banyak terkandung kalium. Zat ini merupakan elektrolit yang membantu mengatur jumlah natrium (kandungan dalam garam) yang ditahan oleh ginjal. Dengan kata lain, kalium bertanggung jawab atas terkontrolnya tekanan darah seseorang.
Tak hanya itu saja, mentimun juga kaya vitamin C, kalium, dan antioksidan, seperti karotenoid dan tokoferol. Nutrisi-nutrisi ini dibutuhkan tubuh untuk mengontrol atau menurunkan tekanan darah.
Selain itu, ada pula studi menarik yang bisa kita simak mengenai mentimun dan tekanan darah tinggi. Studinya datang dari Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga. Riset ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jus mentimun pada regulasi tekanan darah. Lantas, bagaimana dengan hasilnya?
Ternyata, konsumsi jus mentimun memiliki efek pada regulasi tekanan darah pada hipertensi esensial. Untuk memanfaat mentimun, jus mentimun harus diberikan dalam dosis terbaik yang dapat mengurangi tingkat tekanan darah. Porsinya sebanyak 2x200 g/hari untuk pengobatan dan mengatur tingkat tekanan darah. Namun, studi lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Baca juga: 7 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Pengidap Hipertensi
Awas, Diam-Diam Membunuh
Menurut penelitian dalam American Heart Association, kini makin banyak saja orang sehat yang mengidap hipertensi tanpa menyadarinya. Nah, para ahli menyebut keadaan ini sebagai hipertensi bertopeng. Sesuai namanya, saat seseorang diperiksa hasil tekanan darahnya oleh dokter, ia mungkin memiliki tekanan darah yang stabil.
Namun, di lain waktu tekanan darahnya bisa meroket, misalnya pada malam hari. Menariknya, risiko hipertensi yang enggak terdeteksi ini sering dialami oleh orang-orang muda, terutama pria.
Berbicara gejala hipertensi, sama artinya membicarakan sederet keluhan. Hal yang perlu digarisbawahi, kebanyakan orang tak menyadari kalau dirinya mengidap hipertensi. Kondisi ini baru diketahui ketika mereka melakukan pemeriksaan tekanan darah di fasilitas kesehatan.
Baca juga: Atasi Tekanan Darah Tinggi dengan 5 Buah Ini
Nah, kondisi inilah yang membuat pakar-pakar di WHO menyebut darah tinggi sebagai “silent killer”. Lantas, seperti apa sih gejala hipertensi yang umumnya dialami pengidapnya?
Dalam kebanyakan kasus, pengidap hipertensi akan mengalami sakit kepala, terutama di pagi hari. Namun, gejala hipertensi tak cuma itu saja. Berikut penjelasan menurut ahli di WHO dan National Institutes of Health - MedlinePlus.
- Mual dan muntah.
- Kebingungan.
- Pandangan menjadi kabur (masalah penglihatan).
- Mimisan.
- Nyeri dada.
- Telinga berdengung.
- Kelelahan.
- Irama jantung yang tidak teratur.
- Kecemasan.
- Tremor otot.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!