Bahaya Sakit Kepala karena Stres Bekerja
Halodoc, Jakarta - Melakukan pekerjaan setiap harinya dapat membuat kamu rentan mengalami stres. Sebaiknya jangan sepelekan efek stres bekerja yang bisa membahayakan kesehatan tubuh. Efek stres yang paling sering dialami saat bekerja adalah sakit kepala. Kamu yang mengalaminya mungkin sering mengabaikannya, padahal banyak bahaya yang muncul dari sakit kepala akibat stres bekerja, lho!
Gejala stres dapat memengaruhi tubuh, pikiran, perasaan, perilaku, hingga sakit kepala yang tidak berkesudahan. Sakit kepala yang tidak terkendali akibat stres bekerja menimbulkan bahaya pada berbagai masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, obesitas dan diabetes. Masalah-masalah tersebut ditimbulkan sebagai komplikasi gangguan berikut:
1. Anxiety
Gangguan kecemasan atau anxiety menggambarkan sekelompok penyakit seperti gangguan kecemasan umum, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan panik, gangguan stres pasca trauma, dan fobia. Ketika kamu mengalami gangguan kecemasan yang berasal dari sakit kepala yang dialami, biasanya kamu mengalami gejala seperti:
-
Kekhawatiran yang tidak realistis atau berlebihan;
-
Reaksi terkejut berlebihan;
-
Gangguan tidur;
-
Kelelahan;
-
Mulut kering;
-
Muncul benjol di tenggorokan;
-
Gemetaran;
-
Berkeringat;
-
Detak jantung berdebar kencang.
Di tempat kerja, gejala-gejala ini dapat diterjemahkan menjadi kesulitan bekerja dengan rekan kerja, klien, sulit berkonsentrasi, terlalu sibuk memikirkan rasa takut, dan menolak tugas karena takut gagal.
Baca juga: Inilah 6 Faktor Pemicu Stres Bekerja
2. Overeating atau Undereating
Saat bergumul dengan sakit kepala akibat stres bekerja, kemungkinan kebiasaan makan kamu sering terabaikan. Beberapa orang makan berlebihan karena berpikir makanan dapat mengangkat mood. Namun, beberapa orang lainnya justru terlalu lelah untuk menyiapkan makanan akibat kehilangan selera makan. Untuk makan saja malas, apalagi mencari makanan sehat.
Seringkali orang terjebak pada siklus putus asa tentang pekerjaan, kehidupan, dan kebiasaan makan mereka yang buruk yang menyebabkan orang semakin tertekan. Untuk itu, penting untuk selalu terhubung dengan orang lain, teman ataupun keluarga supaya kamu tidak menjadi terlalu terisolasi dan bergumul dalam sakit kepala. Selain berbicara pada teman, kamu juga bisa berbicara pada dokter atau psikolog yang bisa kamu hubungi melalui aplikasi Halodoc.
Baca juga: 5 Tanda Anxiety Disorder yang Perlu Diketahui
3. Kelola Stres
Apabila kamu mengalami sakit kepala atau gejala stres lainnya, sebaiknya segera kelola stres dengan cara:
-
Berlatih teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam, meditasi, yoga, tai chi, atau pijat;
-
Menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman;
-
Sisihkan waktu untuk hobi, seperti membaca buku atau mendengarkan musik.
Strategi manajemen stres di atas bertujuan untuk menemukan cara aktif untuk mengelola stres yang dialami. Cara yang tidak aktif yang perlu dihindari untuk mengelola stres seperti menonton televisi, menjelajahi internet, atau bermain game. Kegiatan tersebut mungkin terlihat santai, tapi dapat meningkatkan stres dalam jangka panjang.
Pastikan juga kamu memiliki tidur yang cukup dan makan makanan yang sehat dan seimbang. Hindari konsumsi kafein dan alkohol.
Jika kamu masih tidak yakin dengan penyebab sakit kepala atau stres, dan masih mengalami gangguannya meski sudah menjalani manajemen stres, sebaiknya temui dokter. Penyedia layanan kesehatan mungkin lebih mengetahui penyebab lainnya. Pertimbangkan pula untuk menemui konselor atau terapis profesional untuk membantu kamu mengidentifikasi sumber-sumber stres dan cara menanganinya. Dapatkan pula pertolongan darurat segera jika kamu mengalami sakit kepala, nyeri dada, terutama juga jika mengalami sesak napas, sakit rahang atau punggung.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Stres Management
WebMD. Diakses pada 2019. Anxiety at Work: A Career Busting Condition
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan